Learning Management System (Alterra Course)

Halo semua!

Di tulisan pertama ini baiknya kenalan dulu kali ya… Perkenalkan, namaku Tria dan di Alterra jabatanku adalah Software Engineer. Saat ini proyek yang aku pegang merupakan proyek internal yang bertujuan untuk membantu proses pembelajaran para Alterrans, atau bahasa kerennya: Learning Management System!

 

Learning Management System, apa itu?

Learning Management System atau yang biasa disingkat LMS adalah sistem berbasis web yang membantu mengotomasi training karyawan di suatu perusahaan. Dengan LMS, perusahaan bisa dengan mudah mengumpulkan semua material pembelajaran di dalam satu tempat dan cukup dengan sekali klik!

Gak percaya? Coba deh klik course.alterra.id! (Ups, promosi nih!). Psst, di Alterra kita sebut langsung saja LMS ini dengan sebutan Alterra Course!

Di dalam Alterra Course, disediakan platform untuk “guru” membuat konten yang dapat diakses para “siswa”, juga memonitor partisipasi para “siswa”, hingga menilai tingkat pemahaman para “siswa” ini.

Kenapa kata guru dan siswa di sini aku beri tanda petik? Karena di Alterra tentu saja tidak ada jabatan guru dan siswa secara harfiah. Tapi Alterra Course memberikan kesempatan bagi Alterran untuk membuat sebuah course dan mengisi materi pembelajaran di dalamnya (“guru”), dan Alterran lain dapat mendaftar pada course tersebut dan mempelajari materi yang ada di dalamnya (“siswa”).

 

Lalu, apa keuntungan adanya Alterra Course?

Dengan Alterra Course, konten-konten pembelajaran dapat langsung diakses Alterrans tanpa harus menunggu adanya offline training. Upgrade diri bisa langsung #DiRumahAja guys! Produktivitas kita juga tidak berkurang karena “distraksi” dari daily task kita. Course ini juga lebih fleksibel, bisa belajar kapan saja yang kita inginkan.

Dari sisi management, performance kita juga bisa dengan mudah di-track. Bahkan dari sisi lingkungan, penggunaan kertas untuk printouts pun dapat dikurangi!

Dari pengalamanku nih, dulu Onboarding Session sistemnya offline. Kebayang enggak sih ribetnya teman-teman POPS untuk menyediakan tempat di antara banyaknya jadwal meeting project? Apalagi untuk menghadirkan narasumber, bahkan menghadirkan mas Ananto CEO kita tercinta harus diterbangkan langsung dari Jakarta tuh!

Selain itu, offline training juga banyak kekurangannya, misalnya nih dengan banyaknya jumlah Alterrans sekarang, mau tidak mau training harus dilakukan beberapa batch, dan di batch-batch itu belum tentu semua materi yang disampaikan konsisten.

Melalui Alterra Course, Alterrans bisa yakin bahwa materi-materi training yang didapatkan pasti sama dengan yg didapatkan teman-teman Alterrans lainnya. Bahkan kita bisa menonton berulang-ulang video pembelajaran di dalam Alterra Course. Misalnya nih ada gebetan kamu sesama Alterrans bikin course yang berupa video dia di dalamnya, wah bisa banget tuh nontonin videonya sampai bucin!

 

Kece banget! Btw, Alterra Course dibuat dari apa sih?

Di Alterra, kami memakai Open edX, yaitu LMS open-source yang bermula dari edX yang dibuat oleh Harvard University dan MIT. Open edX telah banyak digunakan oleh organisasi-organisasi besar di seluruh dunia seperti Google, Microsoft LaaS, McKinsey, dan Johnson & Johnson; juga digunakan untuk platform pembelajaran di universitas-universitas ternama seperti Harvard, MIT, dan Arizona State University. Open edX menjadi populer karena fiturnya yang lengkap dan dapat di-customized sesuai kebutuhan dari masing-masing perusahaan atau organisasi yang menggunakannya.

 

Open edX? Bisa diceritakan bagaimana teknologi dibalik LMS satu ini?

Mengulik sedikit ke dalamnya, Open edX terdiri dari beberapa komponen yang berkomunikasi melalui antarmuka API (Application Programming Interface). Bagian utama dari Open edX adalah edx-platform, yang berisi Manajemen Pembelajaran (Learning Management System) dan aplikasi untuk membuat course (disebut dengan Studio).

Beberapa teknologi yang digunakan dalam pengembangan Open EDX antara lain yaitu Python dengan framework Django pada server-side code; templating Mako, Javascript dan Coffeescript, dan Saas untuk tampilan Front-End; Celery dan RabbitMQ pada background work; dan juga Elasticsearch.

 

Wah kalau membahas teknologi lebih jauh, akan terlalu panjang nih tulisanku. Untuk sekarang sampai sini dulu ya. Semoga dapat memberi manfaat bagi Alterrans ya. Oh iya, jangan lupa juga untuk terus belajar lewat Alterra Course ya! Langsung klik di sini course.alterra.id ya! ^^

#RealStory Ep.2: Bincang Singkat Bersama Rendy Aries Fajrin

Halo Alterrans!

Kali ini saya berbincang sedikit bersama Rendy Aries Fajrin, People Catalyst Lead yang juga merupakan seorang Scrum Master. Lima pertanyaan yang mewakilkan masing-masing value berhasil saya tanyakan kepada Rendy. Sebuah bincang seru yang rasanya sayang untuk tidak dibagikan. Mari simak sama-sama!

Q: Selama bekerja di Alterra, inovasi apa saja yang sudah pernah Rendy wujudkan dan bagaimanakah kisah perjuangannya?

A: Salah satu inovasi yang sudah diwujudkan adalah membuat Fritime Circle di Alterra Malang. Suatu event di mana setiap sesi Fritime yang dilakukan hari Jumat sore, teman-teman berkumpul secara melingkar (circle) untuk melakukan aktivitas seru seperti bermain games. Hal ini bertujuan untuk menjalin keakraban, terutama yang ada di kantor Lompobatang dan Tambora Malang. Ada tantangan pastinya terkait bagaimana mengumpulkan Alterrans yang cukup banyak. Bagaimana mengajak mereka mau berkumpul selama satu jam untuk ikut Fritime circle? Tapi berkat kolaborasi dengan teman-teman POPS Malang dan tentunya feedback dari para Alterrans, event ini telah dilaksanakan dua kali di kantor Lompobatang maupun Tambora.

 ___________________________________________________________________________________________________

Q: Adakah kisah hebat yg dilakukan Rendy dalam memuaskan para customer atau stakeholder? 

A: Pada saat itu saya memfasilitasi salah satu tim untuk menginspeksi proses Scrum. Berdasarkan hasil observasi dari para development team, dan perubahan struktur organisasi serta dinamika visi produk yang dikembangkan, perlu adanya seluruh anggota tim Scrum untuk berbincang secara langsung. Dengan kondisi tim yang terpisah jarak antara Jakarta dan Malang, sesi tersebut akhirnya dilaksanakan di kantor Malang dan membahas mengenai visi tim dan produk terkait, agreement proses Scrum untuk setiap produk, dan juga agreement cara kerja tim agar lebih efektif.

Selain itu, saya juga memfasilitasi tim Scrum lain terkait improvement terhadap kolaborasi anggota tim Scrum dan cara kerja melalui Sprint Fun Restrospective, sehingga tim Scum bisa transparan dan terbuka memberikan saran perbaikan, agar lebih bahagia, nyaman, dan ekfetif dalam memakai cara kerja Scrum.

___________________________________________________________________________________________________

Q: Apa saja hal yg sudah atau akan dilakukan Mas Rendy sehingga dapat membentuk tim yg kompak dan solid?

A: Ada tiga hal penting di sini:

  • Membangun komitmen bersama tim melalui Daily Morning Team selama 15 menit untuk selalu menyampaikan weekly goal dan sync up apa yang bisa tim saling bantu satu sama lain.
  • Empower dan encourage tim untuk selalu berkembang dengan lebih banyak memberi kesempatan meningkatkan skill dan exposure tim.
  • Melakukan retrospective tim untuk mendapatkan feedback baik apresiasi maupun saran perbaikan secara berkala dalam hal komunikasi dan kolaborasi.

___________________________________________________________________________________________________

Q: Menurut Rendy, hal atau kebiasaan apa saja yang bisa menginspirasi Alterrans agar bisa lebih maju dan berkembang lagi?

A: Pengalaman sebagai seorang Scrum Master dalam tim, dan juga sebagai seorang People Catalyst yang tentunya banyak berinteraksi dengan Alterrans dari berbagai divisi dengan berbagai macam karakter, dan keunikan secara personal, menurutku ada 2 hal yang bisa dipelajari.

Yang pertama be mindful and positive. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda, termasuk cara dia melihat suatu hal. Ketika berinteraksi tentu kita menemukan sudut pandang yang berbeda, namun kita tidak bisa langsung menilai dan menganggap dia salah. Dengan lebih banyak aktif mendengar dan meyakini setiap orang memiliki tujuan positif, membantu kita untuk lebih banyak memahami orang lain.

Yang kedua adalah having growth mindset. Meyakini setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu cara untuk terus bisa tumbuh adalah dengan melalui feedback. Dengan membangun mindset ini, sangat membantu kita untuk terbuka terhadap saran dari orang lain, bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan. Selain itu juga agar tersadar akan hadirnya blindspot yang hanya orang lain yang bisa melihat. Selain menerima feedback, kita juga harus aktif memberikan feedback kepada orang lain. Dengan begitu kita bisa selalu memvalidasi observasi kita terhadap orang lain, sehingga orang lain pun bisa terus bertumbuh.

___________________________________________________________________________________________________

Q: Terakhir, adakah pesan, kesan, apresiasi, atau saran yg ingin disampaikan kepada tim member atau bahkan untuk Alterrans?

A: Terima kasih dan salut untuk Alterrans yang berkolaborasi cross functional, sehingga membantu Alterra tetap on track bahkan melebihi target dari sisi tujuan bisnis. Melihat semakin tumbuhnya perusahaan baik dari sisi jumlah Alterrans, dan pengembangan produk yang semakin beragam, kebutuhan menjaga dan membangun budaya cara kerja dan kolaborasi yang baik antar setiap Alterrans sangat penting.

Feedback yang dilakukan secara konsisten dalam hal bagaimana kita bekerja sebagai tim, meningkatkan skills serta menggali potensi setiap Alterrans dengan cara terbuka dan transparan ini, menjadi kunci membangun tim yang adaptif. Hal ini juga menjadi cara yang tepat untuk membentuk Alterra sebagai perusahaan dengan high performing culture.

 

Nah, itu dia hasil wawancara saya bersama Rendy. Semoga bermanfaat!

#RealStory Ep.1; Inovasi dari Pandangan Ananto Wibisono

Halo Alterrans,

Kali ini KAMIS datang dengan rubrik terbaru. Yup, rubrik kali ini akan berjudul #RealStory. Di mana, secara berkala tim KAMIS akan mempublikasikan hasil wawancara bersama Alterrans yang mengacu pada values Alterra. Hayoo.. sudahkah kalian hapal dengan 5 values terbaru Alterra? Kalau belum berikut ini adalah 5 values Alterra:

 

Customer Focus, Champion, Innovation, Integrity, Collaboration

 

Sudahkah kalian mengaplikasikan kelimanya dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari? Kalau belum, #RealStory hadir untuk menginspirasi semua Alterrans agar lebih produktif dan semangat dalam memberikan kontribusinya pada Alterra. Untuk #RealStory episode 1 kali ini tentu saja akan dimulai oleh CEO dan Co-Founder kita, Mas Ananto Wibisono, yang ingin membagikan ceritanya mengenai values Innovation. Yuk, simak wawancara lengkapnya!

________________________________________________________________________________________________________

Q: Banyak orang yang takut mencoba hal yang baru, karena takut gagal atau takut keluar dari zona nyamannya. Apakah Mas Ananto pernah merasakan hal yang sama? Boleh cerita proses-nya sampai akhirnya berani mencoba?

A: Apakah gue takut? Ya mixed feeling. Gue dari kecil memang tergolong jarang takut ketika mencoba sesuatu yang baru. I always want to try something new. Tapi kalau berbicara soal inovasi, ada satu mindset yang gue pegang sampai sekarang. Intinya kalau lo enggak mencoba ya lo enggak akan tau hasilnya dan lo enggak akan pernah belajar. Makanya gue selalu ingin mencoba hal yang baru. 

Tapi kalau ditanya pernahkah gue takut? Pasti, terkadang gue juga takut, depend on the degree of something new yang gue coba. Contohnya, waktu gue ikutan audisi pelawak, ya gue merasakan takut—atau grogi ya bisa dibilangnya. Tapi kalau gue tidak merasakan sendiri ya gue enggak bisa belajar, Jadi ya cobain aja

Ketika gue merasa grogi, gue selalu berpikir “apa yang bisa gue lakuin supaya rasa grogi ini hilang?” Tapi sebisa mungkin gue melakukan apapun yang gue bisa supaya gue lebih siap. Itu hal yang sudah ditanamkan jadi mindset gue sejak awal. 

Seiring berjalannya waktu, kita berbicara soal inovasi, ada satu hal yang gue sadar bahwa tidak semua orang bisa punya mindset seperti gue. Dan gue tidak bisa memaksa semua orang untuk memiliki mindset seperti ini. Nah, tapi gue berusaha untuk menciptakan kesadaran di mana orang bisa merasa safe to fail. Jadi ya coba saja dulu, kerjakan sekuat tenaga dulu, kalau gagal ya kita bisa belajar supaya tidak mengulang kesalahan yang sama. 

Gue juga tidak bisa memaksa orang untuk selalu suka berinovasi, tapi gue mencoba menciptakan lingkungan yang membuat orang sadar bahwa ya kita memang meluangkan waktu dan menganggarkan sesuatu untuk melakukan inovasi. Beberapa orang kadang enggak berani untuk keluar dari zona nyaman. Tapi kadang kita juga butuh sesuatu yang ekstrem atau belum kepikiran sebelumnya, that’s innovation

________________________________________________________________________________________________________

Q: Nah, mas Ananto bilang untuk tahu hasilnya ya coba saja dulu. Tapi dari situ kan pasti ada try and fail-nya. Gimana sih mas cara untuk kembali bangkit setelah mengalami kegagalan itu?

A: Banyak yang bilang ini klise, “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.” Menurut gue ini bener banget. Gue selalu menganggap kegagalan adalah proses menuju kesuksesan. Tapi perlu diingat, definisi sukses bagi setiap orang itu yang berbeda-beda. 

Misalnya kita mau mencoba satu bisnis. Dicoba gagal, coba lagi masih gagal, sampai berkali-kali. Lalu, orang-orang banyak bertanya, suksesnya kapan? Tapi di luar itu pada akhirnya membuat kita tersadar bahwa kita tidak bisa melakukan bisnis tersebut. Menyadari hal itu juga menurut gue sudah menjadi keberhasilan. Kamu berhasil untuk sadar bahwa ya memang kita tidak punya apa yang dibutuhkan untuk memulai bisnis tersebut. And it’s fine.

Ketika diharuskan untuk bangkit, ya ikuti saja prosesnya, jalani saja. Kalau akhirnya harus sadar tidak bisa menjalankan bisnis ini, coba cari yang lain. Menurutku mindset seperti ini sudah seharusnya dari awal, karena keseluruhan proses inovasi ini pada dasarnya harus buat kita belajar. Apapun outcome dari proses inovasi itu pasti akan ada follow up. Mungkin inovasi itu berhasil, ya follow up-nya harus membangun lagi di atas keberhasilan yang sudah dicapai. Kalau misalnya gagal, berarti harus mencari pondasi yang lain lagi. Jadi memang kita dituntut untuk siap.

________________________________________________________________________________________________________

Q: Mengeluarkan inovasi kadang dicap ambisius in a bad way, apakah mas Ananto sendiri peduli dengan hal-hal seperti itu?

A: Dalam hal ini menurut gue, it’s all about communication. Gue sendiri merupakan orang yang selalu melihat dan fokus kepada esensinya. Gue berpendapat bahwa orang-orang yang ambisius atau orang yang selalu berinovasi dan dipandang ambisius is not bad. Tapi balik lagi bagaimana kamu mengomunikasikan ambisimu. Nah itu yang bisa dipandang jelek sama orang atau bahkan dipandang baik.

Misalnya gue berambisi untuk menguasai dunia supaya bisa melakukan apapun yang gue mau, ya jelek dong. Tapi misalnya gue mau menguasai dunia supaya bisa bantu orang-orang yang kesusahan, ya itu bagus. Sekarang bagaimana kita mengkomunikasikannya, dan ini penting.

Kenapa? Karena tidak semua orang mau melihat langsung ke esensinya. Tidak semua orang punya keingintahuan lebih untuk bertanya, jadi yang terlihat hanya ambisi jeleknya saja. Khususnya jika berada di lingkup yang lebih besar. Kalau di lingkup yang lebih kecil, mungkin akan lebih mudah karena orang lain sudah mengenal kamu. Kalau di komunitas yang lebih besar misalnya, kita harus utarakan kenapa kita harus berinovasi, kenapa kita harus berambisi. Sampai akhirnya orang-orang bisa mengerti. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Dari proporsi ide dan eksekusi, mana menurut mas Ananto yang memberikan kontribusi lebih besar terhadap terciptanya inovasi? 

A: Sekali lagi, ini sangat klise tapi benar. “Ide itu hanyalah langkah awal, yang paling penting itu adalah eksekusi.” Gue setuju banget. Bahkan ada orang yang bilang gini, lo punya ide biasa-biasa aja tapi dengan eksekusi lo luar biasa, lo bisa jadi awesome. Tapi sebaliknya, lo punya ide brilian tapi eksekusinya biasa aja, lo bisa jadi biasa saja.

Kalau gue bilang ide itu adalah faktor penambahan. Kalau eksekusi adalah faktor perkalian. Kalau boleh memilih, gue akan lebih memfokuskan untuk membuat eksekusi yang luar biasa. Tapi ide bukannya enggak penting ya. Apakah gue keep some confidential information? Of course. Tapi apakah jadi membatasi untuk membagikan ide-ide gue? Ya enggak juga. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Inovasi seperti apa yang mas Ananto ekspektasi datang dari Alterrans? Mungkin ada salah satu contohnya? 

A: Yang ingin aku lihat adalah orang selalu mencari cara untuk create value. Ini mungkin agak high level ya, tapi kalo ditanya create value di mana? Ya di mana pun kamu bisa melakukannya, dan apapun pekerjaannya. 

Misalnya, kita berbicara untuk bidang operasional. Apa inovasi yang gue ekspektasi? Ya, bagaimana kalian berinovasi supaya lebih efektif. Contohnya jika sekarang 1000 transaksi ditangani oleh satu orang, nah bagaimana caranya 10.000 transaksi bisa ditangani oleh satu orang. Inovasi enggak tuh? Inovasi! Lain lagi kalau kita bicara soal engineer atau programmer. Waktu normal dalam membuat platform adalah tiga minggu. Berinovasinya gimana? Ya kita bisa menyelesaikan hanya dalam waktu satu minggu atau tetap tiga minggu namun dengan value yang lebih banyak. 

Itu yang gue harapkan, jadi apapun itu kita semua harus bisa create value. Tidak menutup kemungkinan juga value datang dalam bentuk bisnis baru.  Tapi ya tidak semua orang memiliki kesempatan untuk create value dalam bentuk bisnis baru. Orang yang berada di sisi bisnis jelas punya kesempatan yang lebih besar, khususnya yang berinteraksi langsung dengan revenue generator. Tapi inovasi bukan hanya soal itu, selama kamu bisa create value dimanapun kamu berada kamu tetap bisa berinovasi. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Terakhir, adakah saran atau pesan yang ingin mas Ananto sampaikan untuk Alterrans mengenai value innovation ini?

A: Banyak orang yang melihat inovasi sebagai hal yang tinggi atau besar, karena biasanya dipakai sebagai jargon. Tapi sebenarnya ini adalah as simple as lo bisa merefleksikan diri dan pekerjaan-pekerjaan lo. Jadi semacam mengevaluasi diri. Di agile biasanya disebut retro atau inspect-and-adapt. Kita melihat apa yang sudah kita kerjakan, dan apa yang bisa kita improve kedepannya. Sebenarnya sesimpel itu saja, tapi akan susah kalau tidak disiplin melakukannya. Agar kamu punya waktu untuk mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan, tentu kamu harus bisa bekerja lebih efektif dulu supaya kamu bisa meluangkan waktu.  

Ya bisa dibilang chicken and egg, kamu harus jago dulu supaya bisa berinovasi, ya benar juga. Tapi kalau kamu enggak berinovasi, kamu juga enggak jago-jago. Karena menurut gue, kalau memang benar-benar ingin berinovasi, kamu memang harus mendedikasikan waktu untuk hal tersebut.

Makanya gue itu menggerakkan semua orang tanpa terkecuali untuk melakukan retrospektif. Kamu harus punya hal yang bisa dilihat kembali dari pekerjaan yang kemarin, sehingga kalian bisa melakukan review. Misalnya, kamu punya catatan, sebulan ini apa yang sudah aku kerjakan ya? Atau opportunity apa yang bisa aku capai? Nah, catatan itu yang harus kamu lihat ketika kamu mau melakukan review atas apa yang sudah kamu kerjakan. Make time for that! Kalau bingung, bisa baca panduannya di POBOX

Kalau enggak dilakukan, kita akan cenderung stuck di situ-situ saja. Makanya kita butuh magic time itu. Untuk beberapa orang, magic time itu di luar jam kerja, bahkan ada juga yang mungkin saat di kamar mandi. Tapi ya itu tidak apa-apa juga, kamu memang harus punya waktu yang didedikasikan untuk berpikir, dari situlah bisa tumbuh inovasi-inovasi. 

 

Nah Alterrans, itu dia wawancara #RealStory pertama bersama Mas Ananto Wibisono. Bagaimana apakah cukup menginspirasi kamu? Mas Ananto nanti akan hadir kembali lho di episode-episode berikut dengan value yang berbeda. Nantinya tim KAMIS juga akan mewawancarai Alterrans dari berbagai divisi. Kamu juga bisa memberikan rekomendasi teman kerja atau atasan kamu yang patut untuk dipublikasikan di #RealStory karena mewakilkan value Alterra dalam cara kerjanya. Kalau mau memberikan rekomendasi, kamu bisa mengirimkan email ke [email protected]

Ditunggu ya!

Critical Thinking Itu Apa Sih?

Kalian pernah percaya enggak sih sama iklan pelangsing dan peninggi? Atau rumor yang bilang kalau kacang adalah penyebab utama timbulnya jerawat? Atau berita-berita hoaks yang sering muncul di media sosial? Banyak banget lho berita atau informasi di luar sana yang belum jelas kebenarannya, jadi jangan sampai kita terima informasi itu mentah-mentah.  Terus gimana sih caranya biar kita bisa memilah informasi yang harus kita percayai dan yang tidak?

Jawabannya adalah kemampuan berpikir kritis atau CRITICAL THINKING SKILLS!

 

Setelah masuk Alterra apalagi peranku sebagai Research Engineer, aku dituntut untuk bisa berpikir kritis dalam bekerja, contohnya melakukan analisis dari data yang dimiliki, dengan didukung oleh teori-teori yang sudah ada sebelumnya, sehingga dapat dibuatlah sebuah kesimpulan penelitian .Tapi ya hal itu terjadi secara alami aja ya gengs,  belum tahu kalo itu namanya critical thinking. Tp setelah mengetahui pengertian critical thinking seperti apa, aku jadi semakin bisa menerapkannya juga dalam kehidupan sehari-hari.

 

Apa itu Critical Thinking?

(Foto: Youtube)

Menurut Edward M. Glaser (2017), “critical thinking is an analysis of facts to form a judgment.”  Yaitu proses berpikir dengan melakukan analisis terhadap fakta-fakta yang ada untuk membuat sebuah penilaian. Aku sangat tertarik dengan konsep critical thinking yang dijelaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yaitu Nadiem Makarim dalam podcast milik Deddy Corbuzier.

Mas Nadiem bilang kalau critical thinking bukan hanya dalam arti memecahkan masalah, tapi juga bagaimana kita punya kesadaran diri untuk melihat secara internal (dalam diri). Misalkan ada informasi dari luar atau keinginan kita yang impulsive, kita harus bisa “STOP” dulu nih informasi atau keinginan kita itu, kita filter dulu. Coba dipikirkan  “kenapa ya kita mau ngelakuin hal ini?” ini bener enggak sih? ini make sense enggak sih?. Jadi kita bisa tahu pro dan kontra dari informasi atau keingian kita tersebut.

Hal yang paling aku ingat dari penjelasan yang diberikan Mas Nadiem adalah kata-kata ‘Stop dulu”. Kata-kata tersebut dapat mengingatkan aku untuk melakukan proses critical thinking sebelum melakukan penilaian pada suatu informasi.

Nah, fakta-fakta yang menjadi bahan untuk analisis merupakan pencarian dari berbagai sisi. Gampangnya sih bayangin saja kita melihat informasi yang kita stop secara “bird’s-eye view”, sehingga kita bisa melihat angles yang lebih luas untuk menemukan fakta-fakta yang dibutuhkan. Fakta-fakta tersebut bisa kita dapatkan dari proses pencarian kita sendiri maupun didapatkan dari orang lain. Oleh karena itu, biasakan pula untuk bertanya agar kita bisa mendapat informasi yang lebih banyak.

 

Apa pentingnya Critical Thinking?

  • Peran media sosial sudah tidak usah ditanyakan lagi ya seberapa besar pengaruhnya di kehidupan kita sehari-hari. Di media sosial pula tak jarang jadi ajang orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks. Tidak sedikit pula orang-orang terprovokasi pada berita palsu tersebut. Dengan adanya critical thinking, kita bisa lebih cerdas untuk menanggapi informasi-informasi yang kita terima. Sehingga kita menjadi pribadi yang tidak mudah dimanipulasi oleh orang lain. Jadi jangan sampai kita menerima mentah-mentah suatu informasi gengs.
  • Critical thinking juga membuat kita menjadi pribadi yang lebih open minded, karena kita melihat suatu informasi dari berbagai sisi, bukan dari sisi negatif saja ataupun dari sisi positif saja.
  • Kita bisa menjadi seseorang yang lebih percaya diri atas opini atau keputusan yang kita buat karena merupakan hasil dari proses berpikir yang kita lakukan sendiri. Bukan semata-mata memepercayai sesuatu dari orang lain atau ikut-ikutan orang lain saja.

 

Apakah kamu sudah melakukan Critical Thinking Skills?

Berikut adalah pertanyaan yang bisa kalian tanyakan pada diri sendiri, untuk menilai apakah selama ini kamu sudah berpikir kritis:

  • Apakah kamu tidak menelan bulat-bulat sebuah informasi?
  • Apakah kamu selalu mengecek sumber informasi?
  • Apakah kamu punya rasa penasaran untuk mencari bukti-bukti dalam memahami suatu informasi?
  • Apakah kamu selalu menimbang pro dan kontra terhadap suatu hal?

 

“Critical thinking skills ranked second out of the 10 Most Important Job Skills

Every Company Will Be Looking For In 2020 – Forbes, 2019”

Cara Atur Keuangan Selama Ramadan Saat Pandemi

Jika biasanya bulan Ramadan diisi dengan keuangan yang ikutan bokek karena banyak acara buka puasa bersama, mungkin hal itu tak terjadi di bulan Ramadan tahun ini. Yup, di tengah pandemi kita tetap harus bersyukur bisa berbuka puasa bersama keluarga setiap harinya di rumah saja.

Tapi ada juga yang malah menjadi bokek karena harus membeli persediaan makanan selama di rumah. Tidak sedikit juga yang berhasil lebih irit, karena tidak mengeluarkan biaya transportasi. Untuk itu ada beberapa cara mengatur keuangan selama Ramadan di tengah pandemi. Ini beberapa triknya!

 

Cara atur keuangan selama Ramadan saat pandemi

Ketahui dulu kondisi finansialmu

Langkah awal yang bisa dilakukan tentu saja adalah kamu harus mengetahui kondisi finansialmu. Pasalnya ada beberapa orang yang tidak sadar akan ketahanan finansialnya. Apakah pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatan? Apakah kamu sudah menyisihkan pendapatan untuk menjadi dana darurat?

Di masa seperti ini dana darurat menjadi hal yang penting. Pasalnya segi ekonomi menjadi salah satu yang paling terpengaruh atas kejadian pandemi ini. Ketahui dulu kondisi keuanganmu, sehingga kamu bisa mengalokasikan dana untuk tabungan, dana darurat, dan pengeluaran sehari-hari.

Berhenti boros dan bijak pakai uang

#DiRumahAja memang kadang membuat jari gatel rasanya ingin check out barang-barang yang sudah masuk di wish list aplikasi e-commerce di handphone, atau mungkin jadi beli bahan makanan 3x lebih banyak daripada biasanya?

Apapun itu mulailah mencatat pengeluaranmu setiap bulannya. Hal ini bertujuan agar pengeluaran tidak menjadi “kebablasan.” Bukan berarti tidak boleh berbelanja di luar belanja wajib , tapi mungkin kamu bisa mulai membatasinya.

Misalnya, bulan ini bujet belanja saya cuma Rp300 ribu. Dari situ kamu akan memprioritaskan barang yang lebih dibutuhkan terlebih dahulu.

Atau dibandingkan dengan berbelanja barang yang kurang perlu, kamu bisa mengalokasinya untuk berdonasi. Di tengah pandemi tentu banyak sekali orang yang kena imbas sehingga kehilangan pendapatannya. Cobalah sisihkan untuk berbagi ke sesama.

Buat bujet keuangan

Hal ini juga menjadi penting agar kamu bisa mengetahui kemana uang pergi selama sebulan? Kadang kita pun suka lupa sudah bayar apa saja setiap harinya. Catat semua pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya. Dari situ kamu bisa mulai untuk mengalokasikan dana menjadi tiga kategori.

Yang pertama tentu saja kebutuhan utama, seperti bahan makanan pokok dan pengeluaran rumah tangga (listrik, keamanan, air, internet, pulsa). Setelah itu alokasikan sekitar 5-10 persen untuk dana darurat.

Setelah itu kamu bisa membagi kebutuhan menjadi tiga golongan juga. Setelah kebutuhan makanan pokok, yang kedua adalah kebutuhan pelengkap sebesar 5%, seperti jajan ta’jil sehari-hari, atau pesan makanan online. Yang ketiga adalah kebutuhan hiburan, misalnya membeli baju atau perlengkapan gadget, cukup alokasikan 5% dari pendapatan.

Gunakan THR untuk finansial jangka panjang

Tahun-tahun sebelumnya mungkin kita sibuk menunggu THR untuk beli baju lebaran atau bahkan liburan selepas hari raya. Tahun ini coba alokasikan THR yang kamu dapatkan untuk sebagai rencana jangka panjang. Rencana ini bisa berupa, membayar hutang, membangun dana darurat, berinvestasi atau berasuransi.

Perbanyak sedekah dan zakat

Poin yang satu ini juga jangan sampai terlupa. Saatnya perbanyak buat kebaikan di bulan suci ini. Meskipun sebaiknya dilakukan tak hanya di bulan Ramadan, sedekah dan zakat tentu akan membawa lebih banyak berkah untuk kehidupan kita.

Apalagi di masa pandemi, banyak sekali penggalangan dana yang dilakukan. Kamu bisa memulainya dari hal-hal kecil, seperti membagikan makanan untuk warga sekitar rumahmu. Yuk, sama-sama bantu sesama yang terkena imbas pandemi ini. Sekaligus jangan lupa zakat wajibmu ya.

 

Sudah saatnya kita bersyukur kepada Tuhan YME karena masih diberikan pendapatan normal dan makanan enak untuk berbuka puasa. Semoga kita tetap diberikan keberkahan dan kesehatan sampai pandemi ini berakhir. Semangat, Alterrans!

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.