“Dit, pernah nggak lo expect bahwa kita bisa kayak gini?”
Itu pertanyaan Mas Ananto yang keluar saat menyapa gue di Gala Dinner Outing Bali, bikin gue mengenang masa interview. Inget banget dulu beliau bilang “Gue nggak tau ini akan bertahan sampai tahun depan apa nggak?” Ebuset realistis amat pikir gue. Tapi ya mungkin Mas Ananto nggak mau kasih harapan yang penuh ambisi. Beberapa karyawan di tahun pertama dan kedua pun, gue rasa masih mendengar kalimat itu kok.
Kembali ke momen Gala Dinner tadi, hal mengharukan itu segera buyar ketika gue jawab “Nggak sih, Mas. Tapi maaf ya KPI gue nggak pernah exceed your expectation hahaha” dia pun ketawa kecut menanggapi pengakuan memalukan gue.
Secara pribadi gue nggak nyangka udah melawati tahun ke-5 di Alterra Indonesia. Kantor yang awalnya bernama Sepulsa, dengan hanya menempati 1 meja panjang bersama 7 orang lainnya. Iya, gue duduk sejajar sama para Co-Founders, gaes. Hal yang kemungkinan kecil terjadi sama gue saat ini. Yaiyalah kita kan beda lantai, mereka lebih tinggi pastinya :’)
Kalau ditanya kesan apa yang dirasakan selama di Alterra? Jawaban gue dari dulu sampai sekarang nggak berubah, kekeluargaan. Bahkan lebih dari rumah gue sendiri, bukan karena suasananya aja tapi lebih ke orang-orangnya yang membuat gue jadi pribadi yang lebih baik dan nyaman menjadi diri gue sendiri.
Bisa dibilang mulai tahun ke-4 di Alterra adalah momen titik balik. Alterra yang semakin berkembang secara bisnis dan semakin banyak karyawan yang gue nggak kenal, bikin performa gue ngesot karena rasa minder dan helpless. Mungkin ibaratnnya kayak baterai ya, lama-lama power-nya akan berkurang. Iya iya, ada faktor U-nya juga 🙁
Atas takdir Tuhan, satu per satu gue dipertemukan sama Alterrans yang secara nggak langsung kasih gue kesempatan untuk berkembang dengan cara yang baru dan bangun dari keterpurukan. Yang dulu gue kerja sendirian dan jadi drained out, sekarang gue udah banyak ikut workshop dan training. Gue mulai bangga punya value lebih, dan itu nggak lepas dari peran Alterra yang nggak pernah kendor kasih dukungan materil dan immateril.
Salah satu keputusan terbaik dan nggak akan pernah gue sesali adalah bergabung dengan perusahaan kecil, yang nggak tau tahun depan gimana, yang penting hari ini kita lakukan yang terbaik. Siapa sangka 5 tahun kemudian bisa punya kantor di 4 kota, dan bahkan going strong di situasi sulit kayak pandemi sekarang?
Terakhir, bagi siapapun yang lagi struggle, coba deh inget ini, “Hanya karena lo gagal tumbuh subur di satu pot itu, bukan berarti lo hanya akan menjadi tumbuhan yang mati”