Definisi Integritas dari Pandangan Seorang Erlandi

Halo Alterrans,

Ada episode baru #RealStory, nih! Kali ini kita akan mewawancarai Erlandi selaku Internal Audit & Risk Management Sr. Manager. Apa aja nih yang kita obrolin hari ini? Kita membicarakan soal value Integrity. Semoga dari perbincangan ini bisa menjadi pelajaran baru untuk teman-teman ya. Yuk, simak langsung!

________________________________________________________________________________________________________

Q: Halo Mas Erlandi, menurut Mas apa sih definisi integrity?

A: Integrity sebenarnya menurut gue adalah hal yang sudah ada pada diri kita masing-masing ya, fitrahnya maksudnya. Yang dimaksud di sini adalah integrity itu semacam amanah. Bisa juga diartikan sebagai orang yang dapat dipercaya dalam menjalankan suatu tugas. Jadi sebenarnya integrity itu sangat menunjukkan siapa sih lo itu yang sebenarnya. Sekarang tuh penting banget memiliki integrity dulu di depan. Karena banyak perusahaan besar yang kini menonjolkan valuevalue, dan integrity itu pasti ada. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Baik. Nah, di Integrity itu ada beberapa nilai, salah satunya bertanggung jawab atas semua perbuatan dan perkataannya. Apa yang Mas Erlandi lakukan agar tim yang mas pimpin memegang nilai tersebut? 

A: Mungkin dari gue akan sedikit religi sih ya, poinnya ya tanggung jawab. Itu akan balik lagi ke kita. Di sini kita hidup kan ada yang menciptakan ya, misalkan jika kita menjalankan suatu tugas. Ibaratnya, tugas itu adalah hal yang dipercayakan ke kita dari company. Itu yang biasa gue sampaikan ke tim, bahwa bertanggung jawablah sama diri sendiri. Karena pertanggung jawaban itu mungkin company bisa tidak tahu, tapi yang menciptakan kita akan selalu tahu kalau kita tidak bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan ke kita. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Oke, tapi gimana Mas Erlandi menghadapi tim yang ternyata perkataannya berbeda dengan perbuatannya. Gimana cara tetap menjaga kolaborasi dalam tim?

A: Basic dalam merekrut atau mengajak tim itu salah satunya dilihat dari integrity terlebih dahulu. Belum pernah saat ini, Alhamdulillah ada yang melanggar integrity-nya. Karena gue juga beberapa kali hands on dan sering alignment dengan mereka. Kalaupun ada, pasti bakal gue kasih teguran ke orang-orang tersebut. 

Dan bagaimana cara tetap menjaga kolaborasi? Kita kasih kesempatan kedua ke orang tersebut dengan batas-batasan yang sudah kita setujui pastinya. Kalau misalkan dia melanggar atau tidak bertanggung jawab atas amanah itu sendiri, kita pasti akan bilang ke dia, mengingatkan kembali kalau ini kesempatan terakhir. Kenapa? Karena integrity itu basic dari bekerja di semua tempat, apalagi khususnya di divisi Internal Audit & Risk Management. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Oke, menurut Mas Erlandi sifat apa sih yang harus dimiliki agar terwujud Customer Focus

A: Oke, Customer Focus itu kan poin pentingnya KYC, know your customer. Jadi kita sebagai persona sebelum kita bekerja harus tahu beberapa hal dulu nih. Misalkan bekerja di suatu perusahaan, menjadi seorang HRD atau Finance, kita harus tahu customer kita siapa? Karena di divisi gue khususnya, dari awal gue udah bilang bahwa customer kita itu para BOD, stakeholders, dan para investor. 

Jadi semua yang mereka lakukan itu harus fokusnya ke mereka. Jadi harus berpikir sebagai customer kita, yaitu misalnya BOD itu. Ketika mengerjakan sesuatu, kalau BOD melihat ini akan seperti apa? Kalau investor melihat ini seperti apa? Kurang lebih seperti itu. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Apa tips untuk Alterrans agar tetap menjunjung integritas saat bekerja di keadaan seperti ini?

A: Tipsnya, ingat saja sih bertanggung jawab di dunia dan di akhirat. Kalau gue sih memang agak religi ya. Poinnya sih mau kita malas-malasan, atau ada kesempatan kita ambil yang seharusnya kita tidak lakukan, percaya saja nanti pasti ada balasannya sekarang ataupun nanti. Jadi tips buat teman-teman Alterrans di sini lebih ke please ingat bahwa kalian di dunia ini juga akan bertanggung jawab di akhirat nanti. Jadi tetap berusaha dewasa dalam menyikapi apapun segala perbuatan kalian. 

________________________________________________________________________________________________________

Nah itu dia episode #RealStory kali ini. Untuk berikutnya, siapa yang menurut kamu patut tim KAMIS wawancara? Kamu bisa kirimkan rekomendasi kamu ke [email protected] ya. Sampai bertemu di #RealStory berikutnya!

#RealStory: Berbincang Soal Perempuan Bersama Yeti Kurnia Damayanti

Selamat hari Kartini untuk semua perempuan di Alterra. Bagaimana kamu merayakan hari Kartini tahun ini? Mungkin ada yang sedang berjuang untuk menyelesaikan pekerjaan, atau mungkin sedang struggling bekerja di rumah karena harus membagi waktu untuk mengurus anak dan suami. Apapun itu, ingat perjuangan kamu tidak sia-sia!

Untuk merayakan hari Kartini tahun ini, tim KAMIS mewawancari Yeti Kurni Damayanti, selaku Operations Manager Alterra dan salah satu sosok leader perempuan yang berhasil memberikan impact bagi kesuksesan Alterra. Gimana wawancara lengkapnya? Yuk, silakan langsung disimak!

________________________________________________________________________________________________________

Q: Sebagai salah satu leader di tim OPS yang selalu berhubungan dengan Customer, apa sih kiat-kiat dari Mbak Yeti supaya kerja itu bisa selalu Customer Focus? 

A: Kiat-kiat ya, pertama yang harus dilakukan sih kita kenali dulu siapa customer-nya. Yang kedua kita cari tahu dulu keluhan yang dihadapi oleh customer, kita coba memberikan solusi kepada mereka. Yang terakhir, jangan ragu untuk minta feedback untuk perbaikan kita kedepannya.

________________________________________________________________________________________________________

Q: Pernah enggak sih Mbak menemukan permintaan customer yang sebenarnya sulit tapi mau enggak mau dijalanin? 

A: Ya itu sering terjadi ya, di OPS terutama. Ada saja permintaan yang aneh-aneh, cuma ya biasanya kita edukasi dulu kan. Sebenarnya apa sih yang biasa tim OPS lakukan? Kalau misalkan cara edukasi masih belum berhasil, mau tidak mau biasanya kita deal-deal-an dulu nih misalkan, “Ya udah coba dulu ya tiga bulan.” Kalau tiga bulan masih kesulitan, baru kita bantu. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Customer itu bisa internal dan eksternal, khususnya di Alterra. Gimana Mba Yeti menangani complain customer? Gimana cara mengembalikan kepercayaan customer yang mungkin sebelumnya kurang puas dengan hasil kerja kita? 

A: Pertama tuh biasanya kita terima dulu semua keluhannya. Jadi kalau dia memang marah atau ngomel ya kita terima, kita mendengarkan terlebih dahulu. Lama-lama nanti juga akan redam sendiri dengan kita berempati, lalu menggunakan komunikasi yang baik juga ke customer. Itu juga yang membuat customer lebih merasa safety ya ke kitanya. Kita juga harus bertanya dan memastikan lagi, sebenarnya akar masalahnya apa sih? Setelah customer ini benar-benar reda marahnya. Jika sudah tahu, dari situ kita bisa menentukan solusi apa yang tercepat untuk menangani masalahnya. 

Nah, gimana cara mengembalikan kepercayaan customer yang sebelumnya kurang puas? Biasanya kita kasih data yang transparan ke customer, kalau misalkan ada issue ya. Kita benar-benar berkomitmen untuk memberikan solusi yang terbaik untuk mereka, supaya kedepannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kembali. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Tadi Mbak Yeti sempat bilang, menggunakan komunikasi yang baik kepada customer. Gimana sih cara berkomunikasi yang baik menurut Mbak? Kadang ketika mendengar complain, ada kalanya beberapa orang jadi ikut terbawa emosi. Gimana cara untuk tetap memiliki vibe yang positif?

A: Dulu saya juga kan memulai karier sebagai Customer Service, saya belajar bahwa ketika melayani pelanggan itu di depan harus ada kaca. Kenapa? Supaya  kita bisa berkaca dengan diri kita sendiri. Jadi misalkan kita emosi, atau kesal sama orang, kan raut muka kita pasti terlihat enggak enak, nada berbicara pun akan jadi berbeda. 

Kita harus bisa melayani customer dengan tersenyum, meskipun kita marah. Tapi nanti yang diterima customer akan juga berbeda, jadi lebih positif. Jadi cermin itu untuk kita wajib, supaya kita lihat sendiri muka dan intonasi kita seperti apa. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Mengingat ini hari Kartini, sebagai woman leader, banyak orang yang memandang sebelah mata kalau dipimpin oleh seorang wanita. apa pandangan mbak terhadap hal ini? 

A: Menurut aku hampir semua perusahaan pasti akan menyamaratakan antara pria dan wanita. Wanita itu juga kan memiliki peran sendiri ya, sebagai ibu juga. Misalkan seperti saya working mom, di mana saya harus bisa membagi waktu kapan saya menjadi ibu dan kapan saya bisa menjadi wanita karier seperti ini. 

Cara membuktikannya bahwa wanita itu bisa capable atau tidak dan supaya tidak dipandang sebelah mata di dunia pekerjaan, biasanya kita harus sering-sering belajar, baca buku, ikut seminar dan training. Ada kesadaran diri untuk terus mengasah kemampuan diri. Jangan lupa juga action dan attitude juga harus bagus. Pintar saja tidak cukup, jadi harus diimbangi dengan action dan attitude yang baik juga. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Tapi apakah Mbak pernah merasa down karena dipandang sebelah mata? Ketika mungkin ketemu lingkungan yang didominasi oleh pria? 

A: Kalau diibaratkan dengan bertarung, atau meeting lah sekali pun. Ya kita bisa punya senjata dengan menggunakan data, tanpa harus banyak omong. Data itu benar-benar penting sekali, tidak cuma pria yang bisa tapi kita juga harus bisa sebagai wanita. 

Makanya tadi saya tekankan, wanita itu jangan malas. Kita harus ada kesadaran diri untuk terus belajar supaya tidak ketinggalan. Dengan seperti itu, apalagi di era sekarang, orang tidak perlu banyak berbicara tinggal kasih data aja sama kasih senyum mungkin ya haha. Itu sudah bisa menjawab pertanyaan mereka. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Nah, menurut Mbak Yeti gimana sih cara menumbuhkan sisi Champion di diri kita sendiri? Sisi yang mau belajar terus, yang bisa menerima feedback negatif, mengevaluasi diri, dan tidak mudah menyerah?

A: Champion itu harusnya bisa jadi mindset, biar kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itu memang tidak mudah, kita harus benar-benar bisa spend waktu untuk mencari tahu apa yang kita rasa paling strong di diri kita. Kita juga harus konsisten terus belajar atau mencapai gol tersebut, dengan tidak mudah menyerah. Kita harus lihat sekeliling juga sih, teman atau rekan kerja mana yang bisa membantu dan mendorong kita supaya bisa jadi Champion. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Tapi beberapa orang ya tentu ada yang “malas” belajar, gimana cara Mba Yeti memotivasi tim yang Mba pimpin untuk terus belajar lagi?

A: Saya juga sebenarnya lagi mencoba belajar lagi nih dengan membaca buku 4DX (The 4 Disciplines of Execution). Dari itu kita benar-benar mengurutkan sasaran kita tuh apa sih? Supaya kita tahu kedepannya mau gimana. Kita juga mengurutkan untuk mencapai sasaran tersebut harus apa? Misalnya, ya bisa dimulai dengan baca buku. 

Dari situ kita akan buat Gsheet ya untuk melihat progres. Kalo misalkan kita terus isi setiap hari dan setiap minggu, lambat laun baca buku itu akan menjadi kebiasaan. Biasanya dalam tiga minggu kita mulai rutin membaca walaupun hanya selembar atau dua lembar itu akan menjadi habit yang bagus. Jadi tidak terpaksa lagi untuk membaca buku.

Yang penting itu memang mulai dulu. Tapi mulai dengan mempersiapkan dashboard untuk melihat progres yang sudah dilakukan. Kalau kita tidak punya dashboard untuk melihat ya percuma, karena tidak ada urgensi untuk melanjutkan baca bukunya. Jadi ya bisa entar lagi saja bacanya. 

Mungkin kalau zaman SD dulu ada jadwal pelajaran, jadi kita tahu kapan pelajaran ini atau itu. Kalau sekarang score board, sudah baca berapa lembar? Berapa banyak dan apa sih yang didapat di BAB 1 dan BAB 2? Seperti itu. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Dari Mba Yeti adakah kesan pesan untuk teman-teman Alterrans yang mungkin sudah merasa burnout bekerja di rumah?

A: Harus lebih banyak bersyukur ya menurut aku, apalagi di dalam kondisi sekarang. Banyak banget teman-teman kita di luar sana yang kena PHK, bahkan tidak dapat pesangon yang layak dan segala macam. Di sini kita masih bekerja dengan baik, digaji sesuai, tidak ada potongan dan lainnya. Jadi banyak-banyak bersyukur dan ikhlas, dan mari kita berkontribusi bersama lagi sih. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Terakhir, adakah pesan dari Mba Yeti untuk perempuan bekerja di luar sana agar tidak mudah menyerah meskipun dipandang sebelah mata? 

A: Jangan pernah merasa kecil hati. Kita sebagai wanita justru harus lebih kuat karena kita menopang dua peran sekaligus, sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai karyawan. Yang paling penting juga kita harus belajar apapun itu, tidak cuma baca buku, training, atau seminar. Mungkin kalau hobinya menonton gitu ya, kadang terselip juga beberapa pesan moral yang bisa kita implementasikan dalam pekerjaan sehari-hari. 

Dan please jangan lupa untuk menghargai diri sendiri. Lebih banyak bersyukur terhadap diri sendiri juga salah satu cara yang bisa membuat kita semakin kuat.

________________________________________________________________________________________________________

Nah itu dia, jadi intinya untuk para perempuan yuk jangan sampai kamu berhenti untuk belajar dan memperkaya diri dengan ilmu. Untuk melihat video cuplikan wawancaranya, yuk langsung silahkan langsung menuju video di bawah ini. Sampai bertemu di #RealStory selanjutnya ya!

#RealStory: Mengulik Pandangan David Boy Tonara Mengenai Sisi Agile Startup

Hello Alterrans,

Apa kabar semuanya? #RealStory kembali lagi dengan cerita menginspirasi dari seorang David Boy Tonara. Kali ini kita akan membicarakan soal perusahaan startup dengan lingkungan yang agile, dan bagaimana seorang David Boy Tonara menanggapi perubahan yang ada dengan tetap mempertahankan kekompakkan tim. Penasaran dengan cerita lengkapnya? Yuk, langsung simak wawancara lengkapnya!

________________________________________________________________________________________________________

Q : Apa sih value yang lebih Mas boy tekankan untuk dipegang oleh tim yang Mas pimpin? 

A: Ada beberapa value yang memang ketika kemarin di divisi Innovation aku tekankan, seperti, Be responsible, Focus on goals, dan yang ketiga itu Can it be faster? Yang terakhir memang pertanyaan, tapi maknanya sebenarnya adalah kamu harus challenge diri kamu sendiri. Can it be faster? Selain lebih cepat lagi, kita juga bisa memvalidasi benar enggak sih nih bisa lebih cepat lagi? Atau jangan-jangan sebenarnya memang tidak bisa. Nah hal-hal seperti ini, ketika di Innovation hal itu diminta. 

Sekarang mungkin aku lebih menekankan ke kondisi continuous improvement ya. Kondisi ini seperti perpaduan dari dua values Alterra, yaitu, Champion dan Customer Focus. Karena untuk jadi Champion kita harus jadi lebih baik dan menuju ke arah yang dibutuhkan customer. Jadi kalau sekarang sih lebih banyak ke arah value continuous improvement ya. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Untuk Mas Boy sendiri, apakah Mas tipe orang yang lebih berorientasi pada proses atau hasil?

A: Nah, ini yang menurutku kita tidak bisa memilih. Jadi ketika kita ditanya lebih berorientasi pada proses atau hasil, ya jawabannya menurutku kita harus berorientasi pada proses dan hasil. Karena jadi tidak masuk akal menurutku kalau kita fokus yang penting prosesnya dulu benar tapi hasilnya tidak berhasil dulu enggak apa-apa. Maka kita akan mengulangi proses benar tersebut, dan berharap hasilnya suatu saat akan lebih baik. Berapa kali prosesnya akan diulangi, jadi kita selalu ada batasnya. 

Jadi kita tidak bisa semata-mata fokusnya ke proses. Hasil salah sekali tidak apa-apa, tapi tentu tidak bisa berulang-ulang karena ya itu tadi ya salah satu value-nya be responsible, jadi setiap resources harus bisa dipertanggungjawabkan. 

Yang kedua, tentu kita juga tidak bisa hanya fokus ke hasil, karena sebuah hal yang berhasil tapi kita tidak tahu kenapa, itu sama salahnya dengan hal yang gagal tapi kita juga tidak tahu di mana letak kesalahannya. Karena alasan hal itu berhasil ataupun gagal, harus bisa dipertanggung jawabkan. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Bekerja di sebuah startup kan berada di lingkungan yang agile. Gimana sih seorang Mas Boy menghadapi perubahan yang ada? Mas Boy tipe orang yang lebih suka di comfort zone atau justru tertantang ketika menemukan perubahan?

A: Ini menariknya kerja di startup, karena kita harus memampatkan proses growth kita dalam waktu yang singkat. Jika biasanya di perusahaan konvensional bisa dirasakan dalam kurun waktu 5 tahun, di startup ya itu dipadatkan. Itu bukan cuma bicara soal hasilnya, tapi bicara juga soal stresnya, dan jam kerjanya juga mungkin. 

Hal-hal yang biasanya di perusahaan konvensional bisa dirasakan dalam 5 tahun, di startup kita bisa mendapatkan dalam waktu setahun. Tentunya hal seperti ini, tidak semua orang bisa menikmati. Tidak semua orang juga siap dengan hal seperti ini. Alterra ini adalah startup pertama yang saya jalani, dan alasan saya bergabung ke sini adalah karena memang saya fokus ke growth. Karena fokus saya ke hal tersebut, saya menikmati sekali dengan segala stres yang dialami, proses memampatkan jam kerja dan kesempatan. Karena di startup itu kesempatan berjalan dengan cepat. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Tapi Mas Boy memang tipe yang justru merasa tertantang ya dengan adanya perubahan?

A: Iya jadi memang saya justru ketika enggak ada kerjaan, cenderung merasa stres haha. Jadi beberapa kali kalau dilihat dari sejarah pengalaman kerja saya, ketika resign beberapa kali itu memang karena sudah merasa di comfort zone. Jadi oke, ini waktunya saya pindah pekerjaan karena saya sudah mulai merasa nyaman. Ini lucu sih, tapi menurut saya comfort zone itu tidak nyaman. Aneh ya? Haha. Jujur saya termasuk orang yang mencari adrenalin, mencari hal-hal yang memacu saya untuk berpikir lebih keras, bekerja lebih keras, dan mendapatkan ilmu yang lebih banyak.

________________________________________________________________________________________________________

Q: Kalau Mas Boy sudah merasa berada di momen, “Wah, gue udah menuju nyaman nih.’’ Apa yang Mas Boy lakukan?

A: Kalau keatasan, saya minta tanggung jawab dan tugas lebih. Itu yang biasa saya lakukan, saya propose hal yang baru. Tentunya lebih baik untuk perusahaan, dan menuju ke arah tujuan perusahaan. Dan tentu, sering kali saya tidak mendapatkan hal itu, akhirnya saya mengajukan resign. Pokoknya sebelum resign saya selalu minta tanggung jawab lebih, minta proyek baru, dan mengajukan beberapa hal perbaikan untuk perusahaan. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Dengan situasi yang cukup agile di startup ini, gimana sih Mas Boy mempertahankan kekompakkan tim yang Mas pimpin?

A: Oke ini menarik. Karena sejujurnya saya baru merasakan memimpin sebuah tim di startup ya di Alterra ini, dan kebetulan langsung berada di suasana yang agile. Satu yang saya pelajari adalah ketika kita sebagai leader, kita harus bisa membuka opportunity bahwa kita juga ada waktunya bisa salah, itu hal yang selalu saya sampaikan ke tim. Ya saya leader, tapi saya bisa salah. 

Kedua bahwa manajer itu ada as your tools. Ini hal yang saya pelajari di Alterra, dan saya implementasikan bahwa manajer itu ada untuk timnya agar bisa mencapai achievement yang diharapkan oleh perusahaan. Dan supaya tim jalan di rel yang tepat, kita perlu terus transparan terhadap gol. Jadi dari awal dijelaskan bahwa gol perusahaan seperti ini, divisi kita punya bagian untuk kontribusi di area ini, dari gol divisi kita baru berikan ke perorangan. “Untuk kamu, kita butuh kamu kontribusi di bagian ini, supaya divisi kita bisa mencapai ini.” Intinya transparansi sih. Transparansi dan fokus untuk mencapai gol yag sama, kalau sudah seperti itu harusnya akan tetap kompak. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Tapi kadang-kadang seorang leader itu tetap dianggap sebagai seorang “leader oleh bawahannya. Intinya tetap ada gap, gimana Mas Boy membawa diri sebagai seorang leader yang approachable? 

A: Ini pertanyaan yang cukup susah ya, karena kalau saya menilai diri saya sendiri, malah kelakuan saya sendiri seperti bukan seorang leader hahaha, jadi saya ya bagaimana saya. Pada dasarnya saya ke tim, bagaimana tim melihat saya, saya enggak pernah jaim. Saya selalu berusaha menjelaskan alasan di balik keputusan yang saya ambil. Itu part yang leader bisa lakukan, apakah tim bisa menerima itu dan dianggap sebagai manajer yang approachable

Pada dasarnya ketika kita membicarakan relationship itukan hubungan dua arah, antara dua orang ya. Ketika seorang manajer sudah membuka diri, dengan mengatakan ya manajer juga bisa salah lho. Tujuan manajer itu untuk bantu kalian jadi pribadi yang lebih baik dan bisa achieve apa yang diharapkan oleh perusahaan, dan ini lho alasan-alasan kenapa decision ini aku ambil sebagai leader. Menurutku, portion-nya sudah selesai nih, tinggal portion dari timnya bagaimana menerima leader-nya sebagai manusia biasa. 

Leader ada di posisinya memang bukan karena kebetulan, karena ada skill tertentu, kepercayaan tertentu yang diberikan, pastinya bukan hanya karena kebetulan. Tapi mereka adalah manusia juga yang memang punya skill lebih, katakanlah. Maka skill apa yang harus kamu pelajari dari dia? Mereka punya cara pandang yang lebih, oke cara pandang seperti yang tim harus pelajari dari leadernya? Mungkin hal-hal seperti itu ya. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Apa yang Mas Boy lakukan untuk memotivasi tim yang Mas Boy pimpin untuk terus belajar? Dan gimana Mas Boy memotivasi tim untuk mencapai target yang lebih tinggi lagi untuk berikutnya?

A: Pada dasarnya ini adalah masalah pemahaman ya. Jadi kita sebagai leader, punya kewajiban untuk menunjukkan kepada tim, opportunity apa yang bisa dicapai? Kalau tim kerja keras achievement-nya seperti apa sih? Memang kalau tim kerja keras, apa sih untungnya buat tim? Dan itu kembali lagi ke setiap individunya. 

Kalau saya sendiri sebagai leader, saya punya passion dan keinginan yang kuat untuk tim saya jadi the best version of themselves. Intinya sih seperti itu. Bagaimana mereka jadi pribadi yang lebih baik. Gimana mereka jadi individu yang lebih baik lagi melalui proyek dan tahapan yang mereka lakukan. Di sisi ini, sebagai leader kita kembalikan lagi ke mereka bawah tujuannya adalah untuk diri mereka sendiri. 

Dan kebetulan di startup kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk grow lebih cepat lagi. Tidak semua cocok bekerja di startup, tapi ketika kita punya kesempatan kerja di startup, please don’t take it for granted. Be grateful dengan cara, “Eh ini ada kesempatan grow segini besar nih, mari kita manfaatkan.” 

Nah, kembali ke manajer ya. Saya kalau jadi manajer, saya encourage teman-teman untuk mengerjakan sesuatu bukan sebagai kepentingan perusahaan, atau manajer. Tapi mengerjakan sesuatu untuk membuat setiap individu jadi the best version of themselves. Itu yang akan membuat mereka siap grow, siap gagal, siap mencoba lagi, dan siap mencoba lebih keras. 

________________________________________________________________________________________________________

Q: Terakhir, adakah pesan untuk semua Alterrans menghadapi tahun 2021 di mana kita masih di era pandemi dan kerja masih jarak jauh?

A: Yang utama, be grateful. Be grateful karena Alterra masih support kita sampai sebagaimana kita sekarang ini. Dan sampai hari ini pun terbukti Alterra masih hiring. Berarti Alterra masih in a good shape, itu yang pertama. Lalu ingatlah bahwa di setiap krisis akan selalu ada opportunity. Airbnb hidup waktu krisis, Uber mulai jalan ketika ada krisis. 

Pada dasarnya, ketika ada krisis disitulah ada opportunity. Tinggal tergantung kita memaknai krisis itu hanya sekedar krisis, atau kesempatan untuk mencari opportunity. Hopefully teman-teman Alterrans bisa mengambil keduanya, di tengah-tengah krisis yang ada ini kita percaya dan bekerja keras untuk opportunity yang tersedia. 

________________________________________________________________________________________________________

Nah, itu dia teman-teman cerita menginspirasi dari Mas Boy. Buat yang penasaran dengan cuplikan interviewnya bisa lihat di video di bawah ini ya. Tungguin terus cerita-cerita menginspirasi dari #Realstory ya teman-teman. Sampai bertemu di episode berikutnya!

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.