The Probations

Hi Alterrans,

Kerjaan baru? kantor baru? masih trainee dong? Ya, hampir semua perusahaan menerapkan “probation period” atau “masa percobaan kerja” yang berlaku untuk karyawan baru. Alterra salah satunya. Tentu saja tujuannya adalah mengevaluasi kinerja dan performa karyawan baru tersebut.

Bagi para Alterrans baru, “probation period” akan terasa berat, perasaan seperti canggung, rendah diri, sulit beradaptasi, dan perasaan lainnya selalu mengikuti keseharian dalam proses melewati masa probation.

Untuk yang baru bergabung berikut tips-tips yang mungkin bisa mengurangi perasaan yang disebutkan di atas dan melancarkan proses masa percobaan kerja:

 

Tips melewati masa probation untuk karyawan baru

(Foto: Dok. Alterra)

1. Kepercayaan diri

Percaya diri itu harus, tanpa rasa percaya diri hanya akan menambah perasaan canggung, rendah diri dan pastinya membuat sulit beradaptasi. Untuk menambah rasa percaya diri bagi karyawan baru, ingatlah untuk menjadi karyawan di Alterra, kamu pastinya sudah lolos  tes yang diberikan oleh perusahaan.

Artinya kamu pun sudah sesuai dengan kualifikasi yang diberikan perusahaan untuk karyawan baru. Dan satu lagi, kamu sudah menjadi salah satu yang terpilih dan mungkin menyingkirkan kandidat-kandidat lain selama proses penerimaan karyawan.

2. Observasi

Kantor baru, kerjaan baru, teman kerja baru, dan suasana baru tentunya punya budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda. Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengobservasi detail-detail dari lingkungan baru tersebut, baik dari peraturan perusahaan, budaya kerja, hingga detail-detail kecil yang lain. Tentunya kamu tidak akan bisa beradaptasi dengan baik tanpa sebelumnya mengamati dan memerhatikan terlebih dahulu kan?

3. Adaptasi

Setelah observasi, hal yang dilakukan berikutnya adalah beradaptasi. Dengan perusahaan baru, kantor baru dan semuanya yang serba baru, beradaptasi tentunya lebih mudah membantu bagi kita, karyawan baru, untuk membaur dengan kolega-kolega baru.

Ingat kita yang masuk lingkungan baru, tentunya kita yang melakukan adaptasi, bukan para perusahaan atau senior atau teman kerja kita yang harus beradaptasi dengan kita. Mulailah dari hal terkecil, misalnya jadwal istirahat makan siang.

4. Make a  friend

Mempunyai teman akan selalu membantu, tentunya dalam hal ini adalah membantu kita untuk melewati dengan baik masa percobaan kerja. Sebagai karyawan baru kita sering kali tidak tahu mengenai budaya kerja yang telah ada sebelumnya. Dengan adanya teman, mungkin akan membantu proses adaptasi tersebut.

Teman juga akan mengingatkan ketika kamu melanggar peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis pada perusahaan tersebut. Dan tentunya, akan mengurangi rasa canggung yang kita alami ketika melewati proses adaptasi dengan lingkungan yang baru.

5. Ask & clarify

Jangan ragu untuk bertanya ketika kita tidak tahu. Daripada kita sok tahu, yang akhirnya justru jadi malu. Terutama dalam masalah pekerjaan, yang harus kita pastikan sebagai bahan utama review adalah bagaimana dalam semua tugas pekerjaan yang diberikan, kita mengetahui dengan jelas goal dan tujuannya.

Sehingga kita tidak keliru memahami task atau perkerjaan yang diberikan. Klarifikasikan kembali untuk memastikan semua benar.

Baca juga: Kerja Jarak Jauh? Asyik, Kok!

6. Make it done, make it well done.

Ketika masa percobaan kerja, maka task atau perkerjaan yang kita kerjakan adalah utama. Untuk itu pastikan kerjaan kita selesai tepat waktu, dan pastikan kerjaan itu dikerjakan dengan baik. Sehingga saat review hasil dari pekerjaan kita hasilnya memuaskan.

7. Be kind

Good attitude, selain masalah perkerjaan tentunya sikap kita adalah salah faktor utama keberhasilan kita dalam melewati masa percobaan kerja. Selain itu good attitude adalah cerminan diri kita sendiri. So be kind.

 

Semoga tips di atas bisa membantu para Alterrans yang baru bergabung untuk melalui masa probation dan mendapatkan hasil review yang memuaskan termasuk penulis. Saya adalah salah satu karyawan baru yang masih dalam masa probation. Jadi jika kamu ada tips-tips lain yang bisa membantu, boleh dibagikan dan pastinya tips tersebut juga akan bermanfaat bagi saya.

Rehat Dulu, Yuk!

Hello Alterrans!

Perkenalkan namaku Cinta, di Alterra aku bekerja sebagai Graphic Designer di divisi tim Product. Sebagai salah satu orang yang berperan dalam ‘mempercantik’ semua tampilan yang ada di Alterra, aku sering banget mengalami yang namanya designer’s block atau biasa dibilang buntu ide. Apa aja sih sebenarnya yang membuat kita jadi buntu ide? Banyaaak!

Dari kurang tidur, mood yang kurang bagus bahkan gara-gara kebanyakan kerja (yes, benar kok kamu tidak salah baca). Intinya adalah kita butuh rehat sejenak. Ada beberapa aktivitas yang biasa aku lakukan untuk me-refresh otak dan pikiran, pastinya juga membuat mood bekerja jadi lebih baik lagi. Baca artikel ini sampai habis ya!

Rehat bekerja
(Foto: Dok. Alterra)

 

  1. Ngopi dulu kuy!

Buat sebagian orang (dan buat aku tentunya hehe… ) ritual minum kopi adalah hal yang wajib dilakukan setiap hari. Tujuannya adalah untuk menangkal rasa-rasa mager. Nah, buat aku sendiri minum kopi bisa jadi salah satu cara yang ampuh buat mencari ide.

Ternyata, memang benar kopi bisa dijadikan teman andalan di saat kamu membutuhkan ide-ide cemerlang. Karena kafein yang terkandung pada kopi secara ilmiah dapat berfungsi untuk memacu kerja jantung lebih cepat, sehingga aliran darah yang menyuplai oksigen ke otak menjadi lebih lancar.

Thanks to Alterra, di kantor pusat Jakarta dan Malang sudah disediakan mesin kopi dan tentunya tidak ketinggalan berbagai macam jenis biji kopi yang bisa langsung dibuat sendiri sama para Alterrans.Kalau di Jambi, mesin kopi yang disediakan agak berbeda. Tapi enggak kalah praktis dan mudah kok!

  1. Kursi Pijat

Buat yang berdomisili di Jakarta (dan bertempat di Setiabudi Tengah), pasti pada tahu kalau ada kursi pijat elektrik yang ada di Escape Room lantai dua? Belom coba? Atau bahkan belum tahu? Ayo cobain!

Karena pijatan dari kursi pijat juga cukup ampuh bikin badan terasa lebih rileks sejenak dan mungkin bisa sekalian power nap. Cukup 15 menit menggunakan kursi pijat, badan pun terasa lebih ringan. Semangat kerja jadi balik lagi dengan mood yang sudah kembali baik. Dengan begitu, otomatis otak pun bisa bekerja kembali untuk memproduksi berbagai ide-ide menarik.

  1. Jalan-jalan

Yup! Benar jalan-jalan sebentar juga cukup ampuh buat menghilangkan mood yang kurang bagus. Dan tentunya selalu berhasil untuk menghilangkan rasa suntuk dan ngantuk. Apalagi sekarang warga Alterrans Jakarta dan Malang sudah difasilitasi dengan sepeda.

Jadi pada jam kritis sore-sore, badan dan pikiran sudah enggak kondusif untuk bekerja, kamu bisa banget nih buat jalan-jalan sebentar sambil cari jajanan cantik di sekitar kantor.

Eits, tapi selalu pastikan untuk mengembalikan sepedanya ke tempat semula ya. Sesimpel jalan ke minimarket terdekat juga bisa jadi pilihan. Malas keluar kantor? Bisa banget kok main sejenak ke Pantry atau ke Escape Room. Intinya bangun dari tempat duduk kamu dan pindah suasana sejenak.

 

Gimana? Tertarik buat nyoba tiga aktivitas di atas? Atau tiga aktivitas di atas sudah dilakukan namun masih belum bisa mengatasi badmood kamu? Mungkin kamu bisa gunakan jatah Work from Home (WFH) kamu dan kerja dari tempat lain.

Udah WFH masih suntuk juga? Wah… kayaknya kamu memang butuh liburan nih. Yuk, pergunakan jatah cuti kamu, segarkan pikiran sejenak agar semangat kerja kembali meningkat. Semoga saran di atas kedepannya bisa membantu kamu untuk membangkitkan mood dan mengatasi rasa suntuk di kantor ya!

Mau Jalan-Jalan? Simak 5 Tips Traveling Hemat Berikut Ini

Siapa sih yang enggak suka jalan-jalan? Traveling bisa jadi aktivitas healing yang manjur banget! Makanya banyak perusahaan yang menganjurkan karyawannya mengambil cuti untuk rehat sejenak. Jadi pekerja keras itu bagus, tapi kamu juga harus sadar akan kesehatan fisik dan mentalmu. Jangan sampai kamu justru menjadi sakit karena terlalu banyak bekerja. Semua itu harus seimbang.

Selain suka terhalang dengan hari cuti yang sudah habis, dari segi finansial juga harus kamu perhitungkan, nih. Tapi mendapatkan rasa puas dan kebahagiaan saat traveling itu tak harus mengeluarkan uang banyak. Kamu bisa banget untuk meminimalisir pengeluaran. Ada beberapa tips traveling hemat yang bisa kamu pada artikel ini. Simak sampai selesai ya!

 

Tips traveling hemat

(Foto: Pexels)
  1. Jangan bepergian saat musim liburan

Ketika kamu masih single tentu kamu bisa memilih waktu cuti kapan saja, asalkan tidak bertabrakan dengan dateline pekerjaan kantor. Bagi orang yang sudah bekeluarga, mungkin kamu harus menyesuaikan dengan hari libur sekolah, agar sang anak pun tetap bisa ikut.

Namun, kunci traveling hemat yang pertama ialah, jangan bepergian saat musim liburan. Musim liburan atau yang sering disebut juga sebagai high season, akan membuat semua harga penginapan hingga transportasi melonjak naik.

Pastikan untuk memilih tanggal low season. Selain itu, kamu pun dijamin akan lebih menikmati perjalanan. Karena biasanya tempat pariwisata pun akan lebih sepi jika dibandingkan saat high season.

  1. Lupakan hotel bintang lima, menginaplah di hostel

Tentu semua orang ingin menginap di hotel bintang lima, khususnya saat liburan. Tapi dengan pelayanan kelas satu, tentu dibarengi dengan harga yang tak murah.

Seiring berjalannya waktu, kini pun banyak hostel yang sudah memiliki pelayanan hotel berbintang. Bahkan hostel tersebut pun dilengkapi dengan desain interior yang menarik dan bahkan instagramable!

Jadi jauhkan pikiran bahwa hostel itu adalah tempat penginapan yang kurang layak ya. Kini banyak kok hostel harga murah yang bersih, nyaman, dan pelayanannya cukup baik.

  1. Kejar promo!

Saatnya menjadi pengejar promo! Kini banyak promo menarik tak hanya hadir untuk tiket penerbangan saja. Kamu juga bisa menemukan promo diskon untuk tiket bus atau tiket kereta.

Yang penting tentukan terlebih dahulu jenis transportasi yang akan kamu gunakan. Jika destinasi hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat, baiknya mulailah untuk mengejar promo maskapai penerbangan dari jauh-jauh hari.

Pada waktu-waktu tertentu pun diskon bisa besar-besaran. Perhatikan tanggal-tanggal cantik, hingga tanggal ulang tahun maskapai tersebut. Karena biasanya pada tanggal tersebut maskapai memberikan diskon menarik. Jika destinasi bisa ditempuh menggunakan kereta atau bus, ada baiknya untuk memilih salah satu dari kedua transportasi ini saja.

Kenapa? Ya tentu karena harganya lebih murah. Meskipun perjalanan lebih lama ditempuh, tapi anggaplah sebagai aktivitas untuk memanjakan mata. Karena biasanya perjalanan menggunakan kereta atau bus akan melewati berbagai pemandangan indah.

  1. Usahakan untuk meminjam peralatan saja

Ketika berlibur tentu kamu membutuhkan berbagai peralatan. Dari koper, coat jika destinasimu memiliki cuaca yang dingin, hingga peralatan outdoor. Agar lebih berhemat, jangan beli peralatan tersebut.

Usahakan untuk meminjam saja kepada teman-temanmu yang memiliki berbagai peralatan tersebut. Karena barang-barang itu tentu tidak akan sering dipakai. Jadi sepertinya agak sayang kalau harus membeli.

Baca juga:

  1. Bawa pembekalan dari rumah

Saat liburan tentu mencoba makanan baru jadi kegiatan yang tidak boleh terlewa. Tapi jangan sampai karena lapar mata, akhirnya pengeluaran pun jadi berlebih dari bujet yang sudah ditentukan.

Untuk itu, kamu bisa menghemat dengan membawa pembekalan dari rumah. Kamu bisa membawa mie instan, hingga lauk-lauk yang tahan lama, misalnya, rendang atau kripik kentang.

Tapi patut diketahui kalau destinasimu keluar negeri, sebaiknya kamu pelajari terlebih dahulu peraturan yang berlaku di negara tersebut. Banyak traveller yang sudah membawa pembekalan tapi malah tertahan di bandara. Sayang kan?

 

Nah, dari keseluruhan tips di atas kira-kira apakah kamu sudah melakukannya? Jangan lupa juga untuk mengambil jatah cutimu sebelum hangus ya!

Ini Alasan Kenapa Millennials Cocok Berinvestasi Reksa Dana

Investasi itu harus mulai dari usia dini. Ayo, sudah bukan saatnya untuk menghabiskan uang dan menjadi boros. Kamu sudah harus “melek” finansial untuk keperluan masa depan. Tak hanya saat mau menikah atau saat sudah berkeluarga saja, kamu justru harus mempersiapkan investasi dari sekarang.

Hal ini karena hasil dari investasi biasanya baru terlihat setelah beberapa waktu. Dengan begitu ketika kamu sudah bekeluarga, investasimu sudah menampakkan hasilnya.

 

Nah, salah satu investasi yang sedang popular zaman sekarang adalah investasi reksa dana. Investasi yang satu ini sedang banyak diminati karena kemudahannya. Bahkan investasi ini pun diklaim cocok untuk dipilih para mahasiswa. Ada beberapa alasan yang membuat investasi ini cocok untuk para millennials.

Apakah kamu salah satu orang yang ingin mencoba tapi masih belum yakin? Mungkin dengan beberapa alasan di bawah ini, kamu jadi bisa lebih berani untuk memulai investasi. Maka dari itu, simak ya!

 

Alasan investasi reksa dana cocok untuk millennials  

Investasi reksa dana
(Foto: Pexels)
  1. Tidak membutuhkan modal yang besar

Keunggulan yang paling terlihat adalah tentu karena investasi reksa dana tak membutuhkan modal yang besar. Hal ini juga yang membuat jenis investasi yang satu ini sangat diminati oleh kaum millennials.

Kamu bisa membelinya bahkan hanya dengan Rp10 ribu rupiah. Investasi ini mematahkan ketakutan orang banyak yang menganggap bahwa investasi haruslah memiliki modal yang besar. Salah besar nih! Dengan sisa uang jajanmu per hari saja kini kamu bisa mengalokasikannya untuk investasi.

 

  1. Bisa dibeli secara online

Berkembangnya dunia digital, memang sangat memberikan kemudahan untuk berbagai aktivitas, salah satunya adalah dalam hal investasi. Kini kamu bisa membeli reksa dana secara online. Dengan beberapa klik melalu smartphone, kamu bisa langsung bisa membeli. Apalagi sekarang banyak e-commerce yang sudah menyediakan layanan ini, berikut dengan edukasinya. Karena kemudahan ini juga, banyak pemula yang memilih investasi reksa dana.

 

  1. Dibantu manajer investasi

Alasan satu ini juga yang mendukung kenapa para pemula wajib mencoba investasi yang satu ini. Karena pada dasarnya kamu hanya menyerahkan sejumlah dana yang akan diinvestasikan kepada manajer investasi. Sehingga kamu pun tak perlu terlalu mempelajari mengenai reksa dana tersebut, karena yang akan mengelola adalah sang manajer investasi.

Mungkin sebagai pemula pun kamu agak susah menumbuhkan kepercayaan karena harus menyerahkan dana tersebut kepada manajer investasi. Tapi maka dari itu, kamu bisa memulainya dari modal yang tidak terlalu besar dengan risiko minim. Setidaknya agar belajar terlebih dahulu, melihat bagaimana situasi dan kondisi dari investasi tersebut. Sehingga seterusnya bisa berinvestasi dengan jumlah dana yang lebih besar dan risiko yang lebih besar.

Kamu pun harus memerhatikan pemilihan manajer investasi. Pilihlah yang memiliki track record baik ya!

 

Baca juga: Saatnya Coba Hemat Gaji untuk Siapkan Dana Darurat!

 

  1. Dihadirkan berbagai pilihan dengan berbagai pilihan risiko

Ketika kamu berinvestasi, tentu pertama kali yang dilakukan selain menentukan instrumen investasinya, kamu pun harus memikirkan level risikonya. Kamu pun tidak bisa mengukur kadar risiko dari melihat orang, karena memang risikonya berbeda-beda.

Jika kamu pemula, tentu pasti menginginkan jenis investasi yang memiliki risiko minim. Tapi seiring berjalannya waktu kamu akan belajar untuk menghadapi risiko tersebut.

Melalui reksa dana kamu akan dihadapkan dengan berbagai pilihan risiko. Kamu bisa memilih investasi mulai dari pasar uang kecil-kecilan yang memiliki risiko minim. Hingga pilihan saham yang memiliki risiko relatif lebih besar.

 

Dari berbagai alasan di atas apakah kamu tergerak untuk mencoba investasi reksa dana?

Kerja Jarak Jauh? Asyik, Kok!

Hai, aku Lina, salah satu Alterrans yang bekerja di kantor Malang. Sebelum bergabung di Alterra sebagai Performance Specialist, aku merupakan alumni Alterra Academy pada program Quality Engineer. Setelah lulus dari Academy, memang para alumni diwajibkan mengikuti kontrak kerja selama satu tahun dengan penempatan awal di Malang.

Namun tantangan untuk diriku bertambah satu lagi dibandingkan teman-teman alumni Alterra Academy lainnya, karena seluruh anggota timku berada di Jakarta, jadi aku berada di Malang sendirian. Itulah mengapa saat welcoming session kemarin tidak ada perwakilan langsung dari tim aku yang menyambut, karena memang tidak ada yang di Malang pada tanggal tersebut.

Sebelum bergabung di Alterra, memang aku sudah terbiasa dengan remote working atau kerja jarak jauh pada pekerjaan sebelumnya, sehingga ketika dihadapkan dengan kondisi kerja jarak jauh pada saat mulai bekerja di Alterra, jadinya saya pun tak bingung lagi.

 

Bagaimana rasanya kerja jarak jauh?

Pertama kerja jarak jauh di Alterra rasanya kesepian karena tidak punya rekan setim yang bisa diajak ngobrol langsung dan have fun setelah jam kerja. Walaupun demikian, rekan-rekan dari divisi lain di Malang ternyata sangat friendly dan enak untuk diajak diskusi, sehingga aku tidak merasa kesepian lagi.

Kadang-kadang aku suka mengikuti kegiatan divisi sebelah, terutama kalau ada hubungannya dengan bersenang-senang. Rekan setimku di Jakarta juga sangat membantu, kalau aku butuh bantuan, aku hanya perlu meninggalkan pesan di Telegram atau buat janji untuk teleconference di aplikasi Zoom.

Tiap minggu juga ada rapat mingguan bersama tim lewat Zoom, sehingga bisa tahu progress hingga blocker semua rekan setim. Kalau ada blocker dari diri sendiri, kita bisa mencari solusinya bersama. Dengan cara tersebut, aku sudah tidak merasa kesepian lagi.

Selain kesepian, terkadang aku merasa bingung jika ingin melakukan diskusi ketika menemukan blocker dalam pekerjaan, sehingga aku sering merasa produktivitasku berkurang hanya karena hal ini. Apalagi jika melihat temanku yang sedang asyik berdiskusi bersama timnya ketika menemui rintangan terkait pekerjaan.

Ingin meminta tolong pada rekan setim di Jakarta rasanya kurang enak, apalagi aku merasa permasalahan mengenai blocker bukanlah masalah besar. Tapi karena situasi ini, aku jadi belajar untuk mandiri mencari solusi kreatif untuk menyelesaikan masalahku sendiri.

Aku merasa beruntung karena rekan kerjaku di Alterra mudah untuk dimintai bantuan atas masalah yang aku temui. Berdasarkan beberapa kejadian, ketika aku bertanya mengenai sesuatu permasalahan, masalah tersebut justru menjadi inspirasi untuk hal-hal lain. Solusi ditemukan, ide baru pun kudapat!

Baca juga: Saatnya Coba Hemat Gaji untuk Siapkan Dana Darurat!

(Foto: Dok. Alterra)

Tidak hanya hal yang sedih saja, kerja jarak jauh juga ada sisi menyenangkannya kok. Untuk aku yang kurang terbiasa bekerja di lingkungan ramai dan terstruktur, dengan sistem jarak jauh membuatku lebih fokus pada pekerjaan aku. Apalagi atasanku sendiri memberi kebebasan dalam menentukan target dan gaya kerja, selama target bisa tercapai tepat waktu.

Dengan begitu, aku semakin termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin, karena aku bertanggung jawab atas pilihanku sendiri. Kadang karena lingkungan kerja yang sangat mendukung, sering timbul inisiatif untuk melakukan langkah ekstra dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Bekerja pun terasa lebih rileks, buktinya aku masih sempat menulis untuk Kamis!

Selama hampir sebulan bekerja jarak jauh, ternyata rasanya menyenangkan, jauh di luar ekspektasi awal yang kukira akan berat menjalaninya. Bahkan ternyata teman satu mejaku banyak yang mengalami hal sama saat baru bekerja di Alterra. Jadi, aku pun merasa tidak sendiri.

The Power of “Ngobrol”

Siapa yang enggak suka ngobrol? Ada yang bilang orang introver. Pas ngumpul, biasanya cuma diam aja, enggak bakal ngomong kalau enggak dipancing. Beda dengan orang ekstrover, bawaannya ngomong melulu. Terlepas dari introver dan ekstrover, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang salah satu kebutuhannya adalah berinteraksi. Ngobrol adalah salah satunya.

Di Alterra, ngobrol dapat dilakukan di mana saja. Pantry adalah salah satu tempat favorit. Pantry Alterra didesain dengan nuansa apik dan santai serta disediakan meja kursi yang proper dan nyaman. Ada juga coffee machine maker, oven, kompor, kopi asli sampai sachet dan mie instan. Dengan demikian, obrolan dapat terjadi sambil bikin kopi, makan bekal, bahkan masak mie instan.

Selain itu, ada juga Escape Room, yaitu tempat yang didesain khusus untuk kerja sambil bersantai. Ada meja-meja kecil layaknya kafe, ada juga sofa dan tempat untuk lesehan. Desain interior-nya bikin betah berlama-lama sampai lupa balik ke meja masing-masing.

(Foto: Dok. Alterra)

Menurut KBBI, obrol/ob·rol/, mengobrol/meng·ob·rol/  adalah bercakap-cakap atau berbincang-bincang secara santai tanpa pokok pembicaraan tertentu. Kalau orang Jawa bilang, ngomong ngalor-ngidul gak jelas juntrungannya. Wah, bisa berujung gosip dong. Lalu, apa untungnya ngobrol kalau tidak ada fokus pembicaraan dan bisa menjadikan kerja tidak produktif?

Mengenal Satu sama Lain

Alterra telah memiliki ratusan karyawan. Alhasil, wajar jika tidak mengenal satu sama lain. Bahkan, untuk mengingat nama saja, susah walaupun sudah dikenalkan. Belum lagi, home base yang berbeda.

Berawal dari basa-basi menanyakan kabar, obrolan bisa berlanjut dengan topik yang lain. Ngobrolin tentang kemacetan Jakarta dan jalan kaki demi diet atau hidup sehat dari perhentian KRL/MRT/Transjakarta ke kantor, lalu bahas promo makanan, lanjut film terbaru, pengen ini pengen itu, dan seterusnya. Enggak jelas memang karena topiknya random mengalir begitu saja.

Namun, dari obrolan yang terjadi, kita menjadi tahu dan kenal satu sama lain yang terlibat meskipun masih tampak luarnya. Ada yang menabrak titik koma ketika sedang berbicara, ada yang irit omongan hanya sepatah dua patah kata, ada yang hanya senyum tanpa komentar tetapi mendengarkan alias kepo, ada yang memancing topik obrolan tetapi kemudian kabur, ada yang ujungnya ngobrolin kerjaan, dan masih banyak lagi.

Keterbukaan

Dalam setiap obrolan, ada satu kata yang menjadi dasarnya yaitu keterbukaan. Ketika orang mau terbuka, terjadilah obrolan atau komunikasi dari kedua belah pihak baik orang itu introver maupun extrovert. Keterbukaan ini muncul dari dua sisi baik dari pembicara maupun pendengar. Keduanya berperan aktif dalam melahirkan suatu obrolan seru.

Belajar Berani 

Berani apa? Saat bertemu orang yang belum kita kenal di dalam satu ruangan, sudah pasti ada rasa canggung satu sama lain. Jangankan memulai obrolan, menyapa saja belum tentu mau dilakukan. Terus, mengeluarkan handphone agar terkesan lagi sibuk. Padahal, cuma scroll atas bawah, geser kanan kiri, klik di sini klik di sana.

Respect

Dalam suatu obrolan, akan terlihat seberapa kita menghargai satu sama lain. Apakah ada yang memperhatikan, mendengarkan, atau menanggapi? Apakah setiap ada yang berbicara langsung dipotong oleh yang lain? Jangan-jangan malah jadi siaran radio, tetapi radionya tidak ada.

Belajar Fokus

Ketika salah satu sedang berbicara topik tertentu, apakah ada yang langsung menimpali dengan topik lainnya? Hal ini sering terjadi dalam obrolan. Lagi seru-serunya membahas satu topik, tiba-tiba berubah jadi topik lainnya. Kentang jadinya. Jadi, meskipun ngobrol itu tidak fokus ke topik tertentu, bukan berarti bebas meloncat-loncat tanpa adanya konfirmasi dari pihak pembicara dan pendengarnya.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Jiwa dengan Terapi Menulis

Clarity or New Idea 

Ini uniknya ngobrol. Kadang, ketika terjadi obrolan serius, membuat pendengar menjadi lebih paham dan menemukan clarity dari suatu permasalahan atau informasi tertentu. Misal tentang visi dan misi Alterra. Walaupun tidak dari narasumber penggagasnya, bisa jadi topik obrolan menarik dan menambah pemahaman satu dengan lainnya. Bahkan, bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif sehingga dapat didiskusikan lebih lanjut.

Apa hubungannya dengan ngobrol? Ada. Bahan obrolan tetaplah dibatasi. Jangan sampai terjebak ke obrolan gosip atau penghinaan dan yang terparah adalah fitnah karena ada istilah “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Selain itu, kapan boleh ngobrol dan kapan obrolan harus diakhiri juga perlu diperhatikan.

“Apakah kita bisa berkomitmen untuk menjaga obrolan agar menjadi produktif baik untuk diri sendiri maupun kantor?”

Menjaga Kesehatan Jiwa dengan Terapi Menulis

Semua orang bisa menulis, betul. Tapi tak sedikit juga orang yang merasa kegiatan menulis adalah hal yang membosankan. Ada yang merasa tidak berbakat atau tidak memiliki ide untuk menulis, padahal kamu bisa menuangkan apapun dalam sebuah tulisan. Selain itu menulis pun merupakan kegiatan yang bisa dilatih, dengan seiring berjalannya waktu pasti tulisanmu akan semakin baik. Maka dari itu, menulis menjadi salah satu kegiatan yang harus dicoba oleh semua orang.

Mungkin kamu bertanya-tanya, memang kenapa sih harus menulis? Menulis itu banyak manfaatnya, khususnya untuk kesehatan jiwa. Satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dengan kebiasaan menulis dapat menurunkan masalah kesehatan.

Beberapa penelitian lainnya menyebutkan bahwa kegiatan menulis bisa menurunkan tingkat stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, memengaruhi mood, merasa lebih bahagia, meningkatkan tingkat produktivitas, dan mengurangi tanda depresi. Banyak sekali kan manfaatnya?

Kamu pasti juga berpikir dari mana koneksi menulis hingga akhirnya bisa menghasilkan begitu banyak manfaat pada tubuh. Banyak yang beranggapan bahwa ketika kamu menulis, perasaan dan emosi yang terpendam akan keluar dan muncul ke permukaan.

Sehingga perasaan-perasaan yang terpendam, akhirnya bisa dituangkan pada tulisan. Ada yang menyebutkan juga bahwa kebiasaan ini menjadi salah satu cara melepaskan ketegangan. Hal itulah yang membuat kegiatan menulis dijadikan salah satu bentuk terapi untuk kesehatan fisik dan mental.

Jadi, ketika kamu merasa sedang banyak masalah, ingin menumpahkan unek-unek tapi tidak tahu harus mencurahkan ke siapa, kamu bisa menuangkannya ke dalam tulisan. Bagi yang tak terbiasa dengan menulis, mungkin kamu merasa kebingungan harus mulai dari mana. Tapi bentuk terapi menulis itu dibagi ke dalam beberapa gaya tulisan. Kamu bisa memilih salah satunya saat ingin mencoba kegiatan ini. Apa saja gaya tulisannya? Simak lima poin di bawah ini!

Terapi menulis
(Foto: Pexels)
  1. Menulis gaya bebas

Menulis tanpa aturan mungkin jadi impian semua penulis. Bagi yang baru mencoba, kamu bisa mulai dari gaya tulisan yang satu ini. Menulis gaya bebas tanpa ada tekanan, aturan, atau apapun yang membatasi kreativitasmu. Dengan begitu kamu pasti lebih bisa bereksplorasi dengan isi dan pesan yang ingin kamu sampaikan.

Kamu bisa menulis perasaan, atau kejadian apapun yang kamu rasakan pada saat itu. Tak usah pikirkan mengenai ejaan, hingga tanda baca terlebih dahulu, jadikan momen ini untuk melegakan perasaanmu. Dijamin kamu pun akan merasa lebih tenang.

  1. Menulis gaya ekspresif

Terapi menulis juga bisa menjadi salah satu solusi menarik untuk kamu yang memiliki trauma pada masa lalu. Tulisan gaya yang satu ini memang tidak mudah untuk sebagian orang, karena memang membutuhkan keberanian yang tinggi.

Walaupun tulisan yang kamu buat tidak ditampilkan ke publik, tapi memang bisa dimengerti bahwa menuangkan pikiran tentang pengalaman emosional ke dalam sebuah tulisan pasti tidak mudah. Biasanya melalui tulisan gaya ekspresif, seorang individu bisa menggali lebih dalam mengenai sumber trauma dan sumber depresi yang ia alami.

Baca juga: Kenapa Content Marketing Penting untuk Bisnis?

  1. Menulis gaya buku harian

Memang masih zaman nulis diary? Jangan salah, menulis dengan gaya buku harian juga bisa jadi pilihan terapi yang akan memperbaiki kesehatan jiwa. Sepertinya, jenis tulisan yang satu ini pun bisa kamu coba dan lebih mudah diikuti.

Kunci dari menulis buku harian adalah konsistensi tentunya. Ingatlah untuk menulis setiap hari mumpung apa yang kamu alami masih tersimpan baik di dalam pikiran.

Dari kejadian yang kamu alami sehari-hari, kamu juga bisa menuliskan mengenai pelajaran apa yang bisa kamu dapat pada hari tersebut. Memiliki kebiasaan ini akan membuat pikiranmu lebih kritis. Buku harian juga bisa menjadi salah satu cara untuk lebih instrospeksi diri.

  1. Menulis gaya surat

Gaya menulis yang satu ini cocok untuk kamu yang masih ingin menyampaikan perasaan atau unek-unek kepada seseorang namun tidak bisa menyampaikannya. Simulasinya seperti kamu mengirimkan surat kepada orang tersebut tapi tidak perlu benar-benar dikirimkan.

Buat tulisan menyerupai sebuah surat. Tuangkan apa saja yang ingin kamu sampaikan pada orang tersebut melalui surat itu. Gaya tulisan yang satu ini, sama dengan gaya menulis bebas, akan menciptakan perasaan lega pada setiap penulisnya.

  1. Menulis gaya puisi

Ingin menyampaikan sesuatu tapi masih bingung? Mungkin kamu bisa menggunakan kata kiasan dan menyampaikannya dalam bentuk puisi. Kumpulkan puisi buatanmu, siapa tahu suatu hari puisimu bisa terkenal!

 

Sudah tahu kan sekarang? Mulai nulis, yuk!

Saatnya Coba Hemat Gaji untuk Siapkan Dana Darurat!

Alterrans, akhir bulan memang jadi minggu yang ditunggu-tunggu. Beberapa orang menunggu hari-hari “libur” sedikit karena kerjaan yang sudah selesai, atau memang karena tanggal gajian.

Siapa juga yang tak senang mendapatkan gaji atas kerja keras yang telah dilakukan pada sebulan ke belakang. Tapi tak sedikit juga yang merasakan senang hanya dalam sekejap saja. Apakah kamu jadi salah satu orang yang merasa gaji hanya “numpang lewat” saja? Pada pertengahan bulan, apakah kamu sering merasa “kok gaji gue sudah tinggal segini ya?” atau “perasaan baru ambil uang, kok sudah habis lagi ya?”

Daripada uangmu habis untuk hal yang tidak penting, kamu bisa mengalokasikan sebagian gaji menjadi dana darurat. Karena beberapa individu cenderung lebih “boros” ketika memiliki banyak uang. Untuk itu, coba lebih menghemat gaji dan mulailah untuk menyiapkan dana darurat. Sebagai awalan, mari ketahui lebih dalam mengenai dana darurat!

 

Apa itu dana darurat?

Dana darurat
(Foto: Pexels)

Sesuai dengan namanya, dana darurat memang diperuntukan sebagai emergency fund. Jumlah dana yang disiapkan untuk keperluan-keperluan tertentu yang memang mendesak.

Memang setiap individu ada baiknya untuk memiliki dana darurat. Kamu tidak akan bisa memprediksi kejadian-kejadian tak terduga yang bisa kapan saja terjadi dan membutuhkan sejumlah dana. Misalnya, tiba-tiba mobilmu mogok, kamu bisa menggunakan dana darurat untuk membayar kerusakannya karena memang mobil kamu pakai setiap hari untuk pergi dan pulang kerja.

Dana darurat itu memiliki fungsi sebagai dana utama yang biasanya diharuskan untuk membayar di awal. Berbeda dari tabungan yang memang biasanya ditujukan untuk membeli sesuatu atau berinvestasi, dana darurat menjadi “tabungan” yang hanya bisa dipakai jika ada keperluan mendesak.

 

Biasanya berapa jumlah dana darurat yang harus dipersiapkan? 

Banyak yang membicarakan mengenai hal ini. Tapi memang jumlah dana darurat cenderung mengikuti jumlah gaji dan pengeluaranmu tiap bulannya. Jadi jumlah dana darurat bisa berkisar 4 – 6 bulan nilai pengeluaran jika kamu belum berkeluarga. Sedangkan bagi individu yang sudah bekeluarga, kamu memerlukan dana darurat sebesar 6 – 12 bulan nilai pengeluaran.

Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Profesi Quality Engineer di Alterra!

 

Apa yang harus dilakukan untuk menyiapkan dana darurat?

Dana Darurat
(Foto: Pexels)

Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menyiapkan dana darurat. Berikut langkah yang bisa diikuti:

  1. Buat laporan keuangan tiap bulan

Ini menjadi langkah pertama yang sebaiknya kamu lakukan. Kenapa harus melakukan langkah ini? Mencatat semua penerimaan dan pengeluaranmu setiap bulan bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui jumlah dana yang bisa dialokasikan untuk dana darurat setiap bulannya.

Ketika mendapatkan gaji setiap bulannya, kamu bisa mengelempokkan pengeluaran-pengeluaran rutin yang harus dibayarkan terlebih dahulu. Misalnya, bayar kostan, bayar cicilan, hingga bayar kartu kredit. Lalu pisahkan sebagian untuk beli pulsa atau bensin bagi yang membawa kendaraan.

Sebagai awalan kamu bisa menggunakan sisa uang setelah pembayaran tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Tapi ingat untuk mencatat semua pengeluaran, dengan begitu setiap harinya kamu tahu uangmu pergi ke mana saja. Kamu pun jadi tahu besar pengeluaran setiap bulannya.

Bergerak dari situ, mulailah untuk menghemat. Tentukan sejumlah dana yang dialokasikan untuk menjadi dana darurat. Tapi ingat, menabung untuk dana darurat jangan sampai membuatmu juga tersiksa setiap bulannya karena harus terlalu mengirit untuk makan dan kebutuhan lainnya.

  1. Mulai siapkan dana darurat

Dana darurat tak melulu harus berbentuk uang. Tapi memang menyimpan dana darurat dalam tabungan (di luar tabungan gaji) atau berbentuk deposito akan jauh lebih mudah untuk dijangkau dan tidak ada risiko apapun.

Tapi jika ingin mempersiapkan dana darurat dalam bentuk lain, kamu bisa mencoba dengan berinvestasi emas. Investasi emas menjadi salah satu bentuk yang minim risiko. Karena bisa dipastikan bahwa nilai emas akan terus meningkat setiap tahunnya.

Selain itu, kamu juga bisa mencoba peruntungan pada investasi reksa dana. Investasi yang satu ini memang digemari oleh para millennials. Selain memang kini bisa ditemukan pada berbagai platform e-commerce, modal yang kamu butuhkan pun tak terlalu banyak. Tapi kedua bentuk ini mungkin akan lebih susah dijangkau jika keperluan benar-benar mendesak. Ada baiknya untuk memiliki dana darurat berbentuk uang terlebih dahulu sebagai modal awal.

  1. Kaji ulang perhitungan secara berkala

Sudah menentukan jumlah dana darurat bukan berarti tugasmu selesai sampai situ saja. Kamu juga harus mengkaji ulang perhitungan tersebut secara berkala. Kenapa? Karena kamu harus memerhatikan tingkat inflasi.

Terjadinya inflasi terkadang membuat jumlah pengeluaran bulanan menjadi meningkat. Selain itu pun dibutuhkan konsistensi dalam mempersiapkan dana darurat. Jangan tergerak mengambil atau menggunakannya untuk keperluan yang tidak mendesak.

Bagaimana, apakah kamu siap untuk mulai menyiapkan dana darurat setelah gajian bulan ini?

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.