Hai, aku Lina, salah satu Alterrans yang bekerja di kantor Malang. Sebelum bergabung di Alterra sebagai Performance Specialist, aku merupakan alumni Alterra Academy pada program Quality Engineer. Setelah lulus dari Academy, memang para alumni diwajibkan mengikuti kontrak kerja selama satu tahun dengan penempatan awal di Malang.
Namun tantangan untuk diriku bertambah satu lagi dibandingkan teman-teman alumni Alterra Academy lainnya, karena seluruh anggota timku berada di Jakarta, jadi aku berada di Malang sendirian. Itulah mengapa saat welcoming session kemarin tidak ada perwakilan langsung dari tim aku yang menyambut, karena memang tidak ada yang di Malang pada tanggal tersebut.
Sebelum bergabung di Alterra, memang aku sudah terbiasa dengan remote working atau kerja jarak jauh pada pekerjaan sebelumnya, sehingga ketika dihadapkan dengan kondisi kerja jarak jauh pada saat mulai bekerja di Alterra, jadinya saya pun tak bingung lagi.
Bagaimana rasanya kerja jarak jauh?
Pertama kerja jarak jauh di Alterra rasanya kesepian karena tidak punya rekan setim yang bisa diajak ngobrol langsung dan have fun setelah jam kerja. Walaupun demikian, rekan-rekan dari divisi lain di Malang ternyata sangat friendly dan enak untuk diajak diskusi, sehingga aku tidak merasa kesepian lagi.
Kadang-kadang aku suka mengikuti kegiatan divisi sebelah, terutama kalau ada hubungannya dengan bersenang-senang. Rekan setimku di Jakarta juga sangat membantu, kalau aku butuh bantuan, aku hanya perlu meninggalkan pesan di Telegram atau buat janji untuk teleconference di aplikasi Zoom.
Tiap minggu juga ada rapat mingguan bersama tim lewat Zoom, sehingga bisa tahu progress hingga blocker semua rekan setim. Kalau ada blocker dari diri sendiri, kita bisa mencari solusinya bersama. Dengan cara tersebut, aku sudah tidak merasa kesepian lagi.
Selain kesepian, terkadang aku merasa bingung jika ingin melakukan diskusi ketika menemukan blocker dalam pekerjaan, sehingga aku sering merasa produktivitasku berkurang hanya karena hal ini. Apalagi jika melihat temanku yang sedang asyik berdiskusi bersama timnya ketika menemui rintangan terkait pekerjaan.
Ingin meminta tolong pada rekan setim di Jakarta rasanya kurang enak, apalagi aku merasa permasalahan mengenai blocker bukanlah masalah besar. Tapi karena situasi ini, aku jadi belajar untuk mandiri mencari solusi kreatif untuk menyelesaikan masalahku sendiri.
Aku merasa beruntung karena rekan kerjaku di Alterra mudah untuk dimintai bantuan atas masalah yang aku temui. Berdasarkan beberapa kejadian, ketika aku bertanya mengenai sesuatu permasalahan, masalah tersebut justru menjadi inspirasi untuk hal-hal lain. Solusi ditemukan, ide baru pun kudapat!
Baca juga: Saatnya Coba Hemat Gaji untuk Siapkan Dana Darurat!
Tidak hanya hal yang sedih saja, kerja jarak jauh juga ada sisi menyenangkannya kok. Untuk aku yang kurang terbiasa bekerja di lingkungan ramai dan terstruktur, dengan sistem jarak jauh membuatku lebih fokus pada pekerjaan aku. Apalagi atasanku sendiri memberi kebebasan dalam menentukan target dan gaya kerja, selama target bisa tercapai tepat waktu.
Dengan begitu, aku semakin termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin, karena aku bertanggung jawab atas pilihanku sendiri. Kadang karena lingkungan kerja yang sangat mendukung, sering timbul inisiatif untuk melakukan langkah ekstra dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Bekerja pun terasa lebih rileks, buktinya aku masih sempat menulis untuk Kamis!
Selama hampir sebulan bekerja jarak jauh, ternyata rasanya menyenangkan, jauh di luar ekspektasi awal yang kukira akan berat menjalaninya. Bahkan ternyata teman satu mejaku banyak yang mengalami hal sama saat baru bekerja di Alterra. Jadi, aku pun merasa tidak sendiri.