4 Tips Penting untuk Optimalkan Bisnis Melalui Linkedin

Seiring berjalannya waktu, sosial media tentu menjadi salah satu media untuk mempromosikan bisnis. Bahkan sosial media pun dinilai mampu untuk menjangkau audiens yang lebih besar berikut dengan bujet yang lebih terjangkau. Linkedin jadi salah satu media sosial untuk bisnis yang paling banyak dipilih. Tak hanya untuk pribadi, tapi Linkedin tentu memiliki berbagai fitur untuk membantu bisnis atau pekerjaanmu. Ada beberapa tips penting untuk optimalkan bisnis melalui Linkedin. Simak 4 tipsnya di sini!

 

Tips optimalkan bisnsi melalui Linkedin

 

Bangun networking melalui akun Linkedin

Media sosial tentu menjadi tempat untuk melebarkan networking. Bagi pelaku bisnis, baik yang memang memiliki bisnis sendiri atau pun kamu yang bekerja dalam sebuah perusahaan, kunci untuk mengoptimalkan bisnis melalui Linkedin diawali dengan membangun networking-mu.

Membangun networking bisa dimulai dengan mencari potential connections. Kamu bisa mencari orang yang memang seprofesi denganmu, hingga yang berpotensi untuk menajdi klien.

Membangun networking pun tak hanya sekedar akun yang terkoneksi. Kamu bisa memulai percakapan kecil melalui fitur message. Sehingga akhirnya pun koneksi bisa lebih terjalin.

 

Jadi pengguna aktif dengan memberikan konten menarik

Tips selanjutnya adalah jadilah pengguna Linkedin yang aktif. Linkedin menjadi wadah yang tepat untuk menjalankan strategi konten marketing, baik dari Linkedin perusahaan, maupun akun pribadi.

Jadi mulailah untuk mengunggah konten menarik secara berkala. Kamu bisa mengunggah konten mengenai pekerjaanmu, perusahaanmu, atau bahkan hal-hal menarik yang berkaitan dengan skill atau informasi terkait tren yang ada dalam dunia bisnis.

Melalui konten, kamu juga bisa membuka pintu baru. Mungkin saja ada yang tertarik untuk menjadi klienmu karena melihat konten tersebut. Ingat kesempatan datang dari mana saja!

 

Membentuk atau tergabung dalam sebuah grup

Linkedin memiliki fitur grup yang bisa kamu maksimalkan. Kamu bisa bergabung pada grup yang sesuai dengan profesi atau lini bisnismu.

Selain itu kamu juga bisa membuat grup dan mengundang orang-orang yang berpotensial bagi bisnis kamu. Jangan lupa ketika membuat grup untuk mengisi semua kolom informasi dengan lengkap. Hal ini karena banyak orang yang tak ingin tergabung dalam grup yang kurang jelas.

Grup bisa menjadi strategy yang tepat untuk memfokuskan target pasar. Kamu juga bisa menggunakan fitur ini untuk menjual produk bisnis kamu. Gunakan juga grup untuk melakukan diskusi.

 

Minta rekomendasi teman  

Memiliki teman yang mempunyai banyak networking. Kamu bisa memanfaatkan dengan meminta rekomendasi melalui Linkedin. Sosial media yang satu ini memang memberikan fitur rekomendasi yang bisa digunakan oleh para pengguna.

Hal ini bisa dilakukan sebagai ajang promosi diri. Mintalah kepada teman-teman terdekat lebih dahulu, hingga akhirnya kamu bisa mendapatkan rekomendasi dari orang lainnya. Pastikan untuk mendapatkan rekomendasi dari orang yang tepat ya.

 

Nah, itu dia empat cara optimalkan bisnis melalui Linkedin yang bisa kamu coba. Selamat mencoba!

Panik COVID019? Jangan Buat Fokus Jadi Ambyar!

Hi Alterrans,

Apa kabar kalian semua? Stay healthy ya guys!

 

Ya seperti kita ketahui bersama, isu kesehatan sekarang jadi trending topic bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Coba deh cek hashtag yang berhubungan dengan virus Corona atau COVID-19 yang akhir-akhir ini sedang tenar. Beritanya wara-wiri di media elektronik, media sosial, sampai portal-portal berita dalam dan luar negeri. Hampir semua orang juga turut membicarakannya, baik di lingkungan kantor, rumah, bahkan sampai semua grup Whatssap.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan dua WNI positif pertama pada hari Senin 2 Maret 2020, dan seiring dengan cepatnya penyebaran maka jumlah penderitanya makin hari makin bertambah. Berita tentang pandemic ini mendapatkan berbagai respon dari masyarakat, terutama kalangan para pekerja seperti para Alterrans. Responnya bermacam-macam, dari was-was hingga yang sampai melakukan gerakan preventif yang wow banget.

Misalnya ada beberapa yang panik banget, kalang kabut, langsung memecahkan celengan ayam jago kesayangan yang rencana awalnya sebagai tabungan untuk menikah, malah jadi untuk beli persediaan makanan, masker, dan hand sanitizer. Ada lagi beberapa orang panik yang jadi super waspada, jadi tidak mau salaman, tidak mau menyentuh barang apapun, sampai ketemu pacar pun jarak harus dua meter. Ada juga yang masih woles, santai kayak di pantai, dan masih banyak respon-respon lainnya. Kalau kamu sendiri memberikan respon seperti apa?

Apapun respon kamu sebaiknya tidak panik berlebihan dan tetap waspada dengan mengedukasi diri sendiri untuk mengetahui apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga tubuh agar terhindar dari virus COVID-19. Cari info akurat tentang penyebaran virus, seperti membaca bulletin Alterra yang sudah dikirimkan melalui email. Ingat yang benar dan akurat ya. Sebab banyak sekali jari-jari yang kurang bertanggung jawab menyebarkan info-info hoax mengenai penyebaran virus yang justru semakin membuat orang salah kaprah dan semakin resah.

Yuk, kita cek dan ricek dahulu, apa sih virus COVID-19 itu? Singkat saja ya, secara penulis bukan praktisi kesehatan yang mumpuni, hehe…. Virus ini berasal dari keluar virus Corona yang pada dasarnya adalah virus yang membutuhkan inang untuk bertahan hidup. Menurut penelitian yang dilakukan oleh The Journal of Hospital Infection, virus Corona dapat hidup dari 5 menit sampai 9 hari jika tidak diberi disinfektan.

Virus itu sendiri menjadi tidak aktif jika dibersihkan dengan 62-71% etanol yang biasa terkandung dalam sabun. Oleh karena itu, selain tidak berkontak langsung dengan penderita yang sakit, tetaplah menjaga kebersihan badan dan rajin untuk mencuci tangan. Kedua hal tersebut menjadi salah satu faktor penting agar tubuh kita terhindar dan berdari virus, guys!

Ketika kita sedang berada di tempat umum, sebisa mungkin untuk mengurangi kontak langsung dengan permukaan yang kotor. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, serta mandi setelah berkegiatan di luar rumah agar virus yang menempel tidak sampai masuk ke dalam tubuh. Termasuk kalau Alterrans lagi makan lalapan kesukaan, biasanya kan menggunakan air kobokan untuk cuci tangan dan lap kain berbagi, itu sama saja kita berbagi kuman lho. Pastikan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tapi ingat cara mencuci tangannya juga harus benar, sudah banyak kok himbauan cara cuci tangan yang benar, bahkan melalui media TikTok hehe.

Kenapa sih harus cuci tangan? Ya iyalah masa ya iyadong hehe…. Tangan merupakan bagian dari tubuh kita yang sering digunakan untuk menyentuh bagian muka, hidung, dan mulut, sehingga rentan sebagai jalan masuk virus ke dalam tubuh. Kantor Alterra juga sudah menyediakan hand sanitizer lho, jadi pastikan untuk sering menggunakannya ya. Let’s keep our hand clean ya, guys!

Berikutnya, memiliki daya tahan tubuh yang kuat adalah KUNCI. Imunitas kuat adalah tameng terakhir kita dalam memerangi virus, jika virus berhasil lolos dan masuk ke dalam tubuh kita. Salah satu caranya adalah menjaga asupan nustrisi dalam makanan kita sehari-hari. Banyak makan-makanan yang bergizi seperti, sayur dan buah. Jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin tambahan bila diperlukan.

Mengonsumsi obat-obatan herbal atau jamu-jamu yang terbuat dari remah lokal juga bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat, hal ini juga didukung oleh budaya Indonesia yang mempunyai riwayat historis panjang tentang penggunaan obat-obatan herbal. Misalnya, jahe merah, royal jelly, ginseng, dan madu merupakan obat-obatan herbal yang telah jadi warisan nenek moyang kita.

Selalu menggunakan masker jika sakit atau ketika berada di luar rumah adalah pilihan bijaksana. Karena kita tidak tahu kapan virus akan tersebar di sekitar kita. Jadi, untuk berjaga-jaga selalu gunakan masker jika dibutuhkan. Alterra juga menyediakan masker dan obat-obatan yang bisa diambil sendiri di kotak obat atau bisa request langsung ke tim HR.

So, jangan panik ya Alterrans! Karena panik bisa menyebabkan stress yang mana tidak baik untuk kesehatan kita juga. Selain itu, panik juga buat fokus kita bekerja semakin ambyar, lho. Tetap jaga kesehatan ya, buat yang hobi main game sampai lembur begadang tiap malam, sampai lupa anak dan istri (ups… sorry buat yang jomblo) dikurangi dulu deh, karena kata Bang Haji itu terlalu dan berbahaya hehe… maksutnya berbahaya untuk kesehatan. Jadi, istirahat dan tidur yang cukup, olahraga agar tetap bugar, jaga pola makan dengan makan-makanan bergizi, dan selalu stay positive ya.

Semoga pandemic ini segera berakhir dan semua Alterrans selalu dalam lindungan Tuhan. Alterrans, stay healthy and happy!

Tips WFH Alterra Demi Cegah COVID-19

Siapa yang enggak tahu COVID-19? Atau Coronavirus Disease 2019. Kita lebih akrab lagi dengan panggilannya, Corona.

Dari pemberitaan di berbagai media, kita tahu bahwa virus ini mulai enggak main-main penyebarannya di Indonesia, utamanya Jakarta, sebagai kota dengan penduduk yang aktif keluar-masuk setiap harinya. Dalam waktu gak ada sebulan, dari awalnya hanya dua orang, peningkatan pasien positif COVID-19 sangat tinggi hingga hari ini. Hal ini mengakibatkan adanya kepanikan hingga adanya isu lockdown.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah telah menghimbau masyarakat untuk kurangi aktivitas di luar rumah dan keramaian kalo tidak ada keadaan yang mendesak, disertai dengan kebijakan-kebijakan pendukung lainnya. Yang utama adalah selalu menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir ataupun memakai hand sanitizer. Ini adalah upaya-upaya preventif yang dapat kita lakukan.

Dengan berbagai pertimbangan dan demi kebaikan bersama, selain menyediakan hand sanitizer dan masker, akhirnya Alterra pun mengeluarkan kebijakan WFH atau work-from-home bagi Alterrans yang bekerja di kantor Jakarta dan Malang. WFH diadakan dari tanggal 16 Maret hingga saat ini. Kebijakan ini disambut sangat baik oleh Alterrans karena tidak sedikit di antara kita yang harus menggunakan transportasi umum, seperti busway dan KRL untuk berangkat dan pulang kantor.

Baca juga: Apa Sih Keuntungan Memiliki Asuransi Perjalanan?

Memang, WFH tidak bisa seefektif ketika kerja di kantor dan susah-susah gampang buat dilakukan. Tapi ini gak mematahkan semangat kita untuk tetap berusaha produktif untuk Alterra. Selalu ada cara untuk kita bersinergi dan catch-up serta update pekerjaan masing-masing. Dengan memastikan bahwa kita selalu terhubung dengan internet dan listrik, maka kita dapat melanjutkan pekerjaan kita di rumah sekalipun.

Apa sih yang bisa kita lakukan untuk tetap sehat dan produktif di masa-masa WFH ini? Kita bisa coba 8 tips di bawah ini:

(Foto: Pexels)

 

  • Bikin agenda kerja harian dan set working hours

Apa saja yang harus kita kerjakan hari ini. Jangan lupa buat checklist dan review di akhir jam kerja untuk tahu apakah kita uda melalui WFH dengan baik hari ini.

  • Tetap standby untuk online meeting ya

Seperti halnya meeting di kantor, justru ketika WFH kita harus lebih siap untuk hadir meeting secara daring.

  • Lakukan hal-hal yang biasa kita lakukan kalo mau berangkat kerja.

Misalnya mulai mandi dulu, baju rapi, berdandan, atau pake wewangian. Terkesan ribet, tapi boleh untuk dicoba lho. Tanpa sadar ini bisa bantu kita untuk masuk ke mode “siap untuk bekerja.”

  • Usahakan jangan kerja di tempat tidur

Hal ini bisa memancing rasa mager untuk mulai kerja, apalagi kalo enggak terbiasa untuk sistem WFH ini.

  • Jangan lupa makan teratur dan banyak minum air mineral

Hindari minum minuman dingin dulu karena kita tetap harus jaga energi dan imun kita, jangan malah mengundang penyakit ya.

  • Manfaatkan waktu istirahat

Di jam istirahat, misalnya di waktu siang jam 12 hingga jam 13, gunakanlah hak istirahat kita seperti kalo di kantor. Tapi jangan sampai kebablasan lupa lanjutin kerjaan ya hehe…. 

  • Beri apresiasi untuk diri kita

Apresiasi untuk kita yang sudah menyelesaikan WFH hari ini dan menyelesaikan to-do-list dengan baik. Ini bisa membangun semangat baru untuk melanjutkan WFH di esok hari.

  •  Komunikasi dengan rekan kita

Komunikasi jangan sampai lupa, update soal pekerjaan penting tapi update kabar juga tidak boleh terlewat. Kita bisa tanya kabar mereka hari ini, apakah sudah makan atau belum, dan lain sebagainya. Karena sehari-hari di kantor kita biasa banyak interaksi dengan teman-teman kantor, ngobrol, diskusi, dan makan bareng. Pasti momen WFH ini juga bikin kita kangen satu sama lain.

 

Last but not least, ingat bahwa WFH, H-nya adalah home, bukan holiday ya! Yuk, kita manfaatkan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab momen WFH dari Alterra ini. Kalo lagi ada yang merasa unwell, segera ke dokter ya untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.

So, stay safe, stay hydrated, and stay healthy, Dear Alterrans!

Intip Serunya Graduation Alterra Academy Batch 4!

Hello Alterrans!

Bagaimana akhir pekan kalian kali ini? Apakah menyenangkan? Pastinya menyenangkan karena habis gajian, bukan??? Haha….

 

Di luar habis gajian, Alterra Academy juga sedang berbahagia, nih. Pasalnya tanggal 20 Februari 2020 kemarin, Alterra Academy baru saja melangsungkan wisuda untuk para mentee-nya yang tergabung di batch 4. Keseluruhan mentee yang tergabung dalam program Quality Engineer batch 4, yang memulai bootcamp sejak tanggal XXX. Ada 20 peserta yang berpartisipasi, tapi hanya 16 orang yang berhasil lulus dan mengikuti graduation kali ini.

 

Jika dilihat lagi ke belakang, Alterra Academy pada faktanya didirikan karena Mas Ananto selaku CEO dan Co-Founder merasa kesusahan untuk mencari tech talent di Indonesia. Berkembang dari latar belakang tersebut, akhirnya lahirlah Alterra Academy yang sudah berdiri sejak 2 tahun belakang dan banyak melahirkan tech talent berkualitas.

 

Tapi ada yang berbeda dari Alterra Academy batch 4 ini. Karena lulusan batch ini akan langsung ditawarkan kepada perusahaan start up yang ada di Indonesia yang membutuhkan banyak tech talent berkualitas. Dahulu, biasanya lulusan Alterra Academy akan langsung diperkerjakan selama satu tahun di Alterra.

 

Nah, makanya graduation kali ini cukup berbeda. Karena acara ini berlangsung cukup meriah dengan kehadiran dari hiring partner Alterra Academy yang datang dari beberapa perusahaan Indonesia, seperti, Tokopedia, Bukalapak, Jojonomic, Fabelio, dan masih banyak lagi.

 

Selain itu acara ini juga dihadiri oleh Ananto Wibisono selaku CEO & Co-Founder dari Alterra Indonesia, Iswanul Umam selaku Academy Lead, David Boy Tonara selaku Head of Innovation, Muhammad Ismail selaku Academy Partnership, Bramantya Adiputra Djaafara selaku Business Development Specialist Alterra Academy, Kobar Septyanus Sumarsono selaku Mentor Koordinator, dan Pranadya Bagus Imansyah selaku Academy Officer.

 

Acara dibuka dengan presentasi projek final dari para mentee yang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan mengenai projek yang dibuat. Mau tahu apa saja projek final dari para mentee tersebut. Berikut ini adalah deskripsinya!

(Foto: Dok. Alterra Academy)

1. Easy Kachin’ (Garry Ariel, Azzahra Lamuri, Agung Aji Nugroho, Hedy Gading A.)

Kelompok yang dipimpin oleh Garry Ariel ini memantapkan projeknya dengan nama Easy Kachin’. Projek ini merupakan aplikasi point of sales yang digunakan untuk membantu pemiliki usaha mendata dan menjumlahkan transaksi penjualan, membuat laporan penjualan usaha, dan membantu user untuk mengecek stok persediaan dengan cepat dan mudah.

 

2. KodeKula (Lelianto Eko Pradana, M. Fadhil Abdulkarim, Fardia Ulfah)

Memiliki nama yang unik, projek satu ini adalah komunitas terbuka di Indonesia untuk membantu siapa saja yang ingin belajar programming. Projek ini pun berkomitmen untuk menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin belajar tetapi tidak bisa Bahasa Inggris, dan mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan mengenai programming, serta menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan kerja di industri teknologi.

3. Tukulsa Bot (Mohammad Daffa, Woka Aditama, Achmad Miftahul Ulum)

Projek yang satu ini merupakan asisten virtual yang membantu pengguna melakukan aktivitas pembelian produk digital berupa pulsa melalui aplikasi chatting. Pulsa memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari para individu. Dengan begitu Tukulsa menghadirkan cara baru dalam melakukan transaksi pulsa dengan lebih mudah, cepat, dan praktis tanpa harus registrasi dan install aplikasi.

 

4. LOKESAL (Willy Sumarno, Wildan Firdaus, Charisma Fadzri T)

LOKESAL sebetulnya merupakan kependekkan dari Loket Keluhan Masyarakat Online. Aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk menyampaikan keluh kesah mengenai isu di sekitar lingkungan daerah tempat tinggalnya. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini, pemerintah daerah dapat menerima, menangani, dan menyelesaikan berbagai keluhan masyarakat dengan lebih cepat.

 

5. SIP-REK! (Setyo Ramdhoni, Purnama Syafitri M, Hamdi Ranuharja)

SIP-REK! Atau Sistem Informasi Pajak Reklame, adalah sistem informasi yang mempermudah petugas pajak dan wajib pajak untuk melakukan kegiatan transaksi, administrasi, dan validasi pajak reklame.

 

Itulah lima projek yang kemarin baru saja dipresentasikan. Projek mana yang paling buat kamu tertarik? Setelah para mentee mempresentasikan projek finalnya. Acara dilanjutkan dengan walk in interview. Di mana para mentee diwawancarai oleh para hiring partner yang hadir pada acara graduation.

 

Semoga para mentee bisa menggunakan ilmunya yang didapat selama Alterra Academy untuk memberikan dampak yang baik bagi industry teknologi. Selamat kepada seluruh mentee Alterra Academy Batch 4 dan good luck!

Bahaya! Ini Efek Buruk Jika Duduk Terlalu Lama

Yang namanya pekerjaan pasti banyak macamnya. Ada pekerjaan yang membuat kamu beraktivitas di luar ruangan, tapi tidak sedikit juga yang mengharuskan para karyawannya untuk seharian bekerja duduk di depan komputer atau laptop. Padahal pulang kantor pun kamu langsung menghabiskan waktu dengan duduk bersama keluarga atau tiduran di kasur. Bisa dibilang aktivitas bergerakmu dalam sehari cukup sedikit. Olahrga pun jarang. Hayoo.. Alterrans, apakah kamu salah satunya? Tahukah kamu efek buruk dari duduk terlalu lama? Ternyata efeknya cukup berbahaya untuk kesehatan. Ayo simak ulasan lengkapnya di sini!

 

1. Meningkatnya risiko berbagai penyakit

Bukan hanya satu penyakit, ketika duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit. Diantaranya adalah penyakit jantung, penyakit diabetes melitus tipe 2, dan kanker. Duduk terlalu lama diklaim bisa meningkatkan tekanan darah, meningkatkan gula darah, meningkatkan lemak tubuh sekitar pinggang, dan kadar kolestrol abnormal.

Tak hanya sampai di situ, duduk terlalu lama itu menyebabkan otot bekerja lebih sedikit untuk membakar lemak, sirkulasi darah pun lebih lamban, dan membuat asam lemak lebih mudah untuk menyumbat peredarah darah ke jantung.

 

2. Meningkatkan risiko kelebihan berat badan

Lebih sedikit bergerak tentu kecenderungan untuk pembakaran lemak menjadi lebih sedikit, tentu pastinya berimbas dengan meningkatknya risiko kelebihan berat badan atau overweight.

Pasti kamu pun ada jam-jam tertentu di mana kamu bekerja sambil makan atau nyemil. Biasanya pada saat sore hari, tuh! Apa yang biasanya jadi jajanan kamu? Siomay? Batagor? Atau minuman boba kenamaan?

Tentu aktivitas gerak yang sedikit dibarengi dengan banyaknya makanan, akan berimbas dengan menumpuknya lemak di dalam tubuh. Apalagi kalau kamu pun tidak olahraga dengan rutin.

 

3. Duduk bisa melemahkan otot

Ketika duduk tentu otot tubuh pun jadi tidak bekerja. Ketika kamu berdiri atau berjalan, bagian otot perut hingga kaki akan menegang dan bekerja. Ketika duduk, keseluruhan otot dalam posisi tidak bekerja. Sehingga kalau terlalu lama pun bisa melemahkan otot-otot dalam tubuhmu.

 

Baca juga: Daftar Tren Digital Marketing 2020, Sudah Tahu Belum?

 

4. Bisa menyebabkan sakit pada bagian leher dan punggung

Selain efek yang terjadi pada “bagian dalam” tubuh, efek yang paling dirasakan tentu rasa sakit pada bagian leher dan punggung. Hal ini lumrah terjadi jika pada keseharian kamu terlalu lama duduk.

Makanya sebaiknya pastikan posisi duduk sudah benar. Banyak yang masih salah mengenai posisi duduk paling tepat. Yang tepat adalah bagian punggung tegak, dan bagian tanganmu ketika dalam posisi mengetik tidak ada yang menggantung. Pastikan untuk terus berada di meja. Itulah posisi duduk yang benar, meskipun tidak mengurangi kecenderungan untuk menimbulkan berbagai efek di atas, tapi posisi duduk yang tepat bisa mengurangi rasa sakit pada bagain leher dan punggung.

 

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi?

  • Perbanyak jalan kaki! Jika kamu menggunakan kendaraan pribadi, mungkin kamu bisa mulai dengan menggunakan transportasi umum.
  • Jika kamu menggunakan transportasi umum, coba berdiri saja, meskipun perjalanan cukup jauh.
  • Hindari penggunaan lift dan gunakan tangga.
  • Pastikan posisi dudukmu benar.
  • Lakukan stretching setiap tiga jam. Ingat olahraga bisa dilakukan di mana saja. Kamu bisa melakukan squat di meja kantormu.

 

Jadi sudah tahu kan sekarang? Ayo jangan lupa dilakukan pencegahannya! Semangat!

Daftar Tren Digital Marketing 2020, Sudah Tahu Belum?

Berkembangnya dunia digital pun turut berimbas dengan strategi pemasaran yang dilakukan banyak brand dan perusahaan. Tentu dunia digital yang ternyata bisa mencakup target market yang lebih luas, dianggap memiliki potensi dampak yang lebih besar bagi perusahaan. Begitu pun dengan bujet yang dipastikan tentunya bisa lebih murah. Makanya banyak perusahaan yang akhirnya merubah strategi pemasarannya menjadi lebih menonjolkan strategi digital marketing. Untuk tahun ini, apa saja sih tren digital marketing? Kalau mau tahu, simak daftar tren digital marketing 2020 berikut ini!

 

Tren digital marketing 2020

(Foto: Pexels)

 1. Hyper-Targeted Advertising

Habis membicarakan sesuatu bersama teman, tiba-tiba iklannya muncul di sosial media? Kalau yang ini mungkin sudah biasa di zaman sekarang. Tapi kalau iklan di sosial media tampak kurang relevan, apakah kamu sudah pernah melihatnya? Hal itu karena salah satu tren strategi digital marketing di tahun 2020 adalah hyper-targeted adveritising.

Strategi ini merupakan salah satu yang sedang dikembangkan oleh banyak perusahaan. Di mana iklan di sosial media, ditujukan untuk target market yang lebih besar, tidak ter-segmentasi. Jadi tak menutup kemungkinan jika kamu sedang ingin berbelanja sepatu, iklan yang akan muncul justru koleksi tas terbaru.

Tapi terkadang pengguna sosial media memang suka terlena dengan konten yang menarik. Jika memang kamu memiliki brand dan terus konsisten untuk menghadirkan konten yang menarik, 36% bisa dipastikan akan merespon dengan membeli produk tersebut. Itulah kenapa, strategi yang satu ini sedang ramai digunakan oleh banyak perusahaan.

 

2. Search Engine Optimization

Strategi Search Engine Optimization atau SEO memang sedang merebak beberapa tahun ke belakang. Pasalnya model yang satu ini bisa menjadi salah satu strategi paling efektif untuk meraih traffic organik. Nah, di tahun 2020, strategi ini masih booming karena memang masih dalam proses pengembangan formulanya.

Karena proses pengembangan tersebut masih banyak perubahan terjadi pada mesin pencari. Hal itu yang membuat banyak perusahaan masih mengeksplor formula SEO yang tepat. Perubahan dalam algoritma pencarian tentu sangat memengaruhi hasil pencarian pengguna.

Baca juga: Digital Marketing di Bisnis B2B: Ini Strategi yang Kami Coba di Alterra

 

3. Search Engine Marketing

Berbeda dengan SEO, Search Engine Marketing atau SEM adalah strategi penjualan internet marketing yang kian jadi banyak pilihan, hingga tahun ini. Cara kerjanya adalah membuat produk atau jasa yang kita tawarkan berada pada halaman utama SERP (Search Engine Result Page). Tentu hal ini akan lebih maksimal dengan dukungan SEO yang baik.

Tapi kamu pun masih bisa membuat produk terlihat di halaman utama, walaupun tanpa SEO yang baik dengan cara memasang iklan dengan menargetkan kata kunci yang berkaitan dengan produk atau jasa yang kamu tawarkan.

 

4. Email marketing

Ingin strategi yang lebih personal? Email marketing bisa menjadi salah satu strategi yang menguntungkan di tahun ini. Karena dikirim ke email pribadi, tentu notifikasi pun diakses di mana saja melalui telepon para individu tersebut.

Email marketing tentu menjadi salah satu strategi yang memiliki dua tujuan sekaligus. Yaitu, untuk mendapatkan transaksi dari pembeli baru, atau pembeli lama. Email marketing juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga loyalitas pembeli lama.

Jika ingin mencoba strategi yang satu ini, yang dibutuhkan adalah data pelanggan. Kamu bisa mendapatkanya dari formulir yang dibagikan.

Baca juga: Keseruan Year-End Meet Up Drupal Indonesia di Alterra

 

5. Sosial Media Marketing

Tentu, yang satu ini pun masih akan terus melebarkan sayapnya di tahun 2020 ini. Pasalnya sosial media masih tidak menampakkan kemundurannya, sebagai salah satu platform yang paling banyak dikunjungi.

Hal ini pun harus bisa dimanfaatkan oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan strategi pemasarannya. Kini tak hanya Instagram atau Facebook saja, kamu juga bisa mencoba untuk memasarkan produk atau jasa yang kamu buat melalui Youtube atau Twitter.

Jenis kontennya pun bisa lebih beragam. Dari tulisan, foto, video, gambar, bahkan sekarang pun kamu bisa melakukan pemasaran dalam bentuk podcast. Podcast kini jadi salah satu jenis konten yang sedang banyak digemari orang. Buatlah konten semenarik mungkin, agar dampak yang dihasilkan pun benar-benar maksimal.

Kenapa sih content marketing penting untuk bisnis? Simak di sini ya ulasannya!

 

Dari berbagai tren digital marketing 2020 di atas, mana yang benar-benar mencuri perhatianmu?

#AltaTalks Vol. 4: Wawancara Bersama Azzahra Lamuri

Wah, sudah #AltaTalks Vol. 4 saja, nih. Untuk bulan ini, wawancara bersama Azzahra Lamuri, salah satu mentee Alterra Academy dari batch 4 akan menjadi episode yang terakhir. Kedepannya akan banyak wawancara seru lainnya, bersama sosok-sosok berikutnya. Sebelum itu, simak dulu yuk wawancara tim KAMIS bersama Azzahra Lamuri berikut ini!

 

Q: Zahra, boleh perkenalan diri dulu kah? Asalnya dari mana? Background kamu apa? 

A: Oke, nama saya Azzahra Lamuri. Kedua orang tua saya berasal dari Aceh, tapi saya lahir dan besar di Jakarta. Aku anak ketiga dari 4 bersaudara, satu-satunya perempuan, Alhamdulillah. Background saya multimedia, yang sebetulnya bisa meng-cover semua media. Aku juga dulunya desainer grafis dan video editor, tapi dulu multimedia di kampusku agak berbeda kurikulumnya. Jadi walaupun multimedia, tapi banyak pelajaran mengenai IT juga. Jadi saya belajar programming, web developing, kita juga kebetulan ada materi game dan VR. Hal itu sih memang bukan masalah buat aku. Karena aku pertama kali programming itu waktu SMP. Jadi sudah sempat belajar otodidak, itu juga karena iseng-iseng waktu lihat Tumblr dulu. Karena aku juga memang orangnya suka “ngulik” sesuatu.

 

Q: Tapi sebenarnya keluarga kamu ada juga yang backgroundnya IT juga kah yang jadi pendukung kamu?

A: Kalau keluarga aku, bukan keluarga inti ya tapi keluarga besar ya ada yang berasal dari background IT. Tapi kedua orang tuaku itu dokter. Dan sebenarnya mereka mengharapkan aku untuk jadi dokter juga. Waktu itu aku bilang tunggu hasil SNMPTN gimana, kalau aku tidak lolos ya aku mau ke Malaysia saja.

 

Q: Ceritain dong, kenapa kamu akhirnya memutuskan untuk kuliah di Malaysia? 

A: Karena pada dasarnya aku memang mau belajar mandiri. Pengen juga merasakan tinggal sendiri jauh dari orang tua. Awalnya malah aku pengen pergi ke Jepang, karena dulu aku SMA di Labschool, dan di sekolahku dulu itu ternyata ada kerja sama dengan salah satu universitas di Jepang yang bisa memberikan scholarship. Maksimal kuotanya itu kalau tidak salah dua orang. Dan itu kan enak banget, kebetulan yang apply juga tidak banyak. Tapi waktu itu orang tuaku belum mengizinkan. Nanti kalau S2 boleh agak jauh. 

Akhirnya aku setuju, lalu bertemu dengan agensi untuk kuliah di Malaysia, lalu dikenalkan dengan Universitas Utara Malaysia ini. Sebagai anak kota, kebetulan aku belum pernah tinggal di hutan, haha…. Dan karena ini tempatnya di perbatasan banget, jadi aku berpikiran boleh nih dicoba. Makanya memutuskan, yaudah deh kalau tidak lulus SNMPTN. Walaupun sebenarnya waktu itu aku diterima di interior design UI melalui SNMPTN. Waktu itu aku pilih FK UI, FK UGM, dan interior design UI. Aku pun mengatur semuanya sendiri. 

Ditambah lagi karena di luar, kita pun harus belajar beradaptasi. Itu sebenarnya salah satu langkah yang aku ambil untuk meng-improve diri aku sendiri, sih. Karena dulu aku introver, enggak bisa ngomong, pendiam, sampai akhirnya aku berpikiran tidak bisa kayak gini terus. Tapi kalau aku di lingkungan yang nyaman terus, ya aku enggak bakal berubah.

 

Q: Nah, selain karena kampusnya, apa yang membuat kamu benar-benar yakin untuk mengambil jurusan multimedia? 

A: Random saja sih sebenarnya. Aku tuh termasuk orang yang sering mengikuti insting. Ketika aku melihat, sepertinya ini cocok buat aku. Karena aku termasuk orang yang suka mencoba hal yang baru. Makanya pas melihat multimedia, pasti banyak yang akan dipelajari kan, dan berbeda-beda. Dan bener saja sih, aku diajarkan banyak hal, walaupun sebenarnya bingung aku harus fokus kemana gitu? Haha.

 

Q: Nah, selama kamu kuliah kan materinya ada dari desain, web developing, ada juga programming, dari dulu kamu tuh lebih condong minatnya kemana sih?

A: Sebenarnya aku penikmat semuanya sih ya. Sampai sekarang pun aku belum tahu mana yang lebih menarik minatku. Ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing sih. Karena untuk programming terus terang, aku cukup banget “nangkep” ya untuk logic-nya, kalau orang lain bilang bahasa programming susah, menurut aku enggak. Karena aku sudah merasakan berbagai bahasa. Jadi aku belajar Java, Javascript, dan lainnya, itu kayak aku sudah pernah mempelajari gitu, walaupun tidak terlalu dalam. Tapi sudah praktek, meskipun mungkin aku hanya edit saja, jadi belum perlu pengetahuan yang dalam.

Tapi di sisi lain, desain juga menarik, apalagi video editing. Waktu aku magang sebelum aku masuk ALTA itu, aku baru tahu ternyata buat video tuh prosesnya kayak gini. Trus sempat ketemu salah satu produser film, dan itu buat aku tertarik sebenarnya sama dunia editing. Tapi enggak tahu ya, mungkin sekarang sekitar aku lagi banyak sekali orang IT, jadi ter-influence. Sekarang lebih condong ke IT lagi. 

 

Q: Nah, selamat 4 tahun tinggal di Malaysia, apa yang paling kamu suka dari negara itu, selain diversity-nya? 

A: Culture-nya agak menarik, sih. Agak berbeda dengan Indonesia. Kadang aku melihat mereka itu benar-benar dari tiga ras, tapi ketiga ras itu jarang ada yang tercampur. Dan aku cuma baru ketemu satu orang yang campuran Tiongkok dan India. Dari tampilannya terlihat sangat India, tapi namanya Chinese. Itu pertama kali banget aku melihat orang seperti itu. Sedangkan antara Malaysia dan India atau Malaysia dan Chinese itu jarang banget. Dan kalau di kelas pun, mereka itu otomatis berkelompok. Sedangkan kalau di Indonesia kan kita tercampur, meskipun ada yang dari ras luar, seperti, Chinese, Arab, atau India tapi sudah terasimilasi. Tapi kalau di Malaysia itu sangat terlihat perbedaannya. Jadi, menarik saja sih.

 

Q: Setelah lulus, gimana akhirnya kamu tahu mengenai Alterra Academy?

A: Sebenarnya karena salah satu temanku sudah ikut batch 2 untuk Quality Engineer. Jadi pas ketika dia daftar, dia langsung info ke aku. Aku juga sempat mencoba untuk di batch yang sama, tapi ternyata aku belum masuk. Jadi pas aku masih menunggu diberikan soal, lalu akhirnya dapat, tapi temanku sudah di pertengahan bulan pertamanya. Jadi kalau tidak salah, waktu batch 2-nya Quality Engineer , bareng sama batch 3-nya Software Engineer.

Jadi aku belum bisa masuk batch itu, aku menunggu saja. Cukup lama sih menunggunya. Bahkan aku sempat ikut Digitalent (Digital Talent Scholarship dari Kemenkominfo) dulu untuk 2 bulan. Jadi pas di Digitalent, aku sudah daftar ALTA batch 4. Tapi antara tes dan wawancara itu jedanya panjang banget sebenarnya. Aku wawancara itu baru pas aku pertengahan Digitalent. Selisihnya pas banget sih sebenarnya haha.

 

Q: Nah, saat kamu mencari tahu tentang ALTA apa sih yang buat kamu tertarik banget dengan Alterra Academy sampai kamu akhirnya memutuskan untuk daftar?

A: Website-nya, sih. Soalnya pas aku pertama kali melihat website-nya itu, langsung bisa melihat kalau perusahaan ini punya culture yang enak. Lalu, kedua kurikulumnya. Jadi apa saja yang dipelajari itu dicantumkan. Dan pas banget ada beberapa pelajaran yang ingin aku pelajari. Jadi sebenarnya juga sebelum Digitalent, aku belum pernah menyentuh Phyton. Aku kebetulan ingin belajar mengenai Phyton juga. Karena aku dengar Phyton akan booming untuk beberapa tahun ke depan. Jadi aku mikir kayaknya sih menarik, aku belum pernah develop sesuatu dari awal. Biasanya aku menggunakan sebuah platform saja. Mungkin dengan aku ikut bootcamp seperti ini, aku bisa belajar secara lebih dalam lagi.

 

Q: Jadi kamu kan sudah mengikuti Digitalent dan Alterra Academy, sudah kepikiran untuk cari kerja ke perusahaan mana gitu kah? Atau kamu masih ingin belajar lagi? 

A: Aku banyak melamar untuk magang, sih. Karena aku memang mencari yang short term gitu kan. Karena aku sudah berencana untuk melanjutkan studi S2. Tapi sampai saat ini sih aku belum apply lagi. Lalu, aku juga belum mengambil tes IELTS jadi agak susah untuk apply di luar. Dan aku menerima ijazah aku itu telat banget. Aku baru menerima ijazah aku bulan oktober lalu. Jadi aku belum bisa ikut pendaftaran Dikti atau UI. Beberapa universitas yang aku inginkan sudah tutup pendaftarannya.

 

Q: Waktu itu kelas pertama kamu apa? Kesusahan kah? 

A: Algoritma bikin feature dan Phyton dimentor sama Mas Dono dan Mas Faris. Enggak susah sih, karena aku sudah pernah ketemu Phyton sebelumnya, jadi sudah ada bayangan lah. Ya yaudah disuruh ini disuruh itu, sebenarnya aku agak bosan sih. Karena yang dipelajari itu yang sudah pernah aku pelajari semua sejauh ini. Memang yang aku ingin pelajari itu ada di akhir-akhir semua kebanyakan. 

Besok hal baru sih, belajar Django. Tapi kalau Phyton, FTL memang sudah lumayan tahu detail untuk basic-nya. Apalagi database tuh aku ada kelasnya di kampus. Mereka benar-benar membahas sampai detail, gimana caranya supaya tidak redundant. Aku juga sudah pernah kena marah karena database-nya redundant haha. Tapi ya masih belum merasakan pengalaman profesionalnya. Enaknya sih di sini tuh pas ngobrol dengan para mentor, karena pas ngobrol dengan mereka tuh “dapet” gitu. Dan mereka pun tidak pelit untuk membagi pengalaman mereka. Aku kan juga tipe yang suka banget dengar cerita orang dan suka diskusi. Aku juga pernah ada komentar tentang tugasnya, waktu itu aku bilang kalau menurut aku ini agak redundant yang akhirnya kita diskusi lagi. Itu jadi menambah pengetahuan banget sih, karena aku belum tahu dari perspektif profesional.

 

Q: Setelah sudah berjalan beberapa minggu ini, apa ada mentor yang buat kamu lebih excited untuk datang ke kelasnya? 

A: Sebenarnya kalau dari mentornya aku paling senang sama Mas Dono dan Mas Faris, sih. Karena mereka cara mengajarkannya enak. Mereka juga bisa mengevaluasi siapa yang perlu dibantu, siapa yang perlu dikasih tantangan. Jadi pas aku kelas pertama, sepertinya mereka melihat kalau aku merasa bosan haha. Akhirnya aku dikasih tantangan sama Mas Dono untuk buat coding seringkas mungkin. Aku soalnya buat coding masih banyak wasted-nya. Pas dikasih tantangan itu, agak susah sih. Tapi pas dapat caranya, baru kayak “oh… bisa ya!.”

 

Q: Kalau materi yang non-tech, seperti HR atau soft skill ada yang jadi favorit? 

A: Kalau favorit, yang tentang feedback culture. Kelasnya sih cuma menjelaskan mengenai feedback culture itu gimana. Gimana kamu memberikan feedback, gimana kamu menerima feedback, dan itu menurut aku sesuatu yang sangat berguna sih. Karena terkadang orang itu lupa. Dan menurut aku juga feedback itu tidak selalu kritik, bisa juga rasa terima kasih dan segala macam. Jadi dari situ aku merasa dapat insight lah.

Kalau untuk soft skill lainnya, psikologi komunikasi, yang katanya manusia dibagi ke dalam empat kelompok. Itu suatu hal yang sudah pernah aku alami langsung. Karena aku merasakan perubahan yang dari awalnya aku seorang introver. Mungkin dulu aku lebih ke analytical, kalau sekarang amiable. Pas aku lihat hasilnya, aku berada di posisi tengah-tengah lah. Dan aku memang bilang waktu ada di kelas itu, semua pesan itu aku ada. Hasilnya juga aku itu masih bisa fleksibel, mungkin itu karena aku masih bisa merubah diri aku. Ya itu berefek sekali sih dengan segala persoalan di hidup. Cara aku melihat dunia pun jadi berbeda.

 

Q: Berbicara soal bagaimana menerima feedback, kamu sebagai introver pernah merasa kesusahan kah untuk menerima feedback

A: Aku dari dulu tipe orang yang pemikir, sih. Jadi kalau orang ngomong apa tentang aku, akan aku cerna dulu lama haha. Aku itu suka overthinking, tapi di waktu yang sama masih suka kalau satu orang punya pendapat, aku coba tanya dulu pendapat orang yang lain. Jadi untuk mendapatkan konfirmasi, apakah itu sesuatu yang memang buruk dan harus diperbaiki. Overthinking sih iya, tapi in the end aku selalu ada action-nya. Aku pasti bakal bertanya lagi ke orangnya, gimana cara perbaikinya. Jadi, kesimpulannya aku cukup bisa menerima pendapat orang. Soalnya aku itu sebenarnya mempunyai dua sisi. Satu sisi merasa down, sedangkan sisi lainnya mencari cara gimana supaya bisa terus maju. Sisi itu yang selalu menarik aku untuk keluar. 

 

Q: Kamu masih akan menjalani bootcamp ini untuk beberapa waktu ke depan di Alterra Academy. Kamu punya harapan apa ke diri kamu sendiri dengan mengikuti program ini? Baik dari persona, kemampuan profesional, dan sejenisnya?

A: Aku sih mengharapkan aku bisa mendapatkan semua skill-nya, karena mungkin dengan aku mendapatkan itu semua aku bisa mengembangkan sesuatu sendiri dari awal, dari nol. Itu yang aku inginkan. Aku ingin ada proses dari nol. Karena kalau ditanya orang mimpi aku apa, mimpi aku sebenarnya adalah membuat perusahaan sendiri.

 

Q: Nah, tapi dari jurusan yang kamu pilih, multimedia dan ada coding juga ya. Selain bisnis, kamu ada kepikiran untuk membuat perusahaan startup yang sesuai dengan skill kamu (multimedia dan coding) kah? 

A: Sebenarnya aku kepikiran untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan virtual reality. Karena aku ingin sekali menggali lebih dalam tentang itu sih. Bidangnya menarik dan masih bisa sekali untuk dikembangkan. Sejauh ini aku melihatnya belum berkembang sejauh itu. Dan aku itu sebenarnya sudah buat beberapa teori, bagaimana untuk membuat sebuah real virtual reality, yang benar-benar bisa diaplikasikan. Tapi kalau memang itu mau aku lakukan, hal pertama yang harus dilakukan adalah aku harus jadi researcher dulu karena perlu research yang mendalam. Hal ini  juga karena aku ingin membawa conscious seseorang ke dalam dunia virtual. Which is, itu tidak semudah jentikan jari. Karena kalau kita melihat hanya secara virtual, kita cuma butuh Google saja. Kalau kita mau membawa consciousness seseorang berarti kita sudah bermain dengan otak. Jadi, aku perlu expert di bidang itu. 

 

Q: Berbicara soal virtual reality, apakah kamu dari sisi produk memang ingin membuat atau dari segi akademis juga sudah ada rencana? 

A: Dari sisi akademis memang aku ada rencana untuk mengambil virtual reality lagi, sih. Dosen aku memang pernah menawarkan aku untuk melanjutkan kuliah di Australia untuk jurusan virtual reality. Nah karena itu aku berpikir, boleh juga sih. Tapi sebenarnya aku masih belum tahu itu akan seberapa berpengaruh terhadap hidup aku untuk prospek ke depannya. Jadi aku masih berpikir sampai sekarang. Kalau orang bertanya apa saja yang aku ingin ambil untuk S2, pertama itu virtual reality. Kedua, UI/UX design atau human computer interaction, dan yang ketiga manajemen.

 

Q: Terakhir, kamu ada ekspektasi kah dengan Alterra Academy yang sekarang. Ada masukan kah?

A: Sebenarnya dari segi kurikulum masih bisa di-improve lagi. Terkadang aku merasa oke sih tidak dikasih break dari Phyton tapi kadang itu orang harus benar-benar ditempah dulu logikanya, baru diberikan hal lain. Mentornya juga cara mengajarnya enak, menguasai materi, tapi beberapa diantaranya kadang suka terlihat kurang percaya diri. Semoga kedepannya semakin percaya diri dalam hal public speaking, jadi kita lebih semangat lagi belajarnya! 

 

Q: Siap dicatat. Sudah itu saja, sih. Terima kasih ya! 

A: Terima kasih juga!

#AltaTalks Vol. 3: Kenalan dengan Charisma Fadzri Triprakoso

Hello Alterrans,

#AltaTalks episode kali ini tim KAMIS mewawancarai salah satu mentee dari Alterra Academy batch 4 yang ternyata punya jurusan yang unik banget. Memiliki latar pendidikan Astronomi dari Institut Teknologi Bandung, ternyata tidak membuat Charisma Fadzri Triprakoso mengurungkan niatnya untuk belajar koding di Alterra Academy. Bagaimana kisah lengkapnya? Simak wawancara berikut ini:

 

Q: Halo! Kita kenalan dulu ya. Boleh dong kenalin diri kamu, nama lengkap, dan asal dari mana? 

A: Halo! Saya Charisma Fadzri Triprakoso. Saya anak ketiga dari empat bersaudara, dan saya satu-satunya cowok. Hehe. Kalau saya aslinya dari Jember, tinggal sama orang tua. Saya kuliah astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

 

Q: Nah, kamu kuliah di jurusan Astronomi ITB, kalau yang banyak orang ketahui intinya kan mempelajari benda-benda langit. Tapi, yang kamu pelajari sendiri sebenarnya di ITB apa aja sih?

A: Sebenarnya kalau di ITB secara umum sih selain kita mempelajari soal major pendidikan kita, kita juga belajar tentang creative thinking sama critical thinking. Pertama itu. Yang kedua, setiap anak ITB, apa pun jurusannya itu wajib mempelajari yang namanya Lingkungan (pemanfaatan sumber daya lingkungan) sama Manajemen. Jadi, apapun jurusannya, apakah teknik, seni, atau sains, itu harus mempelajari tiga hal itu.

 

Q: Jadi ibaratnya itu, eksak jalan (major jurusannya), nah sosial dan personal development-nya juga jalan ya dengan adanya mata kuliah/pelajaran wajib itu di ITB?

A: Nah, iya bener. Kalau soal softskill-nya mungkin dari unit kegiatan mahasiswa-nya (UKM) masing-masing. Kalau Astronomi itu sendiri belajar tentang apa seperti yang dikatakan tadi, umumnya ya belajar benda-benda langit, tapi kalau fokusnya di Astronomi itu dibagi menjadi tiga fokus atau peminatan. Yang pertama teoritik, yang kedua komputasi data, yang ketiga observasi atau pengamatan. Jadi, tugas akhirnya bakal berhubungan sama tiga hal ini. Bisa kombinasi antar ketiganya atau fokus cuma satu aja juga boleh.

 

Q: Nah, kalau kamu sendiri termasuk yang mana dari ketiga fokus/peminatan itu?

A: Kalau saya sendiri kebetulan lebih tertarik ke komputasi data dan observasi atau pengamatan. Jadi saya bukan termasuk yang teoritik. Kalau teoritik kan kayak studi literatur, kemudian mengumpulkan jurnal dari mana-mana, jadi tidak ada lapangannya, murni di situ aja.

 

Q: Oke ini pertanyaan basic, kenapa harus pilih Astronomi? Yang kita dengar juga ITB itu satu-satunya kampus di sini yang buka jurusan Astronomi ya? Nah, kenapa kamu tertarik?

A: Awalnya saya tertarik Astronomi itu karena rasa ingin tahu sih. Curiosity saya yang pada saat itu tuh bener-bener: apa sih ini? Soalnya dulu sering banget dengar cerita dari nenek pas malam-malam kayak di atas di rooftop, bukan rooftop juga sebenernya tapi genteng rumah. Hahaha. Nenek cerita gimana-gimananya soal benda langit. 

Nah, itu saya sudah banyak pertanyaan. Pertanyaannya itu, ya biasalah kalau anak kecil kan pertanyaannya nyeleneh kan. Yang saya paling ingat juga itu, entah kenapa saya waktu kecil tuh pengen bilang: kita bisa enggak sih ke langit? Langit secara umum sih, tidak spesifik ke bintang atau apa. Terus kayak tertanam di otak saya, jadi pas mulai SMP & SMA saya sering ke perpustakaan sekolah cuma buat baca ensiklopedia yang bergambar. Tahu kan yang tebel itu? Nah, saya cuma lihat gambarnya aja, belum ke tulisan atau bacaannya. 

Awalnya kenapa pengen ke Astronomi itu pengen ke yang enaknya saja. Soalnya saya berpikir: kayaknya enggak ketemu Matematika nih atau Fisika jadi pengen yang benar-benar lapangannya saja. Tapi ya kenyataannya enggak, saya tetep ketemu lagi sama Matematika, Fisika. Hahaha. Karena tidak mungkin juga enggak ketemu kalau masuk di Astronomi. Jadi intinya, lebih ke curiosity dari masa kecil aja sih kenapa bisa sampai milih dan masuk di jurusan ini. 

Tapi sebenarnya itu pun saya juga bertentangan dengan keinginan ayah sama ibu. Soalnya Ayah itu ingin saya ke teknik, sedangkan ibu maunya saya ke STAN. Ya klasiklah orang tua. Sebenarnya ya saya ikutin juga tesnya sesuai kemauan orang tua. Cuma pada saat itu, akhirnya, saya bilang ke orang tua: kalau saya dapat beasiswa di ITB, kenapa enggak saya di ITB. Nah, Alhamdulillah pada saat itu saya keterima langsung beasiswa dari semester pertama. Beasiswanya KSE (Karya Salemba Empat), pernah denger kah?

Dulu itu buat beasiswa ini baru ada UI sama ITB, cuma kayaknya kalau sekarang sudah lebih menyebar lagi cakupan universitasnya. Tes STAN & Telkom saya juga ikut. Pas awal-awal SBMPTN. Keterima, cuma yang itu tadi sesuai deal-nya sama orang tua. Jadi saya akhirnya mengambil yang beasiswa, yang dua lain jalurnya mandiri. Beasiswanya sendiri biaya hidup per bulan, biaya buku. Di ITB pun ada subsidi silang untuk SPP-nya.

KSE itu tidak melarang untuk mengambil beasiswa lain. Kecuali kayak bidik misi kan tidak boleh tuh ambil beasiswa lain. Kalau KSE boleh, jadi saya dapat beasiswa SPP di ITB (nggak full, tapi keringanan), dan biaya hidup sama bukunya juga dapat. Meskipun dari orang tua juga bantu, tapi setidaknya meringangkan, dan nggak full juga. 

 

Q: Kalau dari kamu, pas memilih Astronomi, apakah sudah kebayang untuk prospek masa depannya bakalan seperti apa?

A: Nah, kalau saya sebenernya saat itu tidak terlalu terbayang mau jadi apa. Cuma terbayang pas tahun kedua kuliah. Tahun pertama belum karena memang ingin saja masuk jurusan itu. Pas tahun kedua karena melihat alumni-alumni, saya tuh sebenernya pengen jadi researcher-nya. Soalnya pun, pas kuliah itu, saya lebih sering ke Boscha-nya daripada di kampus. Jadi, kayak mau jadi asisten peneliti. Makanya mengambil tugas akhirnya pun fokus di pengamatan. 

 

Q: Kalau boleh tahu, tugas akhir kamu pas kuliah, memang membahas tentang apa tuh?

A: Pengamatan matahari. Aktvitasnya. Awalnya milih itu karena entah kenapa pas di angkatan saya yang ngambil pengamatan itu cuma sedikit. Jadi dari 30 angkatan rata-rata kalau nggak memilih teknik komputasi atau full teori. Bukan karena paling gampang juga, tapi paling tidak riskan karena nggak megang alat (untuk pengamatan). Contohnya saya dan temen-temen yang memegang alat di pengamatan itu rata-rata lulusnya tidak 4 tahun, karena kalau alatnya rusak tidak bisa diperbaiki di Indonesia, harus dikirim dulu ke luar. 

Nah, kenapa saya milih matahari untuk diamati aktivitasnya, dari kebanyakan orang di Astronomi untuk pengamatan itu lebih pilih yang malam. Entah itu bintang, galaksi, atau satelit. Saya pilih matahari karena objeknya paling dekat dan paling banyak efeknya ke kehidupan kita. 

 

Q: Terus gimana akhirnya bisa ketemu ALTA?

A: Dari temen Digitalent (Digital Talent Scholarship dari Kemenkominfo). Jadi sebenernya saya daftar dan ikut Digitalent untuk mengisi waktu luang setelah lulus. Setelah itu sebenernya saya sambil mengerjakan freelance aja sih, lebih ke mengajar olimpiade, dan kebanyakan mengajar walaupun saya bisa kayak editing gambar, bantu desain produk (Photoshop sama Adobe Premier), kecuali After Effect saya belum pelajari. Desain grafis bisa, tapi tidak terlalu detail. Kebetulan ada peluang kalo temen-temen saya nge-hire yang profesional kan pasti biayanya tinggi, karena temen-temen tau saya lagi freelance, nah pas banget makanya pakai jasa saya. 

Tau ALTA dari temen di Digitalent, walaupun dia bukan dari batch sebelumnya. Saya bahkan baru tahu ALTA itu ya sudah jalan Batch 4 ini. Temen saya kasih tahu ini lho ada ALTA. Dia kuliahnya di Malang, tapi ambil Digitalent-nya waktu itu sama-sama di ITS, dia anak informatika, kerja di Surabaya, terus cerita soal ALTA. Dia bilang: ini kamu bisa daftar walaupun background kamu bukan IT. Kemudian saya baca-baca infonya, bukan cuma dari website, saya baca LinkedIn (Alterra), Instagram, stalking semuanya. Saya ingin tahu, ini perusahaan apa sih sebenernya? Ternyata pas lihat di Instagram: oh udah sampai Batch 3. Akhirnya saya coba daftar ya Alhamdulillah diterima. 

 

Q: Terus hasil dari stalking online kamu nih soal Alterra dan Alterra Academy, yang buat hooked banget di kepala kamu sampai akhirnya terpikir kalau ini tuh perusahaan dan program terpercaya, itu dari channel mana?

A: Instagram! Soalnya di Instagram pada saat itu saya lihat Alterra Academy cukup aktif. Saya beranggapan kalau di Instagram itu cukup aktif berarti di balik itu akan lebih aktif lagi walaupun mungkin tidak tiap hari ya aktifnya, mungkin seminggu sekali, gitu. Dan saya ingin ikut terjun di bagian yang aktif itu. Yang paling bikin saya penasaran itu sebenarnya LinkedIn. Makanya waktu interview, kan ada Mas Mail sama Bang Yovan, saya tanya Mas Mail tentang LinkedInnya Alterra. Penasaran, terus ya apply.

 

Q: Yang kamu rasain, keunggulannya ALTA? Baik dari materi yang dikasih ataupun output-nya?

A: Kurikulumnya sih yang unggul. Belajarnya seharian, dan cukup bikin kelelahan. Kayak saya, di kerjaan mungkin SQL itu cukup menguasai, makanya waktu SQL kemarin nilai saya mungkin termasuk yang cukup bagus. Tapi, kalau yang Algoritma, saya agak keteteran.  Weekend pun kadang ada challenge juga.

 

Q: First impression kamu di kelas pertama gimana tuh? 

A: Kalau ke mentor normal-normal aja ya, ya mungkin memang kayak gitu. Istilahnya, maksudnya ya dikasih dasarnya saja, dibimbing, bukan disuapin dari A-Z. Materi yang saya dapat itu sangat dasar, tapi tugasnya sangat advanced. Yang membuat otak saya berpikir keras ya itu. Bagaimana menerima materi yang saya dapat, diterapkan pada challenge atau tugas yang advanced

 

Q: Oke, setelah Digitalent, terus lanjut ALTA. Selama kamu kuliah, sebenernya kepikiran enggak sih di masa depan kamu pengen coba belajar koding dan jadi engineer?

A: Kalau pas jaman kuliah enggak pernah. Saya lebih ingin jadi researcher waktu itu. Tapi karena ada gap year pas saya freelance saya mencoba mempelajari beberapa hal lain termasuk IT. Jadi, saya rasa emang bakal berguna dan berkembang sekali ke depannya. Ada rasa ingin tahu juga ke IT, makanya saya pelajari. Walaupun sebenarnya Sabtu-Minggu di luar ngoding saya juga tetep ngedesain, cuma saya bilang ke teman saya kalau ada yang minta bantuan, saya udah tidak bisa freelance kayak sebelumnya, karena waktunya sudah habis buat belajar.

 

Q: Misalnya kamu lulus di ALTA Batch 4, nantinya akan kerja jadi Software Engineer di Alterra. Kamu sudah kebayang belum, bakal jadi engineer yang seperti apa? Atau tertariknya di mana sih?

A: Amin! Kalau kebayang sih saya lebih ingin tidak di Malang, yang pertama itu. Karena saya ingin ketemu banyak orang, kalau di Malang ya ketemunya mungkin itu-itu lagi, ya entah mentornya atau anak-anak ALTA lagi. Saya pengen ketemu orang baru yang memang membuka wawasan saya terhadap apa yang ingin saya lakukan. Yang ingin saya lakukan lebih ke depannya, mungkin ke FrontEnd atau data sih. Belum menerima BackEnd, jadi saya belum tahu seperti apa. Makanya sejauh ini tertariknya masih ke dua itu saja.

 

Q: Harapan kamu untuk diri kamu sendiri kan perjalanan di sini masih panjang, kamu pengennya bisa ngapain dan impian apa yang ingin kamu capai di Alterra Academy?

A: Kalau saya sih secara personal saya ingin, di mana pun saya berada, saya ingin jadi yang paling baik. Kalaupun misalnya lulus, ya jangan pas-pasan. Pengennya yang terbaik. Kalau saya nanti berlanjut di Alterra, harapannya saya nggak cuma berbasis di Malang, tapi bisa ke Jakarta misalnya. Biar saya bisa banyak ketemu orang dan dapat wawasan lain.

 

Q: Terakhir, kalau kita berandai-andai, kamu kan punya dua ketertarikan sekarang: Astronomi dan Tech. Kamu kepikiran enggak, bikin sesuatu yang ada kaitannya sama Astronomi dan kemampuan kamu dalam tech/ngoding?

A: Kepikiran iya. Tapi menurut saya possibility-nya masih sangat kecil. Kenapa? Karena pertama kita di Indonesia yang bahkan ke tech pun belum fokus. Fokusnya tuh masih ke sandang, pangan, papan. Dari pemerintah sendiri belum ada timeline atau aktivitas yang fokus ke tech, apalagi Astronomi. Jadi, untuk memajukan itu saya pikir akan sangat sulit bagi saya. 

Materinya itu, yang saya pikirkan, lebih ke satelit dan cuaca antariksa. Menurut saya Indonesia itu negaranya strategis banget. Orang utara butuh Indonesia buat ke selatan, dan orang selatan butuh Indonesia buat ke utara. Jadi Indonesia tuh salah satu penghubungnya. Bahkan saya sempat mengobrol bersama dosen juga dan ikut seminar di LAPAN waktu itu. Kok kenapa di Indonesia belum buat space shuttle sendiri?

Space shuttle itu wahana untuk meluncurkan satelitnya. Soalnya kalau saya liat di kuliah saya ambil lintasan satelit itu, paling efektif itu memang di Indonesia. Tekanannya tidak terlalu tinggi, cuacanya juga lebih tropis. Kalau misalnya di utara kayak di Prancis itu harus menunggu musim panas baru dia bisa diluncurkan. Di sini kan kalau hujan juga tidak terlalu gimana sampai ada badai. Kalau menurut saya dengan kondisinya ini Indonesia bisa lebih maju kalau dari pemerintahnya juga mendukung dan fokus ke sana. 

Saya nggak terlalu optimis, tapi nggak pesimis. Cuma ya secara realita ya memang masih jauh lah proses dan perkembangannya untuk bisa sampai ke sana. 

 

Q: Oke, good luck dengan semua rencana kamu ya. Terima kasih atas waktunya! 

A: Amin. Terima kasih juga ya.

#AltaTalks Vol. 2: Mengenal Garry Ariel

Selamat datang di #AltaTalks Vol. 2. Kali ini tim KAMIS menyempatkan diri untuk berbincang dengan Garry Ariel, salah satu mentee batch 4 yang ternyata berasal dari latar pendidikan matematika dan pernah ikut olimpiade internasional. Gimana keseruan wawancara kali ini? Simak di sini ya!

 

Q: Hi, Gar! Boleh cerita dulu kah tentang personal life kamu? Anak keberapa? Tinggal di mana?

A: Aku sendiri asli dari Jakarta tapi kuliah di UGM. Kalau di keluarga sebenarnya berdua, sama adik satu. Aku anak pertama, adik kuliah sudah semester akhir. 

 

Q: Merantau waktu kuliah di UGM saja? Kenapa pilih jurusan matematika? 

A: Iya merantau memang ingin keluar zona nyaman saja, pengen coba. Kalau matematika memang mungkin karena passion ya. Mungkin karena saya juga bukan tipe yang menghafal ya, kalau matematika lebih mengalir. 

 

Q: Tapi untuk kamu sendiri, pas masuk kuliah ada ambisi mau jadi apa gitu enggak sih? 

A: Sekalian cerita sedikit ya… Kebetulan kenapa tertarik untuk masuk UGM itu karena isunya dulu mau ada aktuaria. Dan sampai akhirnya sekarang sudah lulus, ternyata belum ada juga sih. Cuman isu itu yang terdengar pada saat saya masuk, dan UGM pun salah satu yang buka. Akhirnya saya cobalah, tapi ketika sudah mulai masuk UGM-nya sendiri, ternyata lebih merasa asyik belajar matematika murni. Akhirnya dari situ saya berpikiran untuk berpindah haluan ke matematika murni saja. Awalnya juga saya kepikiran jadi dosen.

 

Q: Dari waktu kuliah apakah sudah mengenal dan berinteraksi dengan mahasiswa lain yang di jurusan engineer atau dengan coding sendiri? 

A: Pada saat kuliah sendiri, lumayan berinteraksi dengan anak teknik, dan ilmu komputer, walaupun masih lebih banyak matematika ya. Banyak berbincang tentang ngoding juga sama mereka, karena pas melihat kok sepertinya asyik. Mereka kan juga ada kompetisinya sendiri ya, salah satunya saya pernah ikut namanya Gemastik, kompetisi programming. Walaupun masih gagal di penyisihan awal.

 

Q: Gimana tuh cerita ikut kompetisi internasional? 

A: Waktu tahunku kompetitornya dari sekitar 50-an negara. Jadi waktu itu aku datang ke Bulgaria untuk mengerjakan sebuah tes di tempat tersebut. Kebetulan dari Indonesia waktu itu mengirimkan perwakilan sebanyak 9 orang. Dan di tahunku cukup beragam, ada yang dari UGM, ITB, UI, UPH, sampai UNAIR. Kebetulan waktu itu ikut juga dapat honorable mention. Mungkin kalau diartikan itu hampir selevel dengan juara harapan.

 

Q: Waktu itu tahu ALTA dari mana?

A: Kalau tahu ALTA, sebenarnya ada teman saya yang waktu itu sudah duluan di batch 3. Setelah itu dia memberikan informasi ke saya, karena dia tahu saya basic-nya suka ngoding karena bisa mengimpelementasikan logic itu. Jadi, dia merekomendasikan, sepertinya program ini cocok untuk saya. Puji Tuhan, ternyata saya coba ikut dan lolos akhirnya.

 

Q: Setelah kamu dikasih tahu oleh teman kamu, apa sih hal yang buat kamu tertarik untuk ikut program Alterra Academy?

A: Memang pas temanku menginfokan, aku juga memang lagi browsing tentang bootcampbootcamp serupa. Dan jujur memang yang paling “ngena” bagian kalimat “you will get paid, while you’re learning”. Karena kan memang kebanyakan kebalikannya. Bootcamp lain biasanya kalau kita mau ikut ya harus bayar dulu. Jadi, saya merasa “Wah pas, nih.”Apalagi pas lihat programnya ada Software Engineer, materinya juga ada beberapa yang sudah sempat saya pelajari juga.

 

Q: Berarti kalau bisa dibilang, dari bidang kamu sendiri, yaitu, matematika sebenarnya masih berkaitan dengan engineer ya?

A: Masih berkaitan banget. Tapi kalau yang paling berkaitan, menurut saya bagian logic-nya. Saya sendiri kan lagi belajar, itu ada salah satu mata pelajaran, mungkin sebenarnya tidak terlalu bersambungan banget, namanya Aljabar Linear. Mungkin kalau di coding sendiri tidak persis secara langsung, tapi untuk konsepnya karena aku sudah pernah dapat pelajaran tersebut, pas dilihat lagi kok mirip? Jadi, sebenarnya objeknya beda total, hanya saja konsep pemikirannya sama.

 

Q: Jadi, kamu kan tidak bisa dibilang banting setir ya karena dari jurusannya masih berkaitan. Lalu, gimana tuh pas mengerjakan tes online kemarin? Dan apa sih first impression kamu setelah akhirnya masuk kelas di Malang? 

A: Puji Tuhan, lancar sih kemarin. Pas sampai sih lebih lega, ya kemarin kan pas mengajar sambil belajar coding juga. Sekarang memang ada kesempatan belajar jadi bisa lebih fokus. Lebih senang dari segi itunya sih, dan bersyukur sekali bisa dapat kesempatan ini karena yang daftar saja bisa sampai berapa ribu. Saya dari awal berpikir kayaknya tidak bakal lolos deh hehe…. Puji Tuhan masih dikasih kesempatan.

 

Q: Selama sudah lebih dari 3 minggu ini, materi apa sih yang paling bikin kamu excited kelasnya atau mentornya? Trus siapa sih mentor favorit kamu? 

A: Kalau untuk materi sendiri sih, sejauh ini ya memang Phyton. Karena memang menurut saya yang wajib banget “kena” gitu. Kalau untuk mentor favorit, Mas Dono. Soalnya dia pernah cerita juga, latar belakang dia dari kesehatan, trus ke programming. Keren banget sih itu! Tapi dia cerita juga gimana awalnya dia struggle, sampai akhirnya jadi mengajar. Kalau dia tidak cerita kalau dia dari kesehatan, aku mikir dia ya dia background-nya IT saja.

 

Q: Selain favorit, ada enggak materi yang justru bikin kamu males karena susah banget? 

A: Mungkin karena belum terbiasa saja sih ya. Kemarin sih mungkin waktu belajar konsepnya Git. Itu baru pertama kali, benar-benar belum ada gambaran dan baru tahu. Mas Tegar mengajarnya enak sih, cuma karena memang saya masih awam sekali, jadi saya masih harus menyiapkan waktu lain untuk belajar lebih tentang materinya.

 

Q: Kalau yang non-tech ada yang jadi favorit kamu materinya?

A: Kalau Soft-skill yang pertama sih itu, feedback ya. Saya di sini harus memberikan feedback sekaligus dapat feedback dari orang lain. Aku memang tipikal orang yang pendiam dan introver banget. Jadi istilahnya kalau orang minta saya memberikan feedback, ya saya kasih ala kadarnya. Kalau orang lain enggak nanya pun saya tidak akan kasih. Pas diminta pertama kali, oh.. Ternyata dibukain sedikit-sedikit. Mungkin enggak teknis juga sih, tapi ya untuk progres juga.

 

Q: Kalau dari sisi atmosfir di Alterra Academy sendiri selama 3 minggu, apa yang kamu rasain? 

A: Mungkin dari pertama disambut, pertama kali liat langsung merasa nyaman. Di lain sisi saya juga merasakan atmosfir startup, santai. Kalau dari orang-orangnya sendiri, dari tim HR-nya saya pikir akan kaku atau gimana, tapi ternyata ya asyik pembawaannya. Kalau teman-temannya sendiri yang sekarang ini juga enak dan asyik untuk diajak kolaborasi.

 

Q: Banyak yang bilang kalau di Alterra Academy itu standarnya tinggi. Karena banyak yang lihat juga ada beberapa yang kuliahnya IT, tapi ternyata pas lulus kurang memenuhi kompetensi. Karena mungkin proses belajarnya atau gimana. Kalau dari perspektif kamu sendiri, kamu setujukah kalau di sini memang standarnya tinggi?

A: Kalau masalah standar, jujur memang saya juga merasa di sini standarnya tinggi, sih. Apalagi dengan pace-nya yang cepat per materi. Di sini dituntut untuk manage itu. Tapi bukan berarti tinggi yang enggak reachable gitu ya. Didesain memang tugas-tugasnya dipadetin. Tapi kalau menurut saya sih pas gitu polanya, jadi memang enggak semua susah. Jadi menurut saya sih, tinggi betul tapi masih reachable.

 

Q: Berarti kan kamu masih ada dua bulan lagi nih, kalau lulus. Mudah-mudahan sih lulus. Nanti kan outputnya, kamu bakal kerja di Alterra, sudah kebayang kah nanti kedepannya kamu bakal jadi Software Engineer akan gimana? Atau punya cita-cita lain? 

A: Kalau dulu pas zaman wawancara, saya memang senang dengan game. Di sisi lain, saya senang nge-game dan bikin game. Nah, dari ngoding itulah saya merasa jadi pas. Salah satu yang jadi impian itu, sih. Saya mau buat game yang bisa mengimplementasikan matematika. Mungkin sekarang kan paradigmanya matematika itu susah, saya ingin merubah itu lewat game yang isinya matematika. Dan salah satu langkahnya, menurut saya dengan ikut Alterra Academy ini, sih untuk pengalaman profesional. Mungkin memang materinya enggak langsung (mengenai game), tapi yang penting dapat basic skill untuk ngoding dulu lah.

 

Q: Selama 3 minggu sudah banyak belajar di Alterra Academy, harapan kamu kepada diri kamu sendiri seperti apa? Kira-kira proses belajar di sini bisa merubah diri kamu jadi sosok yang seperti apa sih dalam 3 bulan kedepan?  

A: Saya sih berharap dari sini akan membuka link-lah untuk networking. Sama saya juga berharap bisa mengikuti materinya, supaya bisa dapat skill baru. 

 

Q: Terakhir, adakah saran untuk Alterra Academy? Apa yang masih kurang, supaya bisa diperbaiki kedepannya? 

A: Kalau dari yang sejauh ini sih, sudah sesuai dengan ekspektasi saya. Semua sudah terpenuhi dengan baik.

 

Q: Okay, terima kasih banyak Garry atas waktunya!

A: Sama-sama!

 

Wah, sebuah cerita yang cukup inspiratif dari Garry. Nantikan cerita selanjutnya di #AltaTalks Vol. 3. See you! 

#AltaTalks Vol. 1: Wawancara bersama Mohammad Daffa

Hai Alterrans!

Selamat datang di #AltaTalks pertama di KAMIS, #KetikaAlterransMenulis!

Apa sih #AltaTalks itu? Jadi di tahun baru ini, tim KAMIS akan melakukan interview dengan orang-orang yang berada di balik ALTA atau Alterra Academy. Siapa saja orang-orang tersebut? Ya bisa dari tim Alterra Academy, para mentor, hingga para mentee. Nah, #AltaTalks yang pertama tim KAMIS berhasil mewawancarai Mohammad Daffa, salah satu mentee dari Batch 4. Simak wawancara lengkap KAMIS dengan Daffa berikut ini!

 

Q: Hi Daffa, boleh cerita dulu, background kuliah apa, anak keberapa, tinggal di mana asalnya?

A: Saya dari jurusan teknik panas bumi (Geothermal), dari Akamigas Cepu daerah Jawa Tengah, Blora. Tapi saya asli dari Depok, Jawa Barat. Emang kebetulan dapat kuliahnya kebetulan di sana.

 

Q: Teknik panas bumi, kuliahnya itu ngapain sih, dan berapa tahun?

A: 4 tahun kuliahnya D4, kalo di kampus tuh setiap tahun ada kerja praktik, saya pernah di perusahaan minyak, perusahaan gas, terus panas bumi, sama perusahaan pemerintah. Selain PKL, ada praktik biasa, terus kunjungan biasa. Kunjungan biasa pernah ke Dieng, Pengalengan, terus Tomohon, selainnya sisanya belajar kayak universitas biasa. 

Teknik panas bumi, kayak perminyakan, tapi yang dikeluarin bukan minyak. Yang dikeluarin itu panas, atau uapnya dari bumi. Kalau perminyakan kan kalau bukan minyak ya gas. Kalau ini dasarnya itu air dari dalam bumi, tapi panas, uap. Bisa dipakai untuk pembangkit listrik. Bilangnya itu energi terbarukan. 

 

Q: Saat kamu masih kuliah, ada enggak sih bayangan kalau kamu lulus, mau kerja di mana spesifiknya?

A: Ada, Pertamina. Sempat daftar juga, tapi belum keterima. Baru daftar kemarin, kan baru lulus tahun ini juga (2019). Tesnya, karena waktu itu error jadi ya itu doang, terus banyak yang enggak di-input juga. Kayaknya alasan kenapa saya gagal karena ada kendala di tech error juga.

 

Q: Dari lo lulus, sampai mencoba seleksi ini dan itu, berapa lama jeda waktu dan prosesnya? Dan ketika enggak lolos itu, apa yang kamu rasain?

A: Juli lulus, sampai sekarang kemarin Oktober. Sebenarnya yang sampai tahap tes itu baru satu itu aja Pertamina, sisanya masih di tahap administrasi udah tidak lolos. Terus saya kan cari-cari di internet apa sih yang kira-kira peluang tapi enggak perlu pake ijazah kuliah. Terus ada temen yang bilang, startup aja coba. Yaudah saya coba startup. Beneran kan, awal saya daftar Dekoruma tuh, kan ada MT-nya gitu (Management Trainee). Yaudah saya daftar itu. Terus setelah iklannya dekoruma, ada Alterra Academy, saya daftar juga.

 

Q: Pas daftar Alterra Academy waktu itu, kamu memang asal apply aja, cari peluang, atau memang sudah ada ketertarikan di bidang tech atau jadi engineer gitu, atau gimana?

A: Ya pokoknya semua perusahaan yang ada di Tech In Asia saya apply semua. Hahaha.  Selain Alterra kemarin ada yang nyangkut dua, tapi enggak saya proses semua. Soalnya yang satu itu bidangnya business analyst, perusahaannya lupa, kayaknya startup.

 

Q: Sebagai anak Teknik, logic harusnya sudah biasa dan dapet kan ya di kuliah? Nah, apakah di awal kelas itu kamu ada kesulitan mengikuti materi, bahasa coding, dsb, di Alterra Academy?

A: Ya lumayan kesulitan dan keteteran juga sih. Kalau selama dua minggu ini saya lumayan sulit di materi CSS/Front End. Timnya Mas Wawan, itu paling susah menurut saya.

 

Q: Oke, tadi itu yang sulit, nah kalau yang paling kamu suka kelasnya selama dua minggu, ada enggak?

A: Python sih. Python yang awal tuh Mas Dono sama Fariz. Dan banyak kan yang mengajar, ganti-ganti.

 

Q: Gimana perasaan kamu selama dua minggu, sudah ada nilai, sudah ada mentee yang dieliminasi juga, apakah tertekan atau gimana?

A: Jelaslah (tertekan)….lumayan. Hahaha.

 

Q: Tes masuk Alterra Academy sendiri menurut kamu susah enggak?

A: Menurut saya sendiri lumayan susah. Terus, cara mengajar dan pengajarnya sendiri bisa dibilang “memaksa” kita untuk belajar. Jadi enggak bisa leha-leha, dan males-malesan. Pasti ada ilmu yang masuk setiap harinya. Kalau kelasnya sendiri sampai jam 6. Abis belajar itu kalau ada tugas ya harus mengerjakan dulu sampai jam 11 malam maksimal.

 

Q: Nah, mari berandai-andai. Misalnya kamu lulus dari Alterra Academy, lalu dapat kontrak kerja jadi engineer di Alterra. Apakah kamu tetap akan mengikuti minat kamu ke bidang panas bumi, atau gimana?

A: Kayaknya enggak hahaha. Kalau melihat ekosistem kerja startup kayaknya enak juga dibanding panas bumi yang korporasi. Apalagi kalau di bidang panas bumi kan pasti kerjanya di lapangan, panas-panasan, harus mengutamakan fisik. Nah kalau ini kan (startup) cuma otak doang.

 

Q: Oke, so far gimana nih kehidupan merantau di Malang? Apakah enjoy, atau ada obstacle, dsb?

A: Ya nggak tau sih karena saya belum eksplor. Rutenya cuma kosan sini kosan sini (Kantor ALTA). Sabtu Minggu sebenarnya libur, tapi ya dipakai buat mengerjakan tugas di sini juga (Kantor ALTA).

 

Q: Itu saja sih dari saya. Silahkan melanjutkan aktivitasnya ya. Terima kasih Daffa! 

A: Sama-sama, terima kasih juga!

 

Nah itu dia, #AltaTalks Vol. 1 bersama Mohammad Daffa. Tunggu cerita-cerita berikutnya ya!

 

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.