Rumah Kedua

Panggilan wawancara kerja itu kupenuhi. Setibanya di lokasi, aku sedikit bingung, karena yang kudapati adalah sebuah salon, padahal aku melamar sebagai tenaga IT. Daripada berdiam diri terlarut dalam kebingungan, kumasuki saja tempat itu dan bertanya kepada orang yang di dalam. “Permisi, benar ini kantor Sepulsa? Saya mau interview,” tanyaku kepada ibu yang ada didalamnya. “Oh, iya Mas, lewat pintu sebelah ya, terus turun.” Kemudian aku turun dan bertemu orang yang bertugas mewawancaraiku.

Singkat cerita, setelah lamaranku diterima, aku pun mulai hari pertama kerja. Dan seperti biasa, sebagai karyawan baru, aku tentunya berangkat lebih pagi, sekitar 15 menit lebih awal dari waktu efektif. Aku sedikit heran karena sekitar satu jam setelah jam efektif, baru 3 orang karyawan lainnya yang baru datang. Yang  lebih  mengejutkannya lagi, cuma aku seorang yang berpakaian rapi (kemeja, dan celana bahan).

(Foto: Pexels)

Sama halnya dengan jam masuknya yang terkesan sedikit siang, jam pulangnya pun demikian. Ketika jam kerja berakhir, ketika aku hendak pulang, terbesit dalam benakku untuk menundanya sebentar, karena karyawan lainnya belum ada yang bergegas untuk pulang. Kutunggu satu jam hingga dua jam, baru ada satu orang yang pulang. Demikian pula dengan hari-hari berikutnya, seakan seperti itulah jam pulang yang ada. Tak terasa setelah dua minggu bekerja disana, tanpa disadari kebiasaan karyawan lainnya ‘menular’ padaku, yaitu berangkat siang pulang ‘sedikit’ larut.

Sekarang kebiasaan itu kini menjadi sesuatu yang bisa diibaratkan sebuah siklus. Entah karena aku memang sudah terbiasa ‘mendekam’ di depan komputerku, atau memang sebuah hal yang menyenangkan untuk alam bawah sadarku. Mungkin ‘rumah kedua’-ku sedikit berbeda dengan kantor pada umumnya, kebiasaan kerja pun menurutku tidak sama. Namun, aku rasa rutinitas berbeda bukan berarti salah, terlebih setelah kucoba menjalaninya. Banyak kebiasaan baru yang sebenarnya lebih mendukungku untuk belajar dan berkarya di tempat kerjaku, yang lebih nyaman untuk kusebut rumah kedua.

Memulai Karier Sebagai Software Engineer Melalui Full-stack Academy

Halo Alterrans dan semua pembaca!

Tidak terasa, Alterra Academy (atau yang awalnya dipublikasikan sebagai Alphatech Academy) akan memasuki batch 4 untuk fullstack academy-nya. Artinya, lulusan dari batch 1 untuk full-stack academy sudah hampir merampungkan satu tahun kontrak kerja yang ditawarkan oleh Alterra. Pertanyaannya, gimana kehidupan berjalan selama hampir setahun ini?

Menjadi seorang Software Engineer (SE) di Alterra merupakan pengalaman yang sangat luar biasa menyenangkan. Dengan jenis pekerjaan yang tidak akan pernah membuat para SE mengantuk di siang hari, mungkin bisa dibilang ini adalah impian sebagian para pekerja di dunia. Selain itu memiliki rekan kerja berpengalaman dan mau bekerja sama juga sangat membantu dalam mencapai tujuan dalam pekerjaan. Dunia teknologi yang selalu berkembang dan berubah dengan cepat juga berimbas kepada divisi tech Alterra yang harus mampu beradaptasi dengan terus mempelajari hal baru dalam periode tertentu.

(Foto: Pexels)

Alterra Academy tidak mengharuskan calon mentee-nya memiliki latar belakang di bidang TI. Buat beberapa lulusan yang kemudian bekerja sebagai full-stack, mungkin muncul kecemasan (bahasa kerennya anxiety) atau minder (bahasa kerennya insecurity). Hal ini disebabkan karena sebagian besar rekan kerja memiliki latar belakang TI. Memang, rekan kerja yang memiliki latar belakang di bidang TI memiliki pemahaman dasar kuat yang tidak dimiliki oleh lulusan full-stack academy dari latar belakang non-TI.

Bagusnya, di Alterra para peserta pun diberikan soft skill training, misalnya anger management, communication training, public speaking training, hingga training yang berhubungan dengan hard skill seperti secure coding dan masih banyak lagi. Training tersebut membantu para talent di Alterra dalam mengurangi masalah yang mungkin dapat mengganggu pekerjaan. Poster-poster tips (dipublikasikan sebagai bitsy bites), bagaimana menjaga sikap, mengatasi anxiety, mengelola konflik dan lain-lain pun banyak dipajang di Alterra. Berbagai program yang diadakan tim People Development membantu para lulusan akademi untuk tetap bertahan ketika memulai karier sebagai tech talent.

Cukup sekian tulisan yang saya buat. Secara keseluruhan, melakukan pekerjaan sebagai seorang Software Engineer merupakan pekerjaan impian bagi saya. Terima kasih sudah membaca!

Tips Menjaga Semangat di Tempat Kerja

Hello guys, pertama-tama kenalin nama saya Hendrik, saat ini berasal dari perguruan Alterra. Di mana saat ini ditempatkan di tim ular cabang Sanca. Mungkin bagi yang sering mendengar tim ular-ularan termasuk sanca, nah itu dia deh. Tetapi bukan berarti saya menguasai jurus ular ya, tidak seperti itu juga.

Untuk hari ini saya akan berbagi beberapa tips informasi mengenai semangat yang biasa saya lakukan di tempat saya bekerja.

(Foto: Dok. Alterra)

1. Berdoa

Siapa sih yang tidak pernah berdoa? Ya teman-teman sekalian pasti pernah berdoa kan? Setiap pagi saya selalu berdoa semoga cepat kaya (#eh). Setiap pagi saya selalu berdoa agar setiap kegiatan yang saya lakukan pada hari ini semoga bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Ini salah satu kutipan isi doa yang saya selalu ucapkan dalam hati. Ritual berdoa ini sudah saya lakukan sejak 8 tahun lalu hingga sekarang. Ini salah satu bagian kecil dari penyemangat hidup sampai saat ini. Ingat seperti kata Bayu, “kalau tidak ada iman, Alterra tidak lengkap rasanya” *eh enggak nyambung.

2. Lakukan ritual penyemangat sebelum mulai kerja

Banyak hal yang bisa kita lakukan ketika sesampai kerja di kantor. Baik itu baca berita mengenai perkembangan teknologi, dandan dulu di kantor karena berantakan mukanya habis naik motor atau jalan kaki, langsung ketemu atasan untuk meeting bareng, minum kopi, ngobrol dengan teman, langsung kerja, lihat kerjaan apa yang akan dibahas untuk hari ini dan lain-lain sebagainya.

Semua aktivitas di atas itu memang pernah saya lakukan juga, tapi ada satu hal ritual penyemangat yang sering saya lakukan di tim saya. Setiap hari itu ada yang namanya acara Scrum Daily, di mana teman-teman semua membagikan informasi ter-update mengenai pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan. Mulai dari kendala yang sedang dihadapi, task yang sedang dikerjakan hingga goal untuk hari ini. Saya dan tim pun biasanya menutup hari dengan bertepuk tangan. Lho, apa hubungannya dengan tepuk tangan?

Bertepuk tangan juga dianggap sebagai apresiasi untuk diri sendiri dan untuk teman-teman lainnya atas pekerjaan masing-masing. Saling memberikan semangat untuk sesama teman dan juga ada aksi aktivitas yang dilakukan oleh tubuh untuk memicu semangat dari dalam tubuh. Sehingga tubuh yang tadinya masih “lemas” akan menjadi lebih semangat. Jadi kalau teman-teman sekalian ada yang pernah dengar tepuk tangan di pagi hari itulah tim saya.

3. Meja kerja yang nyaman

Bagaimana sih meja kerja yang nyaman itu? Setiap orang bisa memiliki cara tersendiri untuk mendefinisikan bagaimana si meja yang nyaman tersebut. Ada meja yang isinya bermacam-macam pernak pernik hingga yang mejanya kosong sama sekali tidak ada hiasan apa pun di meja.

Tetapi apakah memang berpengaruh? Ya memang salah satu hal yang bisa membuat semangat adalah tempat kita berdiam diri selama 6-8 jam tersebut.

Untuk yang punya keluarga bisa memajang foto suami/istri, anak, atau teman di meja kerja tersebut. Bisa juga meletakkan akuarium kecil seperti yang Mas Andik lakukan (tetapi bukan berarti habis baca ini semua beli akuarium semua ya haha). Pajang juga pigura-pigura kecil yang didapat dari hadiah, seperti Mbak Nana lakukan. Yang penting meja kerja harus bersih juga guys, karena siapa sih yang mau kerja di meja kotor?

Tidak lupa kita juga harus berterimakasih kepada teman-teman Office Boy, karena merekalah yang selalu membersihkan meja kita setiap harinya. Terima kasih ya teman-teman OB, sudah membersihkan meja-meja di kantor, tetap semangat Mas!

4. Istirahat yang cukup

Kerja di Alterra boleh dibilang tidak bisa santai juga. Baik itu dari divisi teknologi, finance, human resource, business development, dan lain-lain, setiap divisi mempunyai kesibukan yang berbeda-beda. Hal yang bisa dilakukan di Alterra salah satunya adalah untuk menaikkan mood semangat dengan tidur.

Menurut saya tidur cukup membantu bagi diri saya karena setelah bangun kita sudah mendapatkan energi yang cukup untuk kembali beraktivitas lagi. Tetapi bukan berarti datang ke kantor terus tidak semangat langsung cari escape terus tidur. Bukan begini juga caranya, itu kamu saja yang pengen bobo haha….

Jadi, bagaimana nih cara bagusnya untuk beristirahat atau tidur di Escape Room? Biasanya aku selalu menggunakan timer untuk membatasi waktu tidur jadi tidak akan kebablasan hingga berjam-jam tidurnya.

Kalau aku biasa pasang waktu 25-40 menit untuk tidur siang tergantung situasi dan kondisi dari pekerjaan. Cara ini boleh juga dicoba sama teman-teman. Tetapi inget jangan ngorok ya tahu diri juga. Tapi maaf saya juga tidak bisa memberikan saran bagaimana caranya mengatasi ngorok mungkin bisa ditanyakan kepada ahlinya saja haha….

5. Hindari banyak makan siang yang berlebihan

Nah ini salah satu hal yang memang tidak bisa dihindari. Biasanya yang makannya berlebihan pasti akan mengantuk, hayo ngaku siapa yang begitu? Sebenarnya sah-sah saja mau makan banyak apa tidak. Tapi ingat juga kalau makan berlebihan pasti akan diikuti oleh rasa kantuk yang bisa memengaruhi semangat kerja.

Misal habis makan nasi, ditambah makan roti, lalu buat kopi, sambil makan camilan, ini sudah pasti calon-calon muka ngantuk nih di kantor. Sedikit tips dari saya, kalau misalnya habis ini ada meeting besar, biasanya saya makan secukupnya. Nanti baru disambung lagi setelah meeting selesai. Kalau teman-teman ada cara lain boleh juga tuh di-share!

6. Berbicara atau curhat

Berbicara atau curhat bisa menjadi salah satu ritual sendiri yang bisa menambahkan semangat. Pasti di kantor pernah kan ada yang merasa jenuh, atau mood kurang bagus, dan lain-lain sebagainya. Berbicara atau curhat bisa menjadi salah satu hal yang efektif juga untuk meningkatkan mood kerja.

Biasanya kalau gosip pasti pada semangatkan kan? Ya apalagi gosipnya lagi hothotnya. Tapi ingat tetap dibatasi juga jangan sampai kelewatan juga gosipnya, nanti kerjaan jadi tidak selesai. Oh iya, baca juga ya artikelnya mas Aryo “The Power of Ngobrol” di sini.

Jangan lupa perhatikan etika juga dalam berbicara, jangan menyinggung teman-teman yang lain. Perhatikan kesibukan ya lain juga, kalau temanmu lagi banyak kerjaan, sebaiknya jangan diganggu juga ya.

7. Berikan hadiah kecil untuk diri sendiri

Kapan terakhir kali kamu memberikan hadiah sebagai penghargaan buat diri sendiri? Hal kecil ini juga menurut saya bisa menambah semangat kita lho. Bukan berarti kita harus boros. Tetap tergantung situasi dan kondisi juga, kalau situasi dan kondisi memungkinkan, silahkan lakukan saja dan tidak dilandaskan oleh paksaan juga ya.

Contoh yang biasa suka saya lakukan misalnya membeli makanan. Biasa kalau makan siang di Cilacap yang murah meriah, mungkin satu hari saya beli SaladStop buat menambah semangat kerja sesekali makan mewah. Saya menganggap ini sebagai penghargaan buat diri sendiri,

Penghargaan bentuknya berbeda-beda, bisa juga beli Kopi Kenangan pakai voucher Grab, sambil mengingat kenangan-kenangan indah bersama (halah). Ajak juta teman-teman di tim-mu, pasti pada semangat juga untuk beli kopi bersama. Tapi jangan lupa bayar ya guys yang patungan hehe.

8. Senyum

Terakhir adalah senyum kepada teman-teman Alterra. Yup, siapa yang masih ingat ketika masuk Alterra pertama kali? Pasti kamu melangkah sambil tersenyum kan? Enggak mungkin cemberut, ada yang salah itu pasti haha.

Senyum adalah perwujudan dari sikap positif. Senyum adalah hal yang paling mudah bisa kita lakukan dari diri kita sendiri. Siapa sih yang tidak senang senyum?

Mengacu kepada undang-undang Alterra mengenai “People”, pasti enggak ada orang juga yang mau rekan kerja disebelahnya terus-terusan cemberut. Hawa negatifnya bisa-bisa memengaruhi mood kerja kita di kantor. Dengan senyum kita sudah memberikan rasa nyaman di hati kita sendiri, dan pastinya buat orang lain yang melihat.

 

Oke sekian dulu sharing dari saya. Tidak semua informasi di atas cukup untuk kebutuhan teman-teman. Ada juga mungkin yang masih kurang atau tidak setuju, tetapi inilah yang sering saya lakukan untuk menambah semangat di kantor. Jadi buat teman-teman di Alterra tetap semangat menjalani pekerjaannya ya. Salam semangat!

Masa Probation Seorang Introver

Perkenalkan namaku Idang Wahyuddin Septiawan, panggil saja Idang. Jangan tanyakan apa artinya Idang, aku sendiri tidak mengetahuinya dan terlalu malas untuk mengetahuinya, karena prinsipku nama hanya sebuah nama. Aku bergabung di Alterra pada tanggal 17 Juni 2019, tepat dua minggu setelah lebaran di tahun tersebut. Di hari itu, menurutku hari yang sangat mendebarkan. Hari dimana aku pindah ke tempat kerja yang baru, sebelumnya aku kerja di sebuah startup di Jogja.

Aku bergabung di Alterra sebagai Software Engineer (SE) di tim Anaconda. Oh ya, alasanku kenapa memutuskan bergabung sebagai SE adalah karena memang aku suka dalam hal analisa, problem solving dan permainan logika, ya memang hanya itu yang aku bisa sebenarnya. Di hari pertamaku aku diperkenalkan product yang akan aku kerjakan kedepannya, yaitu Sentinel. Sebuah dashboard untuk admin dari BPA. Sentinel menggunakan framework JavaScript Vue.Js.

Untuk seorang karyawan baru, akan ada masa probation selama tiga bulan. Menurut Developer Manager-ku, masa probation adalah masa di mana SE masih bisa tertawa menikmati hal-hal menyenangkan di Alterra. Dan sebenarnya hal itu tidak berlaku untukku, karena aku sendiri masih sangat baru memegang framework Vue.Js. Hari-hariku disibukkan dengan mempelajari sistem Sentinel, Vue.Js, dan sistem-sistem lain yang bersangkutan dengan, agar mudah di kemudian harinya.

Di bulan pertamaku masih terhitung normal, waktu untuk bekerja, belajar dan refreshing masih seimbang. Pada sprint pertama aku hanya mengerjakan task yang menurutku mudah. Sedangkan di sprint selanjutnya aku mengambil task yang lebih banyak agar aku bisa memahami sistem lebih cepat.

Akan tetapi ada beberapa kendala dalam pengerjaan task, yaitu pekerjaan yang terlalu melebar. Sehingga waktu pengerjaan terhitung sangat lama. Dan ini pertama kalinya aku bekerja dengan Quality Engineer (QA) dan System Analyst (SA). QE mengajukan beberapa perubahan, sedangkan aku sendiri kurang paham dengan cakupan dari pekerjaanku ini. Pada dasarnya, pekerjaanku mencakup banyak hal yang sebenarnya perlu di-breakdown. Dan hal itu menjadi sebuah pembelajaran sendiri untukku. Agar lebih memahami maksud dari pekerjaan tersebut dan menentukan goal sebenarnya.

(Foto: Dok. Alterra)

Di bulan kedua, aku mulai mengerjakan pekerjaan yang lumayan besar menurutku. Halaman baru di Sentinel, hingga halaman biller baru. Dalam mengerjakan pekerjaan itu aku sedikit meniru coding-an biller yang sudah ada. Yang justru malah membuatku kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan, karena aku menggunakan logika orang lain. Dan hal tersebut jadi pelajaran tersendiri buat aku pribadi.

Di bulan terakhir probation, aku mendapat pekerjaan yang lumayan menantang, task dengan priority 0. Dengan lama pengerjaan satu minggu. Task yang kukerjakan ini kalau menurutku tidak terlalu rumit, tapi fitur yang dibutuhkan sangat banyak. Sehingga waktu pengerjaan banyak habis dalam pengembangan fitur-fitur halaman itu. Sedangkan logika yang dibutuhkan tidak terlalu rumit, pengelolaan data biasa di JavaScript. Ketika mengerjakan pekerjaan tersebut sempat ada beberapa informasi tambahan yang datang di akhir-akhir, jadi sempat membuat aku sakit kepala saat mengerjakannya. Tapi teman-teman Anaconda dengan senang mau membantu aku dalam menyelesaikan tugas tersebut.

Setelah melalui proses masa probation selama tiga bulan, aku pun dianggap lulus oleh Developer Manager. Akhirnya aku diangkat resmi sebagai pegawai tetap. Petualanganku baru saja dimulai. Aku berharap ke depannya hari-hariku tidak membosankan dan semakin banyak ilmu dan pengalaman yang bisa kudapatkan.

Opportunity for Grow

Mungkin ini alasan utama aku bergabung di Alterra. Rada nekat sih waktu memutuskan gabung di Alterra, punya anak dua, istri satu (jangan kebalik…), dan pekerjaan mapan dekat dengan keluarga besar. Keinginan yang besar untuk berkembang dari sisi pengalaman dan pengetahuan membuat aku memutuskan untuk keluar dari zona nyamanku di Surabaya dan berpetualang di ibu kota yang kata orang lebih kejam daripada ibu tiri.

Sejujurnya enggak gampang memindahkan sekolah anak ke Jakarta, selain biayanya yang naudzubillah juga bahasanya yang sarat dengan gue-elo. Memindahkan keluarga dari yang biasa di rumah tapak sekarang di pagupon (rumah merpati). Tapi pengalamanku part time di Alterra membuat aku yakin semua pengorbanan ini akan worth all the pain, sehingga aku memutuskan untuk bekerja full time di Alterra.

Well, suami yang memiliki kehangatan dan etos kerja yang baik adalah hadiah terbaik untuk istrinya dan orang tua. Sedangkan, cakrawala berpikir dan pengalaman yang luas adalah hadiah terbaik untuk anak. Sedangkan, anak yang dididik dengan pengertian dan contoh yang baik dari orang tuanya adalah hadiah terbaik untuk alam semesta.

Sekarang terhitung sudah hampir satu tahun aku bekerja di Alterra (dulunya Sepulsa). Benar-benar di sini, keinginan kita untuk berkembanglah yang akan menjadi limitasimu. Selama kamu mau kerja keras, punya kemauan belajar yang tinggi, kamu punya kesempatan untuk mengerjakan lebih banyak.

Nah, Alterra mungkin kurang cocok nih untuk kamu yang merasa kerja lebih banyak itu adalah usaha manajermu untuk mengeksploitasi kamu. Karena sayang kan, kesempatan untuk berkembang yang diberikan di Alterra tuh tinggi sekali, tapi kamunya cuma mau segitu-segitu saja.

Pandanglah kesempatan mengerjakan banyak hal sebagai sebuah kesempatan kamu memampatkan waktu belajar di kelas akselerasi. Kalau di tempat lain untuk belajar sekian banyak hal, misalnya butuh waktu tiga tahun, di Alterra mungkin hanya membutuhkan waktu satu tahun.

Tentu hanya dapat terjadi kalau kamu bekerja dua kali lipat lebih keras dari pekerja biasanya. Kalau kamu segitu inginnya punya pengalaman dan pengetahuan yang banyak, sepertinya kamu memang cocok untuk bekerja di Alterra. Kamu dijamin akan bahagia deh, karena para Alterrans siap menyambut kamu sebagai bagian dari keluarga.

Kok bisa Alterra memberikan segitu banyaknya kesempatan untuk Alterrans berkembang dari sisi pengetahuan dan pengalaman? Nah ini serunya, jadi karena Alterra itu termasuk tech startup yang bergerak di bidang fintech. Bidang23 ini memang perkembangannya sedang pesat-pesatnya nih.

Terdapat banyak sekali peluang yang bisa Alterra kerjakan. Kalau mau tahu apa saja yang Alterra sedang dan akan kerjakan, sepertinya lebih baik di sesi private waktu interview deh ya… atau cari tahu saja Linkedin-ku di sini.

Ada sisi lain nih yang tidak boleh hilang walaupun kesempatan grow-nya tinggi, yaitu hubungan antaralterrans. Di Alterra, walaupun saat bekerja menuntut intensitas yang tinggi, tapi para Alterrans punya hubungan yang sangat dekat guys. Bukan cuma dalam satu tim, tapi juga dalam satu divisi, bahkan lintas divisi. Alterrans punya banyak acara bersama seperti main futsal, nonton film, kelas yoga, bahkan yang paling baru, adalah main Tamiya bareng.

Baca juga:  Kerja Sambil Belajar itu Asyik Lho!

Kapan lagi, ya, kan? Dahulu masih kecil belum bisa menghasilkan uang banyak jadi main Tamiya hanya seadanya…. Sekarang sudah bisa cari uang sendiri mari kita bermain Tamiya bersama. Di tempat lain CEO jaga citra, punya lift sendiri, kalau jalan sepatunya bunyi dan menyebarkan aura dingin mentos? Hehe….

Di Alterra kamu bakal merasakan ada waktu ketika CEO mengisengi kamu. CEO Alterra memang lain daripada yang lainnya, sih. Kata yang paling tepat menggambarkan CEO Alterra itu adalah reachable. Dan kalau CEO-nya saja seperti itu pastinya menular dong ke para middle management dan teman sekerja kamu.

Jadi untuk kamu yang pengen banget merasakan kerja dengan kesempatan untuk berkembang yang tinggi tapi tetap hangat, mungkin Alterra bukan satu satunya tapi pasti menjadi salah satunya.

So that’s all guys… Gue mau balik kerja lagi… biar cepat bisa jadi CEO *evil laugh*

Cerita dari Penulis Pemula

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” – Pramoedya Ananta Toer

Kutipan di atas sudah aku kenal, mungkin sejak duduk di bangku perkuliahan. Saat ini di tempat kerja aku bertemu dengan kutipan itu lagi dan mengingatkanku pada niat yang sudah betahun-tahun kupupuk tapi tak juga memunculkan tunas. Sudah lama aku memiliki keinginan untuk membangun kebiasaan menulis dan membagikan tulisanku, tapi sampai saat ini aku belum berhasil melakukannya secara konsisten. Beberapa tulisan berhasil kutulis, kubagikan di media sosialku.

Tapi, seringkali aku kurang merasa puas dengan hasil tulisanku, lalu aku merasa tidak berbakat menulis, dan akhirnya tidak melanjutkan menulis. Sekarang aku sadar jika bakat itu overrated, dan yang bisa membuat tulisanku lebih baik adalah kerja keras dan konsistensi dalam membuat tulisan. Oleh karena itu, dengan tulisan ini aku ingin memulai rutinitas menulis dan membagikannya secara konsisten.

Sebenarnya, niat menulis yang kupupuk tidak sepenuhnya gagal tumbuh. Ada tunas yang muncul, meskipun bukan tunas yang benar-benar aku harapkan. Sejak kurang lebih tiga bulan ini aku mulai rutin menuliskan pikiran serta pengalamanku. Tapi, tulisan yang aku hasilkan hanya untuk konsumsi diriku sendiri. Aku terlalu tidak percaya diri untuk membagikan tulisanku, karena aku berpikir bahwa tulisanku belum terstruktur dengan baik dan mungkin belum bisa dipahami dengan mudah oleh sebagian besar orang.

Belakangan, niatku untuk menulis semakin menggebu. Pemicunya adalah keinginanku untuk membagikan ide-ide menarik yang aku dapatkan dari buku yang kubaca. Aku adalah orang yang sangat senang mengobrol. Aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membicarakan hal-hal yang menurutku menarik yang kebanyakan berkaitan dengan ide-ide self development.

Sehingga, saat aku ingin membagikan ide-ide yang aku miliki, aku lebih senang menggunakan kegiatan mengobrol sebagai medianya. Sayangnya, semakin hari semakin sulit saja untuk menemukan orang yang bisa cocok mengobrolkan ide-ide tersebut. Oleh karena itu, sekarang aku akan menggunakan media tulisan untuk membagikan ide-ideku.

Aku sangat senang sekali berbagi hal-hal yang kupelajari pada siapapun. Alasannya utamanya adalah karena aku bisa jadi lebih cepat memahami apapun saat aku menjelaskannya pada orang lain. Saat memberikan penjelasan, sering juga aku mendapatkan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikir saat pertama kali mempelajarinya. Untuk tujuan itulah sebenarnya tulisan ini dan tulisan-tulisanku selanjutnya kubuat.

Agar ide yang ingin aku sampaikan lebih mudah dipahami pembaca, aku perlu melakukan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk membuat tulisan yang baik. Sebelumnya aku tidak pernah mengetahui tahapan seperti apa yang aku butuhkan untuk membuat sebuah tulisan. Setelah melakukan sedikit riset secara online aku menemukan 5 tahap yang perlu dilakukan. Seperti yang sudah kujelaskan di paragraf sebelumnya bahwa aku menulis untuk membantuku lebih paham, tulisan ini kubuat juga untuk membantuku lebih memahami tahapan-tahapan menulis tersebut.

Berdasarkan sumber yang aku baca, ada 5 tahap yang perlu dilakukan untuk membuat sebuah tulisan. Tahapan tersebut di antaranya adalah pre-writing, drafting, revising, editing, dan publishing. Selanjutnya aku akan membahas tahap-tahap tersebut satu persatu.

Pre-writing

Sesuai namanya, tahap ini dilakukan sebelum proses menulis dilakukan. Tahap ini adalah bagian perencanaan yang menentukan kerangka tulisan yang akan kita buat. Pada tahap ini kita perlu menentukan ide utama yang ingin kita sampaikan pada tulisan yang akan kita buat. Ide utama tersebut selanjutnya akan kita kembangkan menjadi outline yang akan memandu tulisan kita agar tidak melebar ke mana-mana.

Proses pengembangan ide utama bisa dilakukan dengan cara brainstorming. Kita bisa menggunakan metode apapun dalam membuat outline ini. Ada beberapa alternatif metode yang bisa dilakukan di antaranya adalah membuat list dan membuat mind map. Dengan melakukan tahap ini, kita juga jadi bisa mengidentifikasi hal-hal yang sudah kita ketahui dan hal-hal yang mungkin perlu kita cari tahu lagi untuk melengkapi tulisan kita.

Alasan aku sering kurang puas dengan hasil tulisan yang kubuat adalah pikiranku yang sering loncat-loncat. Akibatnya tulisan yang kubuat seringkali melebar ke mana-mana. Dengan melakukan tahapan pre-writing ini aku merasa bisa lebih konsisten menulis sesuai dengan ide utama yang sudah kutentukan. Tapi, jika kalian merasa ada bagian terlalu melebar, jangan ragu untuk mengingatkanku ya.

Drafting

Tulisan pertama yang kita kembangkan dari outline biasa disebut sebagai draft. Tulisan tersebut seringkali masih belum layak untuk dipublikasikan. Jangan khawatir, karena memang biasanya seperti itu. Draft tidak perlu sempurna. Tulis apapun hal yang muncul di kepala yang masih berkaitan dengan ide utama. Fokus pada konten tulisan, pastikan jika ide yang ingin kita sampaikan jelas dan mudah dimengerti.

Tujuan melakukan drafting adalah mengembangkan tulisan berdasarkan outline yang dibuat sebelumnya. Outline digunakan sebagai acuan, tapi bukan berarti tidak boleh diubah.

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula (termasuk aku) adalah berpikir bahwa saat pertama kali kita menulis, kita bisa membuat sebuah tulisan yang berkualitas sekali duduk. Tahap drafting membutuhkan waktu, tidak perlu terburu-buru mengerjakannya.

Pada saat menulis draft kita juga tidak perlu terlalu memikirkan struktur kalimat dan tata bahasa. Bagian ini bisa kita kerjakan di tahap selanjutnya.

Revising

Setelah membuat draft, kita mungkin ingin menyimpan naskah yang kita tulis sehari atau dua hari, sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya. Alasan kita perlu mengambil jeda sebelum melakukan tahap revising adalah agar kita memiliki pandangan yang lebih objektif saat merevisi draft. Pada bagian ini kita melakukan penilaian pada draft yang kita buat, apakah draft tersebut sudah sesuai dengan tujuan penulisan kita. Dalam melakukan revisi, kita bisa menggunakan pertanyaan sebagai panduan.

Beberapa pertanyaan yang bisa kita ajukan di antaranya:

  • Apakah penjelasan yang diberikan terlalu umum atau malah terlalu spesifik sehingga sulit dipahami pembaca?
  • Apakah transisi setiap bagian cukup baik untuk pembaca bisa memahami jalan pikiran penulis?
  • Apakah kalimat yang saya gunakan efektif untuk menjelaskan ide yang saya maksud?
  • Apakah tulisan yang saya buat sudah sesuai dengan format yang ditentukan? (Apabila ada format tertentu yang perlu diikuti)

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya di tahap ini. Apakah mengubah urutan kalimat, menambahkan outline, atau malah menulis ulang semuanya.

Editing

Tahap yang perlu dilakukan setelah proses revising adalah proses editing. Hampir sama dengan proses revising, proses editing merupakan proses yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan agar layak dipublikasikan. Perbedaan terletak di detail perbaikan yang dilakukan. Pada tahap ini, perbaikan yang dilakukan fokus pada tata bahasa seperti tanda baca, huruf kapital, imbuhan, dan lain sebagainya.

Level perbaikan yang dilakukan untuk setiap tulisan bisa jadi berbeda, karena terkait dengan target pembaca yang ingin disasar. Jika pembaca yang di target adalah khalayak umum yang biasa membaca artikel dengan gaya penulisan yang santai, maka standar yang digunakan tidak perlu terlalu ketat, yang penting masih dapat dipahami oleh pembaca. Artikel-artikel di mojok.co adalah contoh tulisan yang standar tata bahasanya sangat santai. Tidak mengherankan jika kita menemukan artikel yang gaya bertuturnya seperti di chat media sosial, lengkap dengan “hahaha” dan “wkwkwk”-nya.

Namun, jika sasaran pembaca kita adalah orang yang lebih formal, maka kita perlu menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai standar tata bahasa. Di buku pedoman tersebut lengkap dijelaskan dari mulai penggunaan huruf kapital, tanda baca, sampai dengan imbuhan. Jika mau belajar mengenai PUEBI ini sambil tetap bermedia sosial, coba follow akun Twitter dan Instagram Ivan Lanin. Ia sering membahas tata bahasa yang seharusnya digunakan dalam tulisan formal.

Publish

Tahap terakhir setelah kita yakin bahwa tulisan yang kita buat sudah cukup mencapai tujuan penulisan kita adalah publish. Dengan mempublikasikan tulisan yang kita buat, kita bisa membagikan ide pemikiran kita ke khalayak yang lebih luas. Selain itu, kita juga mungkin akan mendapatkan saran dan masukan untuk mengembangkan kemampuan menulis kita ataupun tantangan terhadap ide pemikiran kita.

Keberadaan internet saat ini semakin memudahkan kita untuk mempublikasikan tulisan kita di manapun. Kita bisa membagikannya di media sosial ataupun blog yang kita miliki. Atau kita bisa juga mengirimkannya ke media yang memang menampilkan artikel-artikel dari penulis lepas seperti mojok.co.

Dalam membuat tulisan ini, aku juga berusaha mengikuti tahapan penulisan yang kujelaskan di atas. Menariknya, saat proses pre-writing aku malah mendapatkan ide untuk membuat template yang bisa digunakan untuk mengikuti tahapan tersebut. Template tersebut aku lengkapi dengan 5W+1H (Why, Who, When, Where, What, dan How) untuk membantu proses perencanaan. Jika tertarik untuk melihat template yang aku buat, bisa buka tautan ini.

Di template tersebut aku masukan proses penulisan tulisan ini untuk membantu memahami cara penggunaan template. Jika kamu ingin menggunakannya untuk proses penulisanmu, kamu bisa mengklik tombol “File” lalu klik tombol “Make a Copy”.

Setelah aku membuat tulisan ini dan kamu membacanya, semoga kita bisa membuat tulisan dengan lebih baik dan konsisten. Jika ingin melihat sumber asli tahapan-tahapan menulis yang aku jelaskan di atas, bisa buka tautan ini.

Kerja Sambil Belajar itu Asyik Lho!

Halo Alterrans, perkenalkan nama saya Sri Rahayu, biasa dipanggil Ayu. Saya bergabung di divisi Product and Digital Marketing sebagai Product Data Analyst sejak bulan Januari 2019. Sebelum bergabung di Alterra, informasi paling banyak yang saya dapat ialah Alterra merupakan tempat kerja yang lingkungannya nyaman dan kondusif untuk berkembang. Benar enggak ya? Hehe. Nah, di artikel ini saya akan berbagi pengalaman saya saat awal bergabung dengan Alterra dan memberi gambaran mengenai jabatan saya sebagai Product Data Analyst.

 

Pengalaman awal bergabung

Bagi saya, bekerja di Alterra seperti masuk ke dalam dunia baru karena memang pekerjaan dan jenis perusahaannya berbeda sekali dengan tempat kerja saya sebelumnya. Saya pun harus banyak belajar dari awal, baik dari segi konsep maupun teknis pengerjaannya. Selain itu, untuk memberikan insight yang tepat saya pun harus mempelajari produk, cara bisnis, kegiatan marketing, tools yang digunakan, sampai belajar menyamakan pola pikir supaya memiliki frekuensi yang sama dengan rekan-rekan kerja yang lainnya.

Meskipun banyak yang harus dipelajari, saya merasa tidak mengalami banyak kesulitan dalam belajar karena lingkungan saya sangat mendukung untuk berkembang. Waktu pertama masuk kerja, saya langsung disambut dengan artikel-artikel dan buku-buku yang bisa saya pelajari. Selain itu, teman-teman di sini sangat terbuka untuk diajak diskusi, sehingga saya tidak merasa malu untuk bertanya.

Bahkan, hal ini tidak terjadi dalam satu divisi saja, tetapi lintas divisi pun bisa bebas bertanya untuk belajar dan responnya sangat baik. Menurut saya, budaya ini sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan karena bisa membuat karyawan merasa lebih nyaman, sehingga bisa berkembang dengan cepat dan memberikan kontribusi yang terbaik kepada perusahaan.

 

Apa itu product data analyst?

(Foto: Dok. Alterra)

Di atas saya sudah berbagi pengalaman saya saat awal bergabung dengan Alterra. Saya bersyukur informasi yang saya terima terbukti benar. Sekarang saya akan memberi gambaran mengenai pekerjaan Product Data Analyst karena tak kenal maka tak mengenal ehehe…

Untuk memahami tugas dan pentingnya seorang Product Data Analyst, harus dimulai dulu dengan memahami tim product itu sendiri. Tim product adalah salah satu tim yang sangat penting ada di sebuah perusahaan. Kenapa penting? Karena tugas tim product adalah memastikan produk yang dibuat menjadi sukses di pasar (tentunya untuk mencapai hal tersebut tim product bekerja sama dengan berbagai tim lainnya).

Suatu produk yang sukses di pasar adalah yang mencapai market fit. Artinya, produk tersebut mampu menjadi solusi bagi konsumen sehingga konsumen merasa puas dan kembali menggunakan produk tersebut berulang kali. Tercapainya product market fit ini adalah kunci tercapainya business objective yang diantaranya memperoleh laba sebesar-besarnya.

Terus bagaimana caranya mengetahui apakah product market fit telah tercapai? Bagaimana caranya mengetahui seberapa jauh posisi kita dari goal yang telah ditentukan? Apa saja yang harus kita tingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut?  Dan bagaimana cara mengukur keberhasilan metode improvement yang dilakukan? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut harus ada kriteria yang terukur. Kriteria tersebut biasa disebut dengan metrics.

Di sinilah pentingnya seorang Product Data Analyst. Sebagai Product Data Analyst, saya bertugas mempersiapkan dan mengolah data yang tersedia sesuai metrics yang diperlukan sehingga menjadi informasi dan insight yang dapat menjawab pertanyaan di atas. Dengan mengetahui nilai dari masing-masing metrics, langkah tim akan terarah dan fokus untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Demikian sharing pengalaman dan perkenalan diri saya… apakah teman-teman Alterrans mengalami hal yang sama?

The Probations

Hi Alterrans,

Kerjaan baru? kantor baru? masih trainee dong? Ya, hampir semua perusahaan menerapkan “probation period” atau “masa percobaan kerja” yang berlaku untuk karyawan baru. Alterra salah satunya. Tentu saja tujuannya adalah mengevaluasi kinerja dan performa karyawan baru tersebut.

Bagi para Alterrans baru, “probation period” akan terasa berat, perasaan seperti canggung, rendah diri, sulit beradaptasi, dan perasaan lainnya selalu mengikuti keseharian dalam proses melewati masa probation.

Untuk yang baru bergabung berikut tips-tips yang mungkin bisa mengurangi perasaan yang disebutkan di atas dan melancarkan proses masa percobaan kerja:

 

Tips melewati masa probation untuk karyawan baru

(Foto: Dok. Alterra)

1. Kepercayaan diri

Percaya diri itu harus, tanpa rasa percaya diri hanya akan menambah perasaan canggung, rendah diri dan pastinya membuat sulit beradaptasi. Untuk menambah rasa percaya diri bagi karyawan baru, ingatlah untuk menjadi karyawan di Alterra, kamu pastinya sudah lolos  tes yang diberikan oleh perusahaan.

Artinya kamu pun sudah sesuai dengan kualifikasi yang diberikan perusahaan untuk karyawan baru. Dan satu lagi, kamu sudah menjadi salah satu yang terpilih dan mungkin menyingkirkan kandidat-kandidat lain selama proses penerimaan karyawan.

2. Observasi

Kantor baru, kerjaan baru, teman kerja baru, dan suasana baru tentunya punya budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda. Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengobservasi detail-detail dari lingkungan baru tersebut, baik dari peraturan perusahaan, budaya kerja, hingga detail-detail kecil yang lain. Tentunya kamu tidak akan bisa beradaptasi dengan baik tanpa sebelumnya mengamati dan memerhatikan terlebih dahulu kan?

3. Adaptasi

Setelah observasi, hal yang dilakukan berikutnya adalah beradaptasi. Dengan perusahaan baru, kantor baru dan semuanya yang serba baru, beradaptasi tentunya lebih mudah membantu bagi kita, karyawan baru, untuk membaur dengan kolega-kolega baru.

Ingat kita yang masuk lingkungan baru, tentunya kita yang melakukan adaptasi, bukan para perusahaan atau senior atau teman kerja kita yang harus beradaptasi dengan kita. Mulailah dari hal terkecil, misalnya jadwal istirahat makan siang.

4. Make a  friend

Mempunyai teman akan selalu membantu, tentunya dalam hal ini adalah membantu kita untuk melewati dengan baik masa percobaan kerja. Sebagai karyawan baru kita sering kali tidak tahu mengenai budaya kerja yang telah ada sebelumnya. Dengan adanya teman, mungkin akan membantu proses adaptasi tersebut.

Teman juga akan mengingatkan ketika kamu melanggar peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis pada perusahaan tersebut. Dan tentunya, akan mengurangi rasa canggung yang kita alami ketika melewati proses adaptasi dengan lingkungan yang baru.

5. Ask & clarify

Jangan ragu untuk bertanya ketika kita tidak tahu. Daripada kita sok tahu, yang akhirnya justru jadi malu. Terutama dalam masalah pekerjaan, yang harus kita pastikan sebagai bahan utama review adalah bagaimana dalam semua tugas pekerjaan yang diberikan, kita mengetahui dengan jelas goal dan tujuannya.

Sehingga kita tidak keliru memahami task atau perkerjaan yang diberikan. Klarifikasikan kembali untuk memastikan semua benar.

Baca juga: Kerja Jarak Jauh? Asyik, Kok!

6. Make it done, make it well done.

Ketika masa percobaan kerja, maka task atau perkerjaan yang kita kerjakan adalah utama. Untuk itu pastikan kerjaan kita selesai tepat waktu, dan pastikan kerjaan itu dikerjakan dengan baik. Sehingga saat review hasil dari pekerjaan kita hasilnya memuaskan.

7. Be kind

Good attitude, selain masalah perkerjaan tentunya sikap kita adalah salah faktor utama keberhasilan kita dalam melewati masa percobaan kerja. Selain itu good attitude adalah cerminan diri kita sendiri. So be kind.

 

Semoga tips di atas bisa membantu para Alterrans yang baru bergabung untuk melalui masa probation dan mendapatkan hasil review yang memuaskan termasuk penulis. Saya adalah salah satu karyawan baru yang masih dalam masa probation. Jadi jika kamu ada tips-tips lain yang bisa membantu, boleh dibagikan dan pastinya tips tersebut juga akan bermanfaat bagi saya.

Rehat Dulu, Yuk!

Hello Alterrans!

Perkenalkan namaku Cinta, di Alterra aku bekerja sebagai Graphic Designer di divisi tim Product. Sebagai salah satu orang yang berperan dalam ‘mempercantik’ semua tampilan yang ada di Alterra, aku sering banget mengalami yang namanya designer’s block atau biasa dibilang buntu ide. Apa aja sih sebenarnya yang membuat kita jadi buntu ide? Banyaaak!

Dari kurang tidur, mood yang kurang bagus bahkan gara-gara kebanyakan kerja (yes, benar kok kamu tidak salah baca). Intinya adalah kita butuh rehat sejenak. Ada beberapa aktivitas yang biasa aku lakukan untuk me-refresh otak dan pikiran, pastinya juga membuat mood bekerja jadi lebih baik lagi. Baca artikel ini sampai habis ya!

Rehat bekerja
(Foto: Dok. Alterra)

 

  1. Ngopi dulu kuy!

Buat sebagian orang (dan buat aku tentunya hehe… ) ritual minum kopi adalah hal yang wajib dilakukan setiap hari. Tujuannya adalah untuk menangkal rasa-rasa mager. Nah, buat aku sendiri minum kopi bisa jadi salah satu cara yang ampuh buat mencari ide.

Ternyata, memang benar kopi bisa dijadikan teman andalan di saat kamu membutuhkan ide-ide cemerlang. Karena kafein yang terkandung pada kopi secara ilmiah dapat berfungsi untuk memacu kerja jantung lebih cepat, sehingga aliran darah yang menyuplai oksigen ke otak menjadi lebih lancar.

Thanks to Alterra, di kantor pusat Jakarta dan Malang sudah disediakan mesin kopi dan tentunya tidak ketinggalan berbagai macam jenis biji kopi yang bisa langsung dibuat sendiri sama para Alterrans.Kalau di Jambi, mesin kopi yang disediakan agak berbeda. Tapi enggak kalah praktis dan mudah kok!

  1. Kursi Pijat

Buat yang berdomisili di Jakarta (dan bertempat di Setiabudi Tengah), pasti pada tahu kalau ada kursi pijat elektrik yang ada di Escape Room lantai dua? Belom coba? Atau bahkan belum tahu? Ayo cobain!

Karena pijatan dari kursi pijat juga cukup ampuh bikin badan terasa lebih rileks sejenak dan mungkin bisa sekalian power nap. Cukup 15 menit menggunakan kursi pijat, badan pun terasa lebih ringan. Semangat kerja jadi balik lagi dengan mood yang sudah kembali baik. Dengan begitu, otomatis otak pun bisa bekerja kembali untuk memproduksi berbagai ide-ide menarik.

  1. Jalan-jalan

Yup! Benar jalan-jalan sebentar juga cukup ampuh buat menghilangkan mood yang kurang bagus. Dan tentunya selalu berhasil untuk menghilangkan rasa suntuk dan ngantuk. Apalagi sekarang warga Alterrans Jakarta dan Malang sudah difasilitasi dengan sepeda.

Jadi pada jam kritis sore-sore, badan dan pikiran sudah enggak kondusif untuk bekerja, kamu bisa banget nih buat jalan-jalan sebentar sambil cari jajanan cantik di sekitar kantor.

Eits, tapi selalu pastikan untuk mengembalikan sepedanya ke tempat semula ya. Sesimpel jalan ke minimarket terdekat juga bisa jadi pilihan. Malas keluar kantor? Bisa banget kok main sejenak ke Pantry atau ke Escape Room. Intinya bangun dari tempat duduk kamu dan pindah suasana sejenak.

 

Gimana? Tertarik buat nyoba tiga aktivitas di atas? Atau tiga aktivitas di atas sudah dilakukan namun masih belum bisa mengatasi badmood kamu? Mungkin kamu bisa gunakan jatah Work from Home (WFH) kamu dan kerja dari tempat lain.

Udah WFH masih suntuk juga? Wah… kayaknya kamu memang butuh liburan nih. Yuk, pergunakan jatah cuti kamu, segarkan pikiran sejenak agar semangat kerja kembali meningkat. Semoga saran di atas kedepannya bisa membantu kamu untuk membangkitkan mood dan mengatasi rasa suntuk di kantor ya!

Mau Jalan-Jalan? Simak 5 Tips Traveling Hemat Berikut Ini

Siapa sih yang enggak suka jalan-jalan? Traveling bisa jadi aktivitas healing yang manjur banget! Makanya banyak perusahaan yang menganjurkan karyawannya mengambil cuti untuk rehat sejenak. Jadi pekerja keras itu bagus, tapi kamu juga harus sadar akan kesehatan fisik dan mentalmu. Jangan sampai kamu justru menjadi sakit karena terlalu banyak bekerja. Semua itu harus seimbang.

Selain suka terhalang dengan hari cuti yang sudah habis, dari segi finansial juga harus kamu perhitungkan, nih. Tapi mendapatkan rasa puas dan kebahagiaan saat traveling itu tak harus mengeluarkan uang banyak. Kamu bisa banget untuk meminimalisir pengeluaran. Ada beberapa tips traveling hemat yang bisa kamu pada artikel ini. Simak sampai selesai ya!

 

Tips traveling hemat

(Foto: Pexels)
  1. Jangan bepergian saat musim liburan

Ketika kamu masih single tentu kamu bisa memilih waktu cuti kapan saja, asalkan tidak bertabrakan dengan dateline pekerjaan kantor. Bagi orang yang sudah bekeluarga, mungkin kamu harus menyesuaikan dengan hari libur sekolah, agar sang anak pun tetap bisa ikut.

Namun, kunci traveling hemat yang pertama ialah, jangan bepergian saat musim liburan. Musim liburan atau yang sering disebut juga sebagai high season, akan membuat semua harga penginapan hingga transportasi melonjak naik.

Pastikan untuk memilih tanggal low season. Selain itu, kamu pun dijamin akan lebih menikmati perjalanan. Karena biasanya tempat pariwisata pun akan lebih sepi jika dibandingkan saat high season.

  1. Lupakan hotel bintang lima, menginaplah di hostel

Tentu semua orang ingin menginap di hotel bintang lima, khususnya saat liburan. Tapi dengan pelayanan kelas satu, tentu dibarengi dengan harga yang tak murah.

Seiring berjalannya waktu, kini pun banyak hostel yang sudah memiliki pelayanan hotel berbintang. Bahkan hostel tersebut pun dilengkapi dengan desain interior yang menarik dan bahkan instagramable!

Jadi jauhkan pikiran bahwa hostel itu adalah tempat penginapan yang kurang layak ya. Kini banyak kok hostel harga murah yang bersih, nyaman, dan pelayanannya cukup baik.

  1. Kejar promo!

Saatnya menjadi pengejar promo! Kini banyak promo menarik tak hanya hadir untuk tiket penerbangan saja. Kamu juga bisa menemukan promo diskon untuk tiket bus atau tiket kereta.

Yang penting tentukan terlebih dahulu jenis transportasi yang akan kamu gunakan. Jika destinasi hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat, baiknya mulailah untuk mengejar promo maskapai penerbangan dari jauh-jauh hari.

Pada waktu-waktu tertentu pun diskon bisa besar-besaran. Perhatikan tanggal-tanggal cantik, hingga tanggal ulang tahun maskapai tersebut. Karena biasanya pada tanggal tersebut maskapai memberikan diskon menarik. Jika destinasi bisa ditempuh menggunakan kereta atau bus, ada baiknya untuk memilih salah satu dari kedua transportasi ini saja.

Kenapa? Ya tentu karena harganya lebih murah. Meskipun perjalanan lebih lama ditempuh, tapi anggaplah sebagai aktivitas untuk memanjakan mata. Karena biasanya perjalanan menggunakan kereta atau bus akan melewati berbagai pemandangan indah.

  1. Usahakan untuk meminjam peralatan saja

Ketika berlibur tentu kamu membutuhkan berbagai peralatan. Dari koper, coat jika destinasimu memiliki cuaca yang dingin, hingga peralatan outdoor. Agar lebih berhemat, jangan beli peralatan tersebut.

Usahakan untuk meminjam saja kepada teman-temanmu yang memiliki berbagai peralatan tersebut. Karena barang-barang itu tentu tidak akan sering dipakai. Jadi sepertinya agak sayang kalau harus membeli.

Baca juga:

  1. Bawa pembekalan dari rumah

Saat liburan tentu mencoba makanan baru jadi kegiatan yang tidak boleh terlewa. Tapi jangan sampai karena lapar mata, akhirnya pengeluaran pun jadi berlebih dari bujet yang sudah ditentukan.

Untuk itu, kamu bisa menghemat dengan membawa pembekalan dari rumah. Kamu bisa membawa mie instan, hingga lauk-lauk yang tahan lama, misalnya, rendang atau kripik kentang.

Tapi patut diketahui kalau destinasimu keluar negeri, sebaiknya kamu pelajari terlebih dahulu peraturan yang berlaku di negara tersebut. Banyak traveller yang sudah membawa pembekalan tapi malah tertahan di bandara. Sayang kan?

 

Nah, dari keseluruhan tips di atas kira-kira apakah kamu sudah melakukannya? Jangan lupa juga untuk mengambil jatah cutimu sebelum hangus ya!

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.