#AltaTalks Vol. 2: Mengenal Garry Ariel

Selamat datang di #AltaTalks Vol. 2. Kali ini tim KAMIS menyempatkan diri untuk berbincang dengan Garry Ariel, salah satu mentee batch 4 yang ternyata berasal dari latar pendidikan matematika dan pernah ikut olimpiade internasional. Gimana keseruan wawancara kali ini? Simak di sini ya!

 

Q: Hi, Gar! Boleh cerita dulu kah tentang personal life kamu? Anak keberapa? Tinggal di mana?

A: Aku sendiri asli dari Jakarta tapi kuliah di UGM. Kalau di keluarga sebenarnya berdua, sama adik satu. Aku anak pertama, adik kuliah sudah semester akhir. 

 

Q: Merantau waktu kuliah di UGM saja? Kenapa pilih jurusan matematika? 

A: Iya merantau memang ingin keluar zona nyaman saja, pengen coba. Kalau matematika memang mungkin karena passion ya. Mungkin karena saya juga bukan tipe yang menghafal ya, kalau matematika lebih mengalir. 

 

Q: Tapi untuk kamu sendiri, pas masuk kuliah ada ambisi mau jadi apa gitu enggak sih? 

A: Sekalian cerita sedikit ya… Kebetulan kenapa tertarik untuk masuk UGM itu karena isunya dulu mau ada aktuaria. Dan sampai akhirnya sekarang sudah lulus, ternyata belum ada juga sih. Cuman isu itu yang terdengar pada saat saya masuk, dan UGM pun salah satu yang buka. Akhirnya saya cobalah, tapi ketika sudah mulai masuk UGM-nya sendiri, ternyata lebih merasa asyik belajar matematika murni. Akhirnya dari situ saya berpikiran untuk berpindah haluan ke matematika murni saja. Awalnya juga saya kepikiran jadi dosen.

 

Q: Dari waktu kuliah apakah sudah mengenal dan berinteraksi dengan mahasiswa lain yang di jurusan engineer atau dengan coding sendiri? 

A: Pada saat kuliah sendiri, lumayan berinteraksi dengan anak teknik, dan ilmu komputer, walaupun masih lebih banyak matematika ya. Banyak berbincang tentang ngoding juga sama mereka, karena pas melihat kok sepertinya asyik. Mereka kan juga ada kompetisinya sendiri ya, salah satunya saya pernah ikut namanya Gemastik, kompetisi programming. Walaupun masih gagal di penyisihan awal.

 

Q: Gimana tuh cerita ikut kompetisi internasional? 

A: Waktu tahunku kompetitornya dari sekitar 50-an negara. Jadi waktu itu aku datang ke Bulgaria untuk mengerjakan sebuah tes di tempat tersebut. Kebetulan dari Indonesia waktu itu mengirimkan perwakilan sebanyak 9 orang. Dan di tahunku cukup beragam, ada yang dari UGM, ITB, UI, UPH, sampai UNAIR. Kebetulan waktu itu ikut juga dapat honorable mention. Mungkin kalau diartikan itu hampir selevel dengan juara harapan.

 

Q: Waktu itu tahu ALTA dari mana?

A: Kalau tahu ALTA, sebenarnya ada teman saya yang waktu itu sudah duluan di batch 3. Setelah itu dia memberikan informasi ke saya, karena dia tahu saya basic-nya suka ngoding karena bisa mengimpelementasikan logic itu. Jadi, dia merekomendasikan, sepertinya program ini cocok untuk saya. Puji Tuhan, ternyata saya coba ikut dan lolos akhirnya.

 

Q: Setelah kamu dikasih tahu oleh teman kamu, apa sih hal yang buat kamu tertarik untuk ikut program Alterra Academy?

A: Memang pas temanku menginfokan, aku juga memang lagi browsing tentang bootcampbootcamp serupa. Dan jujur memang yang paling “ngena” bagian kalimat “you will get paid, while you’re learning”. Karena kan memang kebanyakan kebalikannya. Bootcamp lain biasanya kalau kita mau ikut ya harus bayar dulu. Jadi, saya merasa “Wah pas, nih.”Apalagi pas lihat programnya ada Software Engineer, materinya juga ada beberapa yang sudah sempat saya pelajari juga.

 

Q: Berarti kalau bisa dibilang, dari bidang kamu sendiri, yaitu, matematika sebenarnya masih berkaitan dengan engineer ya?

A: Masih berkaitan banget. Tapi kalau yang paling berkaitan, menurut saya bagian logic-nya. Saya sendiri kan lagi belajar, itu ada salah satu mata pelajaran, mungkin sebenarnya tidak terlalu bersambungan banget, namanya Aljabar Linear. Mungkin kalau di coding sendiri tidak persis secara langsung, tapi untuk konsepnya karena aku sudah pernah dapat pelajaran tersebut, pas dilihat lagi kok mirip? Jadi, sebenarnya objeknya beda total, hanya saja konsep pemikirannya sama.

 

Q: Jadi, kamu kan tidak bisa dibilang banting setir ya karena dari jurusannya masih berkaitan. Lalu, gimana tuh pas mengerjakan tes online kemarin? Dan apa sih first impression kamu setelah akhirnya masuk kelas di Malang? 

A: Puji Tuhan, lancar sih kemarin. Pas sampai sih lebih lega, ya kemarin kan pas mengajar sambil belajar coding juga. Sekarang memang ada kesempatan belajar jadi bisa lebih fokus. Lebih senang dari segi itunya sih, dan bersyukur sekali bisa dapat kesempatan ini karena yang daftar saja bisa sampai berapa ribu. Saya dari awal berpikir kayaknya tidak bakal lolos deh hehe…. Puji Tuhan masih dikasih kesempatan.

 

Q: Selama sudah lebih dari 3 minggu ini, materi apa sih yang paling bikin kamu excited kelasnya atau mentornya? Trus siapa sih mentor favorit kamu? 

A: Kalau untuk materi sendiri sih, sejauh ini ya memang Phyton. Karena memang menurut saya yang wajib banget “kena” gitu. Kalau untuk mentor favorit, Mas Dono. Soalnya dia pernah cerita juga, latar belakang dia dari kesehatan, trus ke programming. Keren banget sih itu! Tapi dia cerita juga gimana awalnya dia struggle, sampai akhirnya jadi mengajar. Kalau dia tidak cerita kalau dia dari kesehatan, aku mikir dia ya dia background-nya IT saja.

 

Q: Selain favorit, ada enggak materi yang justru bikin kamu males karena susah banget? 

A: Mungkin karena belum terbiasa saja sih ya. Kemarin sih mungkin waktu belajar konsepnya Git. Itu baru pertama kali, benar-benar belum ada gambaran dan baru tahu. Mas Tegar mengajarnya enak sih, cuma karena memang saya masih awam sekali, jadi saya masih harus menyiapkan waktu lain untuk belajar lebih tentang materinya.

 

Q: Kalau yang non-tech ada yang jadi favorit kamu materinya?

A: Kalau Soft-skill yang pertama sih itu, feedback ya. Saya di sini harus memberikan feedback sekaligus dapat feedback dari orang lain. Aku memang tipikal orang yang pendiam dan introver banget. Jadi istilahnya kalau orang minta saya memberikan feedback, ya saya kasih ala kadarnya. Kalau orang lain enggak nanya pun saya tidak akan kasih. Pas diminta pertama kali, oh.. Ternyata dibukain sedikit-sedikit. Mungkin enggak teknis juga sih, tapi ya untuk progres juga.

 

Q: Kalau dari sisi atmosfir di Alterra Academy sendiri selama 3 minggu, apa yang kamu rasain? 

A: Mungkin dari pertama disambut, pertama kali liat langsung merasa nyaman. Di lain sisi saya juga merasakan atmosfir startup, santai. Kalau dari orang-orangnya sendiri, dari tim HR-nya saya pikir akan kaku atau gimana, tapi ternyata ya asyik pembawaannya. Kalau teman-temannya sendiri yang sekarang ini juga enak dan asyik untuk diajak kolaborasi.

 

Q: Banyak yang bilang kalau di Alterra Academy itu standarnya tinggi. Karena banyak yang lihat juga ada beberapa yang kuliahnya IT, tapi ternyata pas lulus kurang memenuhi kompetensi. Karena mungkin proses belajarnya atau gimana. Kalau dari perspektif kamu sendiri, kamu setujukah kalau di sini memang standarnya tinggi?

A: Kalau masalah standar, jujur memang saya juga merasa di sini standarnya tinggi, sih. Apalagi dengan pace-nya yang cepat per materi. Di sini dituntut untuk manage itu. Tapi bukan berarti tinggi yang enggak reachable gitu ya. Didesain memang tugas-tugasnya dipadetin. Tapi kalau menurut saya sih pas gitu polanya, jadi memang enggak semua susah. Jadi menurut saya sih, tinggi betul tapi masih reachable.

 

Q: Berarti kan kamu masih ada dua bulan lagi nih, kalau lulus. Mudah-mudahan sih lulus. Nanti kan outputnya, kamu bakal kerja di Alterra, sudah kebayang kah nanti kedepannya kamu bakal jadi Software Engineer akan gimana? Atau punya cita-cita lain? 

A: Kalau dulu pas zaman wawancara, saya memang senang dengan game. Di sisi lain, saya senang nge-game dan bikin game. Nah, dari ngoding itulah saya merasa jadi pas. Salah satu yang jadi impian itu, sih. Saya mau buat game yang bisa mengimplementasikan matematika. Mungkin sekarang kan paradigmanya matematika itu susah, saya ingin merubah itu lewat game yang isinya matematika. Dan salah satu langkahnya, menurut saya dengan ikut Alterra Academy ini, sih untuk pengalaman profesional. Mungkin memang materinya enggak langsung (mengenai game), tapi yang penting dapat basic skill untuk ngoding dulu lah.

 

Q: Selama 3 minggu sudah banyak belajar di Alterra Academy, harapan kamu kepada diri kamu sendiri seperti apa? Kira-kira proses belajar di sini bisa merubah diri kamu jadi sosok yang seperti apa sih dalam 3 bulan kedepan?  

A: Saya sih berharap dari sini akan membuka link-lah untuk networking. Sama saya juga berharap bisa mengikuti materinya, supaya bisa dapat skill baru. 

 

Q: Terakhir, adakah saran untuk Alterra Academy? Apa yang masih kurang, supaya bisa diperbaiki kedepannya? 

A: Kalau dari yang sejauh ini sih, sudah sesuai dengan ekspektasi saya. Semua sudah terpenuhi dengan baik.

 

Q: Okay, terima kasih banyak Garry atas waktunya!

A: Sama-sama!

 

Wah, sebuah cerita yang cukup inspiratif dari Garry. Nantikan cerita selanjutnya di #AltaTalks Vol. 3. See you! 

#AltaTalks Vol. 1: Wawancara bersama Mohammad Daffa

Hai Alterrans!

Selamat datang di #AltaTalks pertama di KAMIS, #KetikaAlterransMenulis!

Apa sih #AltaTalks itu? Jadi di tahun baru ini, tim KAMIS akan melakukan interview dengan orang-orang yang berada di balik ALTA atau Alterra Academy. Siapa saja orang-orang tersebut? Ya bisa dari tim Alterra Academy, para mentor, hingga para mentee. Nah, #AltaTalks yang pertama tim KAMIS berhasil mewawancarai Mohammad Daffa, salah satu mentee dari Batch 4. Simak wawancara lengkap KAMIS dengan Daffa berikut ini!

 

Q: Hi Daffa, boleh cerita dulu, background kuliah apa, anak keberapa, tinggal di mana asalnya?

A: Saya dari jurusan teknik panas bumi (Geothermal), dari Akamigas Cepu daerah Jawa Tengah, Blora. Tapi saya asli dari Depok, Jawa Barat. Emang kebetulan dapat kuliahnya kebetulan di sana.

 

Q: Teknik panas bumi, kuliahnya itu ngapain sih, dan berapa tahun?

A: 4 tahun kuliahnya D4, kalo di kampus tuh setiap tahun ada kerja praktik, saya pernah di perusahaan minyak, perusahaan gas, terus panas bumi, sama perusahaan pemerintah. Selain PKL, ada praktik biasa, terus kunjungan biasa. Kunjungan biasa pernah ke Dieng, Pengalengan, terus Tomohon, selainnya sisanya belajar kayak universitas biasa. 

Teknik panas bumi, kayak perminyakan, tapi yang dikeluarin bukan minyak. Yang dikeluarin itu panas, atau uapnya dari bumi. Kalau perminyakan kan kalau bukan minyak ya gas. Kalau ini dasarnya itu air dari dalam bumi, tapi panas, uap. Bisa dipakai untuk pembangkit listrik. Bilangnya itu energi terbarukan. 

 

Q: Saat kamu masih kuliah, ada enggak sih bayangan kalau kamu lulus, mau kerja di mana spesifiknya?

A: Ada, Pertamina. Sempat daftar juga, tapi belum keterima. Baru daftar kemarin, kan baru lulus tahun ini juga (2019). Tesnya, karena waktu itu error jadi ya itu doang, terus banyak yang enggak di-input juga. Kayaknya alasan kenapa saya gagal karena ada kendala di tech error juga.

 

Q: Dari lo lulus, sampai mencoba seleksi ini dan itu, berapa lama jeda waktu dan prosesnya? Dan ketika enggak lolos itu, apa yang kamu rasain?

A: Juli lulus, sampai sekarang kemarin Oktober. Sebenarnya yang sampai tahap tes itu baru satu itu aja Pertamina, sisanya masih di tahap administrasi udah tidak lolos. Terus saya kan cari-cari di internet apa sih yang kira-kira peluang tapi enggak perlu pake ijazah kuliah. Terus ada temen yang bilang, startup aja coba. Yaudah saya coba startup. Beneran kan, awal saya daftar Dekoruma tuh, kan ada MT-nya gitu (Management Trainee). Yaudah saya daftar itu. Terus setelah iklannya dekoruma, ada Alterra Academy, saya daftar juga.

 

Q: Pas daftar Alterra Academy waktu itu, kamu memang asal apply aja, cari peluang, atau memang sudah ada ketertarikan di bidang tech atau jadi engineer gitu, atau gimana?

A: Ya pokoknya semua perusahaan yang ada di Tech In Asia saya apply semua. Hahaha.  Selain Alterra kemarin ada yang nyangkut dua, tapi enggak saya proses semua. Soalnya yang satu itu bidangnya business analyst, perusahaannya lupa, kayaknya startup.

 

Q: Sebagai anak Teknik, logic harusnya sudah biasa dan dapet kan ya di kuliah? Nah, apakah di awal kelas itu kamu ada kesulitan mengikuti materi, bahasa coding, dsb, di Alterra Academy?

A: Ya lumayan kesulitan dan keteteran juga sih. Kalau selama dua minggu ini saya lumayan sulit di materi CSS/Front End. Timnya Mas Wawan, itu paling susah menurut saya.

 

Q: Oke, tadi itu yang sulit, nah kalau yang paling kamu suka kelasnya selama dua minggu, ada enggak?

A: Python sih. Python yang awal tuh Mas Dono sama Fariz. Dan banyak kan yang mengajar, ganti-ganti.

 

Q: Gimana perasaan kamu selama dua minggu, sudah ada nilai, sudah ada mentee yang dieliminasi juga, apakah tertekan atau gimana?

A: Jelaslah (tertekan)….lumayan. Hahaha.

 

Q: Tes masuk Alterra Academy sendiri menurut kamu susah enggak?

A: Menurut saya sendiri lumayan susah. Terus, cara mengajar dan pengajarnya sendiri bisa dibilang “memaksa” kita untuk belajar. Jadi enggak bisa leha-leha, dan males-malesan. Pasti ada ilmu yang masuk setiap harinya. Kalau kelasnya sendiri sampai jam 6. Abis belajar itu kalau ada tugas ya harus mengerjakan dulu sampai jam 11 malam maksimal.

 

Q: Nah, mari berandai-andai. Misalnya kamu lulus dari Alterra Academy, lalu dapat kontrak kerja jadi engineer di Alterra. Apakah kamu tetap akan mengikuti minat kamu ke bidang panas bumi, atau gimana?

A: Kayaknya enggak hahaha. Kalau melihat ekosistem kerja startup kayaknya enak juga dibanding panas bumi yang korporasi. Apalagi kalau di bidang panas bumi kan pasti kerjanya di lapangan, panas-panasan, harus mengutamakan fisik. Nah kalau ini kan (startup) cuma otak doang.

 

Q: Oke, so far gimana nih kehidupan merantau di Malang? Apakah enjoy, atau ada obstacle, dsb?

A: Ya nggak tau sih karena saya belum eksplor. Rutenya cuma kosan sini kosan sini (Kantor ALTA). Sabtu Minggu sebenarnya libur, tapi ya dipakai buat mengerjakan tugas di sini juga (Kantor ALTA).

 

Q: Itu saja sih dari saya. Silahkan melanjutkan aktivitasnya ya. Terima kasih Daffa! 

A: Sama-sama, terima kasih juga!

 

Nah itu dia, #AltaTalks Vol. 1 bersama Mohammad Daffa. Tunggu cerita-cerita berikutnya ya!

 

Digital Marketing di Bisnis B2B: Ini Strategi yang Kami Coba di Alterra

Ketika menulis artikel ini, memori saya melesat jauh ke bulan April 2019. Di mana saya mengikuti kelas Public Speaking untuk karyawan yang diadakan Alterra Indonesia, perusahaan tempat saya bekerja sekarang.

Di kelas tersebut, sesi final yang menjadi ‘gong’ adalah setiap peserta wajib praktik berbicara atau presentasi di depan publik. Dalam hal ini, kepada peserta lain. Hal yang dibicarakan atau dipresentasikan adalah materi yang telah dibuat jauh-jauh hari sebelumnya yang rata-rata temanya tentang pekerjaan masing-masing.


Sebuah Pertanyaan

Digital Marketing B2B

Di Alterra, saya adalah salah satu tim member Digital Marketing, tepatnya di bawah divisi Product & Marketing. Saya bertanggung jawab untuk aktivitas Digital Marketing yang terkait pembuatan konten untuk channel digital dan juga ASO (App Store Optimization). Bisa ditebak, materi presentasi saya saat kelas Public Speaking, tidak jauh-jauh dari apa yang saya kerjakan tersebut, terutama ASO.

Masih hangat di ingatan, kalimat pembuka yang saya lontarkan saat presentasi saat itu, selain perkenalan nama, adalah:

“Apakah teman-teman di sini sudah tau apa itu Digital Marketing?”

Singkat, padat, jelas, sebagai ice breaker dan penghilang rasa gugup, tentu saja.


Sayangnya, 10-20 detik berlalu, tidak satu pun peserta yang mengangkat tangan menandakan bahwa ia tahu atau minimal pernah dengar, apa itu Digital Marketing. Bingung? Sudah pasti. Sebab, kita sudah masuk di era industri 4.0 yang mana aktivitas Digital Marketing termasuk vital di dalamnya.

Di situ saya menyadari, sebagai profesi yang terbilang “baru” di industri jika dibandingkan dengan profesi seperti Akuntan, Developer, HRD, dsb, profesi Digital Marketer mungkin memang masih awam untuk sebagian orang. Meskipun, sehari-hari, kemungkinan besar mereka sudah terpapar dengan beragam aktivitas yang kami jalankan.

Contoh sederhananya: lagi asik nonton video di Youtube, eh ada iklan video yang nggak bisa diskip. Itulah salah satu aktivitas yang dijalankan oleh tim Digital Marketing dari perusahaan terkait: beriklan di channel digital.


Asumsi Awal: Digital Marketing Lebih Populer untuk Bisnis Model B2C

Digital Marketing B2B Alterra

Hal yang saya sadari lainnya, sekaligus menjadi asumsi pribadi, mungkin karena perusahaan tempat saya bekerja sekarang adalah perusahaan dengan model bisnis B2B (Business to Business). Yang mana artinya, bisnis yang dijalankan berfokus pada penjualan produk, jasa, dan layanan kami untuk perusahaan lainnya. Bukan untuk konsumen langsung yang sifatnya individual.

Dengan model bisnis B2B, konsep ‘door to door’  yang dilakukan tentu akan lebih berhasil mendatangkan banyak leads berkualitas hingga menjadi klien dibandingkan dengan konsep pemasaran secara digital yang saya dan tim lakukan. Dengan kata lain, aktivitas pemasaran secara digital atau digital marketing, memang lebih populer dilakukan di perusahaan yang memiliki model bisnis B2C (Business to Consumer).


Mengapa Demikian?

Sebenarnya, sederhana saja. Proses atau siklus dari mulai awareness sampai jadi sales di B2C, jauh lebih pendek dibandingkan dengan B2B.

Dikutip dari blueatlasmarketing.com, berkaitan dengan pertimbangan dan pengambilan keputusan calon klien dalam menggunakan produk/layanan, dalam B2B:

“With B2B consumers, they’re driven by industry expertise and efficiency. However, B2C shoppers are looking for a fun shopping experience and great deals. B2B purchases are more likely to be driven by logic and rationale, while the B2C purchase tends to be driven by feelings and emotions, from hunger to desire for status.”

“….the timeline for B2B decision-making tends to be longer than for B2C. You’ll need to pay closer attention to the B2B process and make sure that your marketing is designed to nurture your customers along the way. B2C purchases are typically focused on meeting immediate needs, while B2B purchases are aimed at meeting long-term goals.”

Dengan pengambilan keputusan yang membutuhkan waktu lebih lama, serta berdasar pada logika dan rasionalitas, terkesan akan jauh lebih mudah jika penjelasan mengenai produk dan layanan kami kepada calon klien, dilakukan oleh representasi perusahaan dalam hal ini Tim Sales atau Business Development.

Dibanding jika kami harus pasang iklan di Google atau Facebook dengan konten yang sifatnya terbatas. Asumsi saya tersebut juga berangkat dari pengalaman di kantor sebelumnya yang memiliki model bisnis B2C. Di mana, kami dengan “mudah” bisa mendapatkan download, user hingga sales dengan menggunakan Facebook Ads dan Google Ads.

Namun,  setelah terjun langsung, menurut saya hal ini tidak sepenuhnya benar. Baik B2B maupun B2C, masing-masing memiliki struggle-nya dan strateginya sendiri dalam aktivitas Digital Marketing. Di Alterra sendiri, aktivitas Digital Marketing bukan lantas malah jadi minim aktivitas dan eksplorasi. Justru, sebaliknya, ruang eksplorasi kami menjadi semakin menarik dan luas, lho. Maka dari itu, melalui artikel ini, saya mau berbagi sedikit tentang strategi Digital Marketing yang sudah kami coba di sepanjang tahun 2019. Simak yuk!


Garis Besar Strategi: Branding dan Performance Marketing

Branding & Performance Digital Marketing

Salah satu hal penting yang dapat menjadi faktor penentu keputusan conversion oleh calon klien adalah reputasi online atau digital dari perusahaan terkait yang melakukan approach. Dalam hal ini, Alterra misalnya.

Dikutip dari Forbes, sebuah studi telah dilakukan di tahun 2018 kepada pemilik bisnis travel di Amerika Serikat dan berbagai belahan dunia, mengenai tren industri yang menjadi fokus mereka sepanjang tahun.

Hasilnya mengungkap bahwa 97% responden mengatakan reputasi online atau digital sangat penting bagi mereka. Dengan kata lain, mereka berusaha menjaga agar bisnis dan produk mereka memiliki jejak digital yang positif dari para pelanggan.

Dalam konsep yang lebih sederhana dan dekat, di zaman sekarang, kita tentunya akan meng-google segala hal, kan? Mulai dari hal yang kita ragukan, kita tidak ketahui jawabannya, kita ingin cek kebenarannya, hingga sekadar iseng belaka. 🙂

Nah, hal tersebut juga berlaku dalam model bisnis B2B. Meski kami sudah memiliki dan mengirim representasi tim yang dapat melakukan pendekatan dan menjelaskan produk atau layanan dengan baik, tetap saja, calon klien akan melakukan validasi lewat dunia digital.


Aktivitas Branding

Branding Marketing B2B

Nah, dari sanalah, peran kami sebagai Tim Digital Marketing diperlukan: untuk meng-cover segala channel digital yang mungkin akan ditemukan atau diakses oleh calon klien. Cara atau strategi kami meng-cover, terbagi menjadi dua: branding dan performance marketing. Tentu saja, di sini tim kami tidak bekerja sendirian. Kami berdiskusi dan berkolaborasi dengan para Stakeholder, serta Tim Product & Graphic Design agar bisa mewujudkan beragam aktivitas dari sisi branding dan juga performance marketing.

Untuk branding, 4 hal berikut adalah fokus utama kami:

1. Standardisasi Brand 

Brand merupakan wajah sekaligus jati diri dari sebuah perusahaan. Agar sebuah brand bisa dikenal dan kuat posisinya di market, maka harus disusun dan dijalankan strateginya sejak dini. Nah, untuk pembuatan modul standardisasi brand dari sisi visual, pemeran utamanya tentu saja adalah Tim Desain Grafis Alterra yang paling kece!

Dari A – Z, Tim Desain Grafis bersama – sama dengan kami di Digital Marketing, merumuskan konsep branding, yang akan dibawa dan digunakan oleh Alterra sebagai sebuah perusahaan B2B yang bergerak di ekosistem billing dan teknologi pembayaran.

Perumusan ini tentunya berlandaskan pada tujuan, nilai-nilai, dan visi misi yang diusung oleh Alterra. Setelah dirumuskan dan disetujui semua pihak, termasuk Stakeholder, Tim Desain Grafis lalu membuat visualisasinya sekaligus menyusunnya menjadi sebuah modul.

Sebagai langkah awal, modul ini kami coba aplikasikan secara konsisten ke internal perusahaan secara menyeluruh. Selain itu, modul ini juga kami informasikan/kirimkan ke mitra-mitra kami agar jika ada aktivitas yang terkait dengan Alterra, segala materi kreatif seperti logo perusahaan, dapat digunakan sesuai dengan aturan brand.

2. Aplikasi/Situs Resmi Perusahaan

Alterra sebagai holding memiliki beberapa produk dan anak perusahaan. Setiap produk dan anak perusahaan, memiliki situs atau aplikasinya masing-masing, tergantung dengan model bisnis yang dijalankan. Salah satu contohnya adalah Alterra Academy yang merupakan program bootcamp gratis dari Alterra untuk setiap individu yang memiliki ketertarikan di dunia IT.

Untuk pembuatan desain situs atau aplikasi, Product Owner, UI/UX, dan Digital Marketing, berkolaborasi membuat konsep konten serta fitur apa saja yang diperlukan pada situs dan aplikasi terkait. Di era yang apa-apa serba di-google seperti sekarang, meskipun konsep bisnis yang dijalankan adalah B2B, sebuah channel digital terutama situs sifatnya sangat penting untuk dibuat.

Dengan adanya situs yang berisi informasi resmi terkait perusahaan dan layanannya, ini akan memperkuat kredibilitas sekaligus langkah awal membangun rekam jejak digital Alterra sebagai perusahaan holding, berbagai produk, dan juga anak perusahaan yang dinaunginya.

3. Ulasan atau Berita Resmi tentang Aktivitas Perusahaan

Tim Digital Marketing juga kerap melakukan peliputan dari setiap event yang diadakan, dihadiri, atau disponsori oleh Alterra. Kebetulan, Alterrans (sebutan untuk karyawan Alterra) sendiri juga cukup banyak yang aktif di komunitas, contohnya Drupal Indonesia dan Komunitas Python Indonesia. Jadi, jalan kami bisa jadi lebih mudah.

Nah, hasil dari peliputan tersebut, kami membuat sebuah artikel formal yang kemudian dipublish menjadi sebuah advertorial ke media online ataupun cetak. Langkah ini juga dilakukan sebagai salah satu aktivitas branding sekaligus membangun kredibilitas Alterra sebagai sebuah brand di channel digital.

4. Akun Resmi Media Sosial

Selain Google, media sosial seperti Instagram, Twitter, sampai Facebook, kerap menjadi sasaran utama orang untuk mencari, menganalisa, hingga memvalidasi sesuatu. Maka dari itulah, mulai dari brand kecil sampai besar, saat ini pasti memiliki akun media sosial resmi masing-masing. Untuk urusan yang satu ini, Social Media Specialist kami adalah jawaranya. 🙂

Selain jadi salah satu channel yang efektif untuk berinteraksi dengan pengguna, media sosial juga merupakan channel yang paling tepat untuk semakin mengukuhkan posisi dan branding Alterra. Dibandingkan dengan situs, informasi atau aktivitas yang dijalankan di media sosial untuk branding bisa lebih fleksibel dan luas ruang eksplorasinya.

5. Blog dan SEO (Organik)

 

Bagaimana caranya agar ketika orang maupun calon klien mengetik “Alterra”, “Platform Pembayaran Online”, dan kata kunci dengan tema sejenis di Google, lalu situs atau rekam digital kami bisa langsung muncul di page 1 Google? Plus bisa bersaing dengan situs kompetitor?

Ya, betul, menjalankan strategi SEO (Search Engine Optimization) adalah jawabannya. 🙂

Tidak hanya menjalankan SEO pada situs utama, kami juga membuat blog berisi artikel yang sesuai dengan tema situs atau masing-masing bisnis. Salah satu contohnya adalah Blog Sepulsa. Tujuan utamanya selain menyediakan artikel informatif bagi pembaca, juga supaya menjadi ladang traffic ke situs utama yang menjadi bisnis kami: sepulsa.com. Hasilnya yang diharapkan ada dua: brand awareness dan juga sales.

Dua tahun belakangan, kami juga mencoba menghubungkan blog kami ke layanan Google AdSense. Hasil pendapatannya saat ini terbilang cukup fantastis, lho! Psst, kalau kamu penasaran berapa angkanya, kamu bisa tanya-tanya ke kami di [email protected].

Sekalian, SEO Specialist kami pasti bersedia kasih tips optimisasi situs buat kamu yang juga lagi menjalankan AdSense. 🙂


Aktivitas Performance Marketing

Digital Marketing Performance

Kalau tadi adalah soal strategi organik atau yang-bisa-mengeluarkan-biaya-bisa-juga-tidak, lain halnya dengan performance marketing. Dalam menjalankan strategi ini, kami memang perlu mengeluarkan biaya atau bujet khusus, baik itu untuk Facebook dan Social Media Ads, ataupun Google Ads. Namun, baik branding atau performance marketing, sifatnya saling melengkapi, tidak berjalan terpisah atau sendiri-sendiri. Apa yang kami bangun di branding, kami promote atau distribusikan juga melalui performance marketing.

Berbeda dengan perusahaan bermodel bisnis B2C, di Alterra, kami nggak jor-joran menggelontorkan bujet untuk digital ads. Sebab, kami tahu, leads yang kami bawa harus potensial dan berkualitas.

Di sini, kami lebih selektif dalam menjalankan ads, terutama targeting-nya. Nggak lagi menyasar target yang luas, kami memilih untuk menspesifikan target sampai sedetail-detailnya, sesuai dengan jenis bisnis atau produk B2B yang ingin kami pasarkan. Apa saja yang kami coba? Standar, yaitu:

1. Facebook dan Social Media Ads

Untuk persoalan targeting audience yang detail dan lengkap, Facebook adalah favorit kami untuk nge-ads. Baik objektifnya awareness, consideration, ataupun conversion. Kami juga mencoba social media ads, dalam hal ini Instagram, untuk menge-boost beberapa postingan yang dirasa menarik oleh Social Media Specialist kami agar meningkatkan engagement dan juga followers. Berbagai skenario A/B testing, baik dari sisi landing page, ataupun custom audience kerap kami jalankan untuk mengoptimisasi ads di Facebook. Selain itu, tentu saja, agar mendapat cost termurah.

2. Google Ads

Untuk Google Ads, kami pernah mencoba mobile app install ads dan SEM untuk salah satu produk kami yang menyasar end consumer atau pengguna langsung. Namun, sependek percobaan kami, hasil untuk mobile app install cukup jauh dari yang diharapkan jika dibandingkan dengan SEM dan Facebook Install. Terutama dari segi retention. Memang, sangat banyak faktor yang berpengaruh pada retention. Terlalu dini kalau harus menilainya sekadar dari channel mana users tersebut didatangkan. Maka dari itu, kami masih semangat untuk terus belajar dan mengeksplorasi ini jika ada kesempatan lagi nanti.


Bagaimana Strategi Kami untuk 2020?

Karena efektif baru berjalan kurang dari satu tahun, di tahun 2020, kami masih akan mencoba strategi yang sama. Tentunya dengan langkah eksplorasi yang lebih detail dan mendalam.

Kami juga berusaha untuk terus mengikuti perkembangan tren Digital Marketing di tahun 2020. Yang konon katanya, di tahun ini, salah satu trennya: akan menjadi era dari berjayanya voice search dan juga Podcast.

Tidak semua yang diprediksi akan menjadi tren, akan kami olah. Tapi, jika itu dirasa sesuai dengan objektif bisnis Alterra dan worth to try, kenapa enggak? 🙂

Tahun baru, Awal Baru, Apa yang Harus Dilakukan?

Hi, Alterrans!

Pertama, tim KAMIS mau mengucapakan selamat tahun baru 2020. Semoga tahun ini, kita semua diberikan kemudahan untuk menjalani semuanya.

Bagaimana tahun barumu kemarin? Apa yang kamu lakukan untuk menghabiskan malam tahun baru? Mau bersama keluarga, pasangan, atau teman, pasti selalu ada cerita yang bisa dibagikan.

Adakah salah satu dari Alterrans yang mengalami kebanjiran di hari pertama tahun 2020? Memang ada yang berbeda di tahun ini. Kita disambut oleh curah hujan tinggi, yang akhirnya menyebabkan banjir dimana-mana.

Sebetulnya, ada dua hal yang bisa kita ambil dari kejadian tersebut. Hal yang pertama tentu selalu ada sisi positif dari semuanya. Banyak yang bilang bahwa hujan yang lebat merupakan pertanda berkah yang akan kita dapatkan di tahun 2020. Untuk hal tersebut, mari kita amin-kan saja? Amin…

Hal yang kedua, kejadian banjir yang dialami oleh banyak warga Jabodetabek mungkin menjadi salah satu cara untuk berkaca. Berkaca bahwa mungkin sudah saatnya kita memperbaiki diri, dan menjalani hidup dengan lebih teratur. Perubahan iklim memang di depan mata.

Banjir adalah bencana yang disebabkan oleh manusia. Memang bisa dicegah oleh berbagai kebijakan pemerintah, tapi jika tidak didukung oleh gaya hidup para warganya, tentu kebijakan pencegahan tersebut tidak akan dirasakan maksimal.

Kejadian banjir parah yang akhirnya harus dialami lagi, mungkin bisa dijadikan peringatan agar kita mulai bergerak untuk melakukan berbagai hal kecil yang bisa mencegah perubahan iklim tersebut.

Kalau tidak dimulai dari diri sendiri, tentu siapa lagi? Apa saja sih hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi perubahan iklim? Berikut adalah rangkuman KAMIS. Simak ya!

(Foto: Pexels)

1. Kurangi penggunaan plastik

Plastik menjadi salah satu sampah yang paling banyak. Pengurangan penggunaan plastik memang sudah digalakkan. Hal ini karena pengelolaan sampah plastik yang memakan waktu lama.

Daerah Bali saja sudah melarang penggunaan plastik di keseluruhan area. Jika ingin mulai bergerak untuk merawat lingkungan, mulailah dengan mengurangi penggunaan plastik.

Kamu bisa membawa tas belanja sendiri ketika belanja bulanan. Selain itu, bawa juga tumblr ketika membeli kopi. Jangan gunakan plastik sekali pakai, yang hanya menambah sampah.

2. Ayo gunakan transportasi umum

Salah satu faktor yang membuat kadar udara di Jakarta memiliki level yang buruk adalah banyaknya kendaraan yang membuat polusi tebal setiap harinya. Untuk mendapatkan kadar udara yang lebih baik, ayo kurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Pemerintah kini sedang membuat infrastruktur untuk mendukung transportasi umum. Dari MRT, hingga bus Transjakarta, rute yang semakin banyak pun kini bisa jadi pilihan berkendara baru.

Selain itu, trotoar di banyak jalan pun dibuat lebih lebar. Pemerintah pun ingin memberikan fasilitas yang layak, agar warganya lebih banyak berjalan kaki. Selain mengurangi polusi, banyak jalan dan menggunakan transportasi umum juga bisa buat badan lebih sehat, lho.

3. Jangan buang sampah sembarangan

Hal ini mungkin jadi salah satu faktor yang paling berdampak terhadap banjir yang terjadi kemarin. Mungkin terdengar sederhana, tapi buang sampah sembarang memang memiliki dampak yang sangat besar.

Tersumbatnya aliran air, pada area sungai, kali, membuat proses pembuangan air menjadi tidak lancar. Hal inilah yang membuat akhirnya air meluap ke daratan.

Apakah kamu masih menjadi salah satu orang yang suka membuang sampah sembarang? Ayo mulai kurangi kebiasaan yang satu ini. Jika memang tidak memiliki tempat sampah, kamu bisa mengumpulkannya terlebih dahulu.

Kamu juga bisa mengakalinya dengan membawa kantung sampah sendiri. Kantung sampah tidak harus besar, kantung kecil saja. Jika kamu memiliki sampah, buang terlebih dahulu di kantung tersebut hingga akhirnya kamu akan membuang kantung sampah tersebut di tempat pembuangan.

Selain itu, jika kamu mengunjungi laut, jangan sampai meninggalkan sampah sedikit pun. Tidak hanya laut sih, jika kamu sedang berlibur dan mengunjungi berbagai tempat pariwasata, selalu ingat untuk membuang sampah pada tempatnya ya.

Seperti salah satu quote populer berikut ini;

 

“Take only pictures, leave only footprints.”

 

Ketiga hal tersebut bisa menjadi salah satu hal kecil yang bisa kamu mulai jadikan kebiasaan di tahun baru ini. Mulailah dari diri sendiri, hingga akhirnya kamu bisa memengaruhi orang di sekitarmu, untuk melakukan hal yang sama.

Tahun 2020 menjadi dekade baru yang harus dijalani. Mau tidak mau kita harus siap menghadapi semua tantangan yang ada pada tahun ini. Semoga kita semua bisa jadi pribadi yang lebih baik ya. Sekali lagi, selamat tahun baru!

Never Stop Innovating

Salah satu kunci kesuksesan suatu bisnis adalah berinovasi dalam menciptakan produk (product) baru, layanan (services) baru, atau pasar (markets) baru. Di era sekarang ini, perusahaan berbasis teknologi mengambil peluang dalam mendulang pundi-pundi keuntungan dan tidak pernah berhenti berinovasi. Bahkan, beberapa perusahaan tersebut telah menjelma menjadi perusahaan raksasa dunia.

Apple mengubah cara memperoleh, mendengarkan dan berinteraksi dengan musik. Uber mengubah cara bisnis taksi. Airbnb mengubah cara industri akomodasi. Amazon mengubah cara penjualan eceran. Perusahaan teknologi ini menggeser paradigma yang berdampak pada dunia industri.

Beberapa perusahaan teknologi berhasil menciptakan pasar atau industri baru. Google konsisten memberikan kemudahan pencarian online, mengubah cara promosi dengan Adwords, dan memengaruhi munculnya industri baru dengan Google Maps-nya. Facebook membangun pasar jaringan sosial. WhatsApp membangun pasar komunikasi personal.

Netflix bertransformasi dari penyewaan DVD menjadi layanan movie streaming. Slack memberikan online chat room yang digunakan oleh komunitas dan perusahan-perusahaan. Perusahaan ini mengembangkan produk atau layanan yang sudah ada atau tradisional dengan memanfaatkan teknologi modern.

Dalam arti modern saat ini, inovasi adalah  “a new idea, creative thoughts, new imaginations in form of device or method”. Alterra, sebagai salah satu perusahaan teknologi, memiliki visi yang di dalamnya terkandung kata innovate atau inovasi. Artinya, semua karyawannya terlibat untuk berinovasi tanpa pandang bulu apapun divisinya, entah itu Bisnis, Product, Tech, Ops, Finance, HR bahkan OP sekalipun.

Salah satu prinsip di buku Becoming Your Best karya Steven Shallenberger adalah Innovate through Imagination. Kata kuncinya: imajinasi. Semua orang mampu berimajinasi dan itu sudah kita lakukan dari kecil. Masih ingat ketika ditanya cita-citanya apa? “Mau jadi doktel”. Lalu, mengambil mainan stetoskop dan pura-pura mendengarkan detak jantung bonekanya. Atau, kelar nonton film Superman, mengambil handuk dan ditaruh di pundak sambil lari ke sana ke sini pura-pura terbang.

Di dunia kerja, kita sibuk dengan rutinitas dan deadline. Otak kiri lebih banyak digunakan daripada otak kanan. Saat kerja di depan laptop, meeting, bahkan saat mengobrol, tidak ada ruang dan waktu untuk berimajinasi. Saat itulah, kita terjebak dan mengubur dalam-dalam potensi inovasi kita. Ditambah lagi kalau ada rasa malu atau minder, dan memberikan batasan-batasan terhadap kemampuan diri sendiri.

“Gue masih junior, bro!”

“Gue cuma staf biasa.”

“Inovasi kan kerjaannya R&D. Bukan gue banget…”

“Udah lah biar co-founder dan level C aja yang mikirin. Gue sih tinggal ngikut ajah.”

“Baca artikel ini aja udah puyeng gue, perut pusing, kepala mules, hidung berkunang-kunang, apalagi diminta berinovasi.”

 

(Foto: Pexels)

Be curious and ask the right questions

Pertahankan rasa penasaran atau ingin tahu kita terutama yang berkaitan dengan visi. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang benar dan tepat dengan melemparkan kata tanya ini : “How? What? Where? When? Why? Who?”. Boleh juga hanya tanya why, namun minimum 5 kali pertanyaan why itu dilemparkan.

Drive imajinasi kita yang berkaitan dengan visi tentunya dan jadilah seperti anak kecil yang mempertanyakan segala hal. Bayangkan bahwa apa yang di kepala itu akan terjadi di dunia nyata. Keluarlah dari kotak kita masing-masing. Singkirkan semua batasan, baik dari dalam maupun dari luar yang menghalangi imajinasi kita. Ubah fixed mindset menjadi growth mindset.

Baca juga: The Power of “Ngobrol”

 

Create a brainstorm of possibilities

Bentuk kelompok kecil untuk curah pendapat (brainstorm) tentang imajinasi kita. Masing-masing orang di dalam grup diharapkan memberikan respek dan dukungan. Dukungan terbesar adalah dengan tidak mengkritisi bentuk dari imajinasi itu sendiri. Berikan ruang seluas-luasnya untuk kreativitas.

Jangan memikirkan kualitas terlebih dahulu, melainkan fokus dengan kuantitas atau jumlah. Semakin banyak, semakin bagus. Temukan setiap kemungkinan dan pilih yang paling sesuai dengan visi tanpa mengesampingkan etika. Gunakan mind map untuk mengarahkan imajinasi dan mendapatkan clarity.

Thomas Edison mengalami ratusan bahkan ribuan kegagalan sebelum temuannya dinyatakan berhasil. Jadi, bisa saja terjadi ide terbaik muncul di urutan ke-2019. Who knows? Dan jangan berhenti sebelum sampai ke urutan tersebut.

 

Walk away and let your subconscious do the work

Thomas Edison pergi berlibur ketika penemuannya mengalami hambatan. Segala ide sebagai solusi atas permasalahannya, telah dicoba tetapi masih jalan di tempat. Alhasil, di tempat liburan, justru Edison menemukan solusinya.

Imajinasi dapat melahirkan inovasi ketika kondisi kita rileks. Take a break or me time. Ambil waktu dan tempat yang nyaman dan santai sambil minum kopi atau teh. Bawa imajinasi itu ke dalam tidur kita. Imajinasi ya bukan pekerjaan. Bisa juga dengan meditasi untuk mengontrol subconscious mind kita.

 

Write about your ideas

Tulis atau gambar setiap kali ide atau imajinasi itu muncul! Kenapa? Ide baru mudah meluap seketika dari ingatan. “Ide gue tadi apa ya?” It sounds familiar, right? Selain itu, tulisan atau gambar dapat digunakan untuk review dalam pengembangan ide lebih lanjut.

Belajar dari Leonardo da Vinci yang menuangkan ide dan imajinasinya dalam bentuk gambar dan tulisan. Meskipun belum tentu berhasil diaplikasikan atau bahkan hanya berbentuk konsep atau wacana, ide inovasinya abadi dan dijadikan rujukan atau inspirasi untuk inovasi selanjutnya.

 

Jadi?

Tidak ada yang instan dan mudah untuk menghasilkan inovasi apalagi yang sesuai dengan visi dan berdampak terhadap kemajuan perusahaan. Dibutuhkan effort dan tempaan terus menerus. Tantangan demi tantangan akan terus datang silih berganti.

Selamat berinovasi melalui imajinasi kita masing-masing! Arahkan ke visi dan teruslah berkarya. Mulailah dari hal-hal kecil. Never give up!!!

Ibu Menyusui, Ini Tips Berpakaian ke Kantor Agar Lebih Nyaman

Meninggalkan anak di rumah ketika masih menyusui bukanlah hal yang mudah. Tapi bagi para ibu yang berkarier, mau tidak mau, harus rela meninggalkan sang anak di rumah bersama pengasuh, atau keluarga lain yang menjaga demi tuntutan pekerjaan. Selain alat pumping dan kantung ASI yang harus kamu bawa ke kantor, tentu dari segi hal pakai ke kantor pun harus dipikirkan. Bagaimana kamu terlihat profesional tapi tetap nyaman seharian. Untuk itu ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti pada artikel ini. Simak ya!

 

Tips berpakaian ke kantor untuk ibu menyusui

(Foto: Pexels)

 1. Pilihlah bahan yang sejuk dan lembut

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentu pemilihan bahan pada busana yang ingin dikenakan. Kunci untuk mendapatkan kenyaman maksimal saat mengantor adalah dengan mengenakan busana berbahan sejuk dan lembut.

Sama seperti ibu hamil, ibu menyusui juga masih memiliki metabolisme yang lebih cepat sehingga menyebabkan tubuh yang lebih berkeringat. Tentu dengan keadaan seperti itu, kamu haruslah memilih busana yang sejuk sekaligus mampu menyerap keringat dengan baik.

Pakaian dengan bahan katun bisa jadi andalan ibu menyusui, nih. Katun sudah populer menjadi salah satu bahan yang sejuk sekali untuk dikenakan, sekaligus mampu menyerap keringat dengan maksimal. Kabar baiknya sekarang sudah banyak pakaian breast feeding friendly yang mengenakan bahan ini.

2. Menggunakan busana dengan kancing depan

Sekarang banyak sekali lini fashion yang sudah menghadirkan koleksi pakaian breast feeding friendly. Biasanya pakaian ini akan dihadirkan dengan kancing pada bagian depan, sehingga memudahkan ibu menyusui untuk membukanya.

Jika memang belum punya, kamu bisa menggantinya dengan menggunakan kemeja dengan kancing bagian depan, atau atasan model wrap dengan aksen ikat pada bagian samping. Kedua model atasan tersebut tentu memudahkanmu ketika harus pumping di kantor, atau di pusat perbelanjaan. Sebisa mungkin selama menyusui, perbanyak menggunakan model atasan tersebut ya.

3. Jangan lupa menggunakan breast pads

Masing-masing ibu pasti melakukan perjuangannya masing-masing saat memproduksi ASI. Ada ibu yang harus berjuang untuk mengeluarkan ASInya, tapi ada juga yang memang sudah berlimpah. Tentu itu adalah hal yang patut disyukuri.

Produksi yang banyak atau tidak, sebaiknya ibu menyusui menggunakan breast pads. Breast pads atau penyerap ASI sekarang banyak dijual baik di toko online maupun offline. Penyerap ASI ini tentu menjadi solusi yang tepat untuk mengakali ASI yang rembes. Apalagi jika harus meeting atau bertemu klien, namun pakaian memiliki bercak basah akibat ASI yang bocor. Tidak mau kan hal ini terjadi padamu?

Baca juga: Apa Sih Keuntungan Memiliki Asuransi Perjalanan?

4. Pilihlah pakaian yang longgar

Ketika hamil, melahirkan, dan menyusui, tentu ukuran payudara akan membesar. Ditambah permasalahan metabolisme ibu menyusui yang lebih cepat, membuat kamu menjadi lebih berkeringat.

Tentu, keringat yang banyak dan pakaian yang ketat tidak akan membuat nyaman seharian. Pilihlah pakaian yang memang memiliki potongan longgar. Pakaian yang longgar terasa lebih sejuk, ruang gerakmu pun tak terbatasi.

Yang paling penting tentu ketika harus pumping atau menyusui dengan pakaian longgar pun kamu akan melakukan pergerakan lebih mudah. Jangan sampai karena termakan tren yang sedang populer, malah jadi kesusahan ketika harus menyusui.

5. Hindari penggunaan aksesori yang berlebihan

Simpel menjadi kunci bagi semua ibu menyusui dalam hal berpakaian. Memang, keinginan untuk tetap tampil gaya kadang tidak bisa dipungkiri. Tapi ingat untuk memilih-milih mana tren yang pas untukmu.

Jangan penuhi tampilan menggunakan aksesori yang berlebihan. Apalagi kalung-kalung panjang yang bisa membatasi gerak ketika menyusui. Jangan juga mengenakan aksesori yang mengharuskanmu untuk membukanya terlebih dahulu ketika pumping atau menyusui. Aksesori tersebut hanya akan merepotkan. Hindari dulu selama menyusui ya!

 

Sudah tahu kan tipsnya sekarang? Jangan lupa dipraktekkan ya!

Alterra punya Research Team, Lho!

Hai Alterrans, di tulisan ini aku bakal menjelaskan mengenai detail apa saja yang ada di Research Team Alterra. Eitss… sebelumnya kenalan dulu yuk dengan para researcher yang ada, untuk yang berbasis di Jakarta ada Kartika Andiani. Sedangkan, untuk yang berbasis di Malang ada Dea Widya Hutami dan saya sendiri, Maria Carolina Yuaniar.

 

Apa sih tugas dari Research Team? 

(Foto: Pexels)

Tugas research team (RT) adalah melakukan penelitian yang lebih mendalam khususnya dalam penelitian kualitatif untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi atau untuk memenuhi rasa ingin tahu. Tahukah kamu kalau RT selalu menggunakan metode penelitian yang valid dan memiliki standar operasional disesuaikan dengan kondisi data yang sedang diteliti. Metode penelitian yang dilakukan dapat berupa analisa persentase maupun analisa statistika. Selain hasil analisis yang valid dan benar, RT juga dapat menginterpretasikan output data dan memberikan saran berdasarkan output data yang telah diteliti.

 

Penelitian apa aja yang sudah dihasilkan oleh Research Team?

Research team selama 8 bulan di Alterra, sudah dapat menghasilkan 4 penelitian dan 1 penelitian yang masih dalam proses penelitian, berikut daftar penelitian yang telah selesai dilakukan :

  • Penelitian pertama tentang “Online Onboarding” yang menghasilkan data bahwa onboarding online 4 kali lebih efektif daripada onboarding offline dan menghemat waktu 1 jam 21 menit untuk satu sesinya.
  • Penelitian kedua tentang “Treatment Implementation” yang menghasilkan data bahwa treatment yang diterapkan dapat meningkatkan kesadaran dan velocity yang konsisten, mengurangi volatility hingga 50%, dan meningkatkan deliverability hingga 100%.
  • Penelitian ketiga tentang “Recipe to Build a Great Team” yang menghasilkan data bahwa faktor tingkat pendidikan akhir dan treatment leader dapat memengaruhi efektivitas kerja dan kecepatan karyawan baru untuk berkontribusi di tim.
  • Penelitian keempat tentang “Determinants of Mobile Prepaid Transactions” yang menghasilkan data bahwa 54% dari hasil menunjukkan harga jual itu berpengaruh negatif terhadap transaksi (tidak mendukung).

 

Lalu, apa yang bisa Research Team bantu untuk Alterrans? 

Research team dapat membantu melalui penelitian untuk memberikan data dan saran sebagai dasar Alterrans membuat keputusan dengan tepat, permintaan data dapat dilakukan melalui request data ke research team. Tidak hanya membantu dalam memberikan data yang valid dan benar, research team juga dapat membantu Alterrans dalam mendokumentasikan hasil uji coba yang pernah dilakukan selama bekerja di Alterra.

Hal ini bertujuan untuk mendukung share knowledge Alterrans. Kedua projek ini bertujuan untuk membentuk budaya di Alterra bahwa setiap keputusan harus didasari dengan data dan juga untuk meningkatkan kesadaran terhadap keinginan untuk berbagi informasi.

 

Ingin membuat keputusan tapi ragu-ragu untuk memutuskannya karena gak ada data? Atau ingin berbagi informasi mengenai uji coba yang pernah dilakukan selama bekerja di Alterra tapi tidak tahu harus lewat mana? Datanglah ke research team, para researcher Alterra akan berikan solusinya!

 

Apa Sih Keuntungan Memiliki Asuransi Perjalanan?

Banyak orang yang tentu malas harus membayar lebih untuk asuransi perjalanan. Pasalnya banyak yang belum teredukasi dengan baik, sehingga orang tersebut pun merasa belum membutuhkan asuransi perjalanan. Kebanyakan orang hanya tahu asuransi perjalanan hanya difokuskan pada perlindungan akan risiko kecelakaan saat perjalanan. Tapi pada faktanya, manfaat yang akan kamu dapatkan jauh lebih banyak dari sekedar perlindungan kecelakaan. Ada baiknya jika kamu mulai menggunakan asuransi perjalanan. Agar lebih yakin, coba simak beberapa keuntungan memiliki asuransi perjalanan berikut ini!

 

Keuntungan asuransi perjalanan

(Foto: Pexels)

 

  1. Bagasi hilang atau rusak? Enggak perlu bingung!

Permasalahan dengan bagasi memang menjengkelkan. Karena mungkin harga bagasimu yang mahal ternyata tidak diperlakukan dengan baik. Alhasil, kopermu pun bisa rusak.

Tak hanya rusak, beberapa orang juga merasakan kehilangan koper. Apalagi jika rute pesawat atau transportasi umum yang kamu gunakan ternyata harus melewati waktu transit. Koper hilang ini tentu rawan terjadi. Tapi pastinya jadi merusak mood liburan banget, kan?

Nah, keuntungan yang kamu dapatkan jika menggunakan asuransi perjalanan saat mengalami persoalan ini adalah, kamu akan mendapatkan kompensasi atas hilang atau rusaknya kopermu. Kamu hanya perlu melakukan klaim ke asuransi agar kamu langsung mendapatkan kompensasimu.

  1. Ganti rugi atas pembatalan atau penundaan perjalanan

Namanya transportasi umum, pasti pembatalan atau penundaan perjalanan jadi masalah sehari-hari yang terjadi. Bisa karena cuaca, atau mungkin kendaraan yang mengalami kerusakaan. Hal itu memang lumrah terjadi, tapi pasti jadi merusak waktu perjalananmu.

Tak hanya koper yang rusak, ketika kamu mengalami masalah yang satu ini pun, kamu akan mendapatkan kompensasi yang setimpal dari asuransi perjalanan yang kamu pilih. Kompensasi bisa berupa sejumlah uang. Tapis elain itu, bisa juga berupa sebuah kamar hotel.

Misalnya ketika kamu bepergian menggunakan pesawat. Lalu, pesawat tidak bisa pergi  pada hari tersebut. Kamu bisa mendapatkan sebuah kamar hotel untuk kamu beristirahat sambil menunggu jadwal pesawatmu. Pokoknya tinggal ajukan klaim, sehingga kerugianmu bisa teratasi.

  1. Biaya medis ketika sakit

Tentu akan sangat tidak menyenangkan jika kamu harus jatuh sakit di tengah-tengah bepergian. Tapi memang hal itu bisa saja terjadi, mungkin karena kamu tidak cocok dengan cuaca atau makanan pada daerah yang kamu tuju.

Tapi jangan khawatir, ketika menggunakan jasa asuransi perjalanan, kamu bisa mendapatkan biaya medis ketika kamu tiba-tiba jatuh sakit. Apalagi mengingat kalau perjalanan jauh, mungkin rumah sakit di negara destinasimu pun membutuhkan biaya yang cukup besar.

Jika hal itu terjadi, pihak asuransi perjalanan akan menanggung biaya tersebut. Kamu pun tak perlu takut tidak bisa membayar keseluruhan jumlah biaya perawatan tersebut.

Baca juga: Mau Jalan-Jalan? Simak 5 Tips Traveling Hemat Berikut Ini

  1. Dokumen yang hilang bisa ditanggung juga, lho!

Ketika melakukan perjalanan ke luar negeri, tentu dokumen-dokumen, seperti paspor atau KTP akan sangat penting. Bagi orang yang teledor, mungkin bisa saja kehilangan paspor di tengah-tengah perjalanan.

Tak perlu takut, karena asuransi perjalanan tentu akan membantumu dalam hal ini. Ketika kamu menggunakan asuransi perjalanan, kamu akan diberikan sejumlah dana untuk menanggung biaya yang dibutuhkan saat menerbitkan ulang dokumen yang hilang.

  1. Tempat tinggalmu pun terjamin

Merencanakan untuk berlibur bersama keluarga, tapi masih bingung tempat tinggal tidak ada yang jaga? Ketika kamu menggunakan asuransi perjalanan, keamanan tempat tinggalmu selama ditinggalkan akan jadi tanggung jawabnya juga.

Asuransi perjalanan akan menjaga keamanan tempat tinggalmu secara menyeluruh. Jika terjadi hal yang tak diinginkan, seperti kebakaran atau bencana alam selama kamu pergi, kamu juga bisa mendapatkan kompensasi dari asuransi perjalanan yang kamu pilih.

Tak berhenti sampai di situ, bahkan jika terjadi pencurian pun asuransi perjalanan akan mengganti kerugian finansial yang kamu alami. Kamu hanya tinggal menikmati liburanmu saja deh!

 

Gimana banyak sekali kan manfaatnya? Apakah kamu tertarik untuk menggunakan asuransi perjalanan di waktu mendatang?

Jadi Barang Penting, Ini Tips Merawat Earphone dengan Mudah

Selama bekerja barang apa yang berada di sampingmu dan selalu kamu bawa. Tentu selalu laptop dan dokumen yang wajib kamu bawa saat kerja, rasanya kurang lengkap jika bekerja tanpa mendengarkan musik. Apakah kamu salah satu orang yang bekerja sambil mendengarkan musik menggunakan earphone setiap harinya? Nah, agar lebih awet tentu kamu harus tahu cara merawat earphone dengan benar. Apalagi barang kecil satu ini selalu kamu bawa setiap harinya. Selain jangan hilang, perhatikan juga cara merawatnya berikut ini ya!

Tips merawat earphone dengan mudah

(Foto: Pexels)
  1. Rapikan dan gulung kabel earphone dengan rapi

Permasalahan yang sering terjadi pada earphone adalah terjadi kerusakan pada bagian kabel. Memang hal ini juga terjadi pada kabel charger, yang memang sangat rentan rusak. Maka dari itu, hal yang harus kamu lakukan untuk merawat earphone adalah dengan merapikan dan menggulung kabel earphone dengan rapi.

Menggulungnya pun tidak boleh sembarangan, lho. Ikuti beberapa cara ini ya:

  • Gunakan tiga jari tengahmu, lalu gulungkan kabel memutari ketiga jari tersebut.
  • Gulung kabel hingga tersisa 10cm.
  • Perlahan lepaskan ketiga jarimu.
  • Pegang gulungan kabel dengan dua jari, hingga ada bolongan pada bagian tengah kabel.
  • Gunakan sisa kabel yang tidak tergulung untuk mengikat kabel yang sudah digulung.
  • Masukkan bagian ujung earphone pada bagian tengah gulungan tersebut.

Kalau masih bingung, coba klik di sini ya.

  1. Hindari volume maksimal

Selain bisa merusak gendang telinga jika mendengarkan musik terlalu kencang, ternyata ketahanan earphone juga bisa berpengaruh oleh volume ketika kamu menggunakannya.

Hindari penggunaan volume maksimal ketika mendengarkan lagu. Hal ini karena volume yang maksimal terus-menerus bisa membuat komponen earphone lebih rentan rusak. Selain itu suara yang dikeluarkan pun menjadi tidak jernih lagi karena hal tersebut.

Bagaimana mencari tahu bahwa earphone kamu sudah terlalu sering dipakai dengan volume terlalu kencang? Coba kamu perhatikan apakah ketika kamu mendengarkan musik, suara terdengar dari luar meskipun sudah dengan volume kecil? Itu tandanya earphonemu sudah “bocor.”

Jangankan earphone-mu tentu kalau volume terlalu kencang, lama kelamaan bisa merusak telingamu. Efeknya bisa megurangi kepekaan telinga pada suara-suara pelan. Tidak mau kan hal ini terjadi padamu? Jadi, mulai dengarkan musik dengan volume normal saja ya!

Baca juga: Kerja Kerus Tapi Santuy

  1. Mengeringkan telinga dan jauhkan dari air 

Barang elektronik ketika bertemu dengan air ya tentu akan menjadi rusak. Karena earphone tergolong kecil, banyak yang tidak memerhatikan ini. Jauhkan earphone dari bentuk air apapun agar tidak konslet.

Kamu pun ada baiknya untuk membersihkan telinga sehabis mandi atau terkena hujan. Pastikan telinga benar-benar bersih dan kering saat mengenakan earphone ya.

 

Ketiga tips di atas tentu mudah untuk dilakukan, bukan? Setelah membaca ini jangan lupa dipraktekkan ya!

Pengumuman Pemenang Kompetisi KAMIS!

Hello, Alterrans!

Akhirnya berakhir juga kompetisi KAMIS kali ini. Terima kasih kepada 24 peserta yang telah berpartisipasi. Setelah menimbang dengan cukup berat, akhirnya panitia pun berhasil mendapatkan 3 pemenang dengan tulisan terbaik.

 

Siapa sajakah ketiga pemenang tersebut?

 

Apakah kamu salah satu diantaranya?

 

*Drum roll please* 

 

 

Selamat ya kepada para pemenang yang berhak mendapatkan hadiah dari KAMIS. Untuk yang belum menang, tenang saja masih akan banyak kompetisi menulis lainnya. Sambil menunggu, Alterrans juga masih bisa menjadi kontributor dengan mengirimkan tulisan ke [email protected].

 

Sekali lagi, selamat kepada para pemenang! 

×

How can we help you?

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar produk atau bisnis dengan Alterra, silakan isi form di bawah ini. Kami dengan senang hati akan menjawab dan membantu Anda.