Alterrans, akhir bulan memang jadi minggu yang ditunggu-tunggu. Beberapa orang menunggu hari-hari “libur” sedikit karena kerjaan yang sudah selesai, atau memang karena tanggal gajian.
Siapa juga yang tak senang mendapatkan gaji atas kerja keras yang telah dilakukan pada sebulan ke belakang. Tapi tak sedikit juga yang merasakan senang hanya dalam sekejap saja. Apakah kamu jadi salah satu orang yang merasa gaji hanya “numpang lewat” saja? Pada pertengahan bulan, apakah kamu sering merasa “kok gaji gue sudah tinggal segini ya?” atau “perasaan baru ambil uang, kok sudah habis lagi ya?”
Daripada uangmu habis untuk hal yang tidak penting, kamu bisa mengalokasikan sebagian gaji menjadi dana darurat. Karena beberapa individu cenderung lebih “boros” ketika memiliki banyak uang. Untuk itu, coba lebih menghemat gaji dan mulailah untuk menyiapkan dana darurat. Sebagai awalan, mari ketahui lebih dalam mengenai dana darurat!
Apa itu dana darurat?
Sesuai dengan namanya, dana darurat memang diperuntukan sebagai emergency fund. Jumlah dana yang disiapkan untuk keperluan-keperluan tertentu yang memang mendesak.
Memang setiap individu ada baiknya untuk memiliki dana darurat. Kamu tidak akan bisa memprediksi kejadian-kejadian tak terduga yang bisa kapan saja terjadi dan membutuhkan sejumlah dana. Misalnya, tiba-tiba mobilmu mogok, kamu bisa menggunakan dana darurat untuk membayar kerusakannya karena memang mobil kamu pakai setiap hari untuk pergi dan pulang kerja.
Dana darurat itu memiliki fungsi sebagai dana utama yang biasanya diharuskan untuk membayar di awal. Berbeda dari tabungan yang memang biasanya ditujukan untuk membeli sesuatu atau berinvestasi, dana darurat menjadi “tabungan” yang hanya bisa dipakai jika ada keperluan mendesak.
Biasanya berapa jumlah dana darurat yang harus dipersiapkan?
Banyak yang membicarakan mengenai hal ini. Tapi memang jumlah dana darurat cenderung mengikuti jumlah gaji dan pengeluaranmu tiap bulannya. Jadi jumlah dana darurat bisa berkisar 4 – 6 bulan nilai pengeluaran jika kamu belum berkeluarga. Sedangkan bagi individu yang sudah bekeluarga, kamu memerlukan dana darurat sebesar 6 – 12 bulan nilai pengeluaran.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Profesi Quality Engineer di Alterra!
Apa yang harus dilakukan untuk menyiapkan dana darurat?
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menyiapkan dana darurat. Berikut langkah yang bisa diikuti:
-
Buat laporan keuangan tiap bulan
Ini menjadi langkah pertama yang sebaiknya kamu lakukan. Kenapa harus melakukan langkah ini? Mencatat semua penerimaan dan pengeluaranmu setiap bulan bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui jumlah dana yang bisa dialokasikan untuk dana darurat setiap bulannya.
Ketika mendapatkan gaji setiap bulannya, kamu bisa mengelempokkan pengeluaran-pengeluaran rutin yang harus dibayarkan terlebih dahulu. Misalnya, bayar kostan, bayar cicilan, hingga bayar kartu kredit. Lalu pisahkan sebagian untuk beli pulsa atau bensin bagi yang membawa kendaraan.
Sebagai awalan kamu bisa menggunakan sisa uang setelah pembayaran tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Tapi ingat untuk mencatat semua pengeluaran, dengan begitu setiap harinya kamu tahu uangmu pergi ke mana saja. Kamu pun jadi tahu besar pengeluaran setiap bulannya.
Bergerak dari situ, mulailah untuk menghemat. Tentukan sejumlah dana yang dialokasikan untuk menjadi dana darurat. Tapi ingat, menabung untuk dana darurat jangan sampai membuatmu juga tersiksa setiap bulannya karena harus terlalu mengirit untuk makan dan kebutuhan lainnya.
-
Mulai siapkan dana darurat
Dana darurat tak melulu harus berbentuk uang. Tapi memang menyimpan dana darurat dalam tabungan (di luar tabungan gaji) atau berbentuk deposito akan jauh lebih mudah untuk dijangkau dan tidak ada risiko apapun.
Tapi jika ingin mempersiapkan dana darurat dalam bentuk lain, kamu bisa mencoba dengan berinvestasi emas. Investasi emas menjadi salah satu bentuk yang minim risiko. Karena bisa dipastikan bahwa nilai emas akan terus meningkat setiap tahunnya.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba peruntungan pada investasi reksa dana. Investasi yang satu ini memang digemari oleh para millennials. Selain memang kini bisa ditemukan pada berbagai platform e-commerce, modal yang kamu butuhkan pun tak terlalu banyak. Tapi kedua bentuk ini mungkin akan lebih susah dijangkau jika keperluan benar-benar mendesak. Ada baiknya untuk memiliki dana darurat berbentuk uang terlebih dahulu sebagai modal awal.
-
Kaji ulang perhitungan secara berkala
Sudah menentukan jumlah dana darurat bukan berarti tugasmu selesai sampai situ saja. Kamu juga harus mengkaji ulang perhitungan tersebut secara berkala. Kenapa? Karena kamu harus memerhatikan tingkat inflasi.
Terjadinya inflasi terkadang membuat jumlah pengeluaran bulanan menjadi meningkat. Selain itu pun dibutuhkan konsistensi dalam mempersiapkan dana darurat. Jangan tergerak mengambil atau menggunakannya untuk keperluan yang tidak mendesak.
Bagaimana, apakah kamu siap untuk mulai menyiapkan dana darurat setelah gajian bulan ini?