Kebersamaanku dengan Alterra dimulai dari 2016, jauh sebelum Alterra menjadi Alterra, ketika masih bernama Sepulsa, ketika masih hanya ada 11 orang yang sedang berusaha mewujudkan ide-ide nya, menggapai mimpi menjadi sebuah perusahaan teknologi. Pada saat itu, kata “startup” masih terdengar santai dan tidak se-booming belakangan ini. Keputusanku untuk bergabung ke Alterra juga didasari dengan setengah nekat atau bahasa kerennya “being adventurous” aja.
Bermodalkan keberanian dan semangat membangun sesuatu, juga keinginan untuk berkontribusi kepada masyarakat, aku mulai menyelami hidup di dunia “startup” melalui Alterra. Satu hal yang aku temukan pertama kali, kejamnya startup memang lebih kejam dari Ibukota! Bayangkan, aku datang dari tempat bekerja yang lama, yang sudah semi-mapan dan hampir semua infrastrukturnya sudah siap, tinggal sesuaikan sedikit, lalu jalankan. Sementara datang ke Alterra, (atau mungkin di startup pada umum nya), jangan berharap ada apa-apa, kosong, plong! Eits… tapi buat aku yang senang membangun sesuatu dari 0 ke 1, ini justru momen AHA! ku. Terlebih lagi aku mendapat dukungan dan otonomi kerja dari kedua orang Founder-nya, Jefrey dan Ananto, untuk membangun apa yang diperlukan agar Alterra menjadi tempat bekerja terbaik di Indonesia, jadi aku mulai menyingsingkan lengan baju, start to get down and get dirty.
Singkat cerita, Aku dan Alterra sama-sama bertumbuh, dari kami yang awalnya sama-sama polos, mulai memiliki banyak hal, dari mulai menambah anggota keluarga, mulai menambah gedung kantor, mulai menambah jumlah customer, tentunya juga tak lupa menambah pundi-pundi keuangan perusahaan. Tapi… ada juga dua hal bertambah, kompleksitas dan drama nya! – Yes, ini benar, semakin kami bertumbuh besar, semakin kami njelimet dan ruwet, semakin banyak Alterrans di kantor memerlukan pemahaman lebih, dan alhasil terjadi percikan drama di sana sini. Layaknya hubungan dengan pasangan kita, tidak semuanya yang kami alami itu indah bak dongeng negeri kayangan, tapi banyak juga dihiasi dengan keringat dan air mata. Cuma… entah kenapa, kami semua percaya bahwa kejadian ini justru akan membuat kami semakin tumbuh kuat. Istilahnya, what doesn’t kill you makes you stronger.
Keluarga karyawan kami, atau kami sebut Alterrans semakin banyak, semakin menambah nuansa kerja yang kami punya di kantor. Aku selalu suka pola pikir yang ditanamkan oleh Founders kami tentang teman kerja, always recruit/ bring a team smarter than you, dengan begitu kamu akan terpacu untuk selalu belajar sesuai, dan belajar lebih baik. Aku di Alterra bertumbuh menjadi seseorang yang selalu ingin menjadi lebih baik, meraih banyak hal dan tidak takut untuk mencoba berbagai cara untuk bisa memberikan yang terbaik juga, karena kami semua dibentuk dengan pola pikir “just keep growing, nothing can stop you but yourself”
Apa yang aku dan Alterra capai sampai dengan saat ini, 4 tahun kebersamaan kami, sangat banyak yang sudah kami gulirkan. Satu hal yang selalu membuat aku selalu bangga dengan Alterra adalah bagaimana kami bisa tetap peduli dengan semua Alterrans terlepas dari apapun yang kami lalui–baik ataupun buruk–yang Alterra pikirkan adalah bagaimana agar Alterrans tetap menjadi yang terbaik dan dapat tetap bertumbuh hingga dapat memberikan yang terbaik juga untuk Alterra.
Terlebih di masa sulit seperti Pandemi Covid 19 ini, kami memastikan bahwa semua Alterrans tetap terjaga. Kalau kata orang tua, jika kamu ingin menguji sebuah hubungan (teman atau pasangan) lihatlah ketika kita sama-sama dalam kesulitan, jika ia tetap bersama kamu, maka ia adalah sejatinya teman/ pasangan. Jika ia pergi meninggalkan kamu, maka anggap saja kamu tidak pernah kenal dia, pergi dan lupakan. Buat ku, Alterra adalah sejatinya sebuah perusahaan tempat aku mencari rezeki dan bertumbuh menjadi lebih baik. Ia merangkul aku ketika masa-masa yang sulit, dan sudah pasti ia pun ada bersama-sama aku di masa kita bersenang-senang.