Selamat hari Kartini untuk semua perempuan di Alterra. Bagaimana kamu merayakan hari Kartini tahun ini? Mungkin ada yang sedang berjuang untuk menyelesaikan pekerjaan, atau mungkin sedang struggling bekerja di rumah karena harus membagi waktu untuk mengurus anak dan suami. Apapun itu, ingat perjuangan kamu tidak sia-sia!
Untuk merayakan hari Kartini tahun ini, tim KAMIS mewawancari Yeti Kurni Damayanti, selaku Operations Manager Alterra dan salah satu sosok leader perempuan yang berhasil memberikan impact bagi kesuksesan Alterra. Gimana wawancara lengkapnya? Yuk, silakan langsung disimak!
________________________________________________________________________________________________________
Q: Sebagai salah satu leader di tim OPS yang selalu berhubungan dengan Customer, apa sih kiat-kiat dari Mbak Yeti supaya kerja itu bisa selalu Customer Focus?
A: Kiat-kiat ya, pertama yang harus dilakukan sih kita kenali dulu siapa customer-nya. Yang kedua kita cari tahu dulu keluhan yang dihadapi oleh customer, kita coba memberikan solusi kepada mereka. Yang terakhir, jangan ragu untuk minta feedback untuk perbaikan kita kedepannya.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Pernah enggak sih Mbak menemukan permintaan customer yang sebenarnya sulit tapi mau enggak mau dijalanin?
A: Ya itu sering terjadi ya, di OPS terutama. Ada saja permintaan yang aneh-aneh, cuma ya biasanya kita edukasi dulu kan. Sebenarnya apa sih yang biasa tim OPS lakukan? Kalau misalkan cara edukasi masih belum berhasil, mau tidak mau biasanya kita deal-deal-an dulu nih misalkan, “Ya udah coba dulu ya tiga bulan.” Kalau tiga bulan masih kesulitan, baru kita bantu.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Customer itu bisa internal dan eksternal, khususnya di Alterra. Gimana Mba Yeti menangani complain customer? Gimana cara mengembalikan kepercayaan customer yang mungkin sebelumnya kurang puas dengan hasil kerja kita?
A: Pertama tuh biasanya kita terima dulu semua keluhannya. Jadi kalau dia memang marah atau ngomel ya kita terima, kita mendengarkan terlebih dahulu. Lama-lama nanti juga akan redam sendiri dengan kita berempati, lalu menggunakan komunikasi yang baik juga ke customer. Itu juga yang membuat customer lebih merasa safety ya ke kitanya. Kita juga harus bertanya dan memastikan lagi, sebenarnya akar masalahnya apa sih? Setelah customer ini benar-benar reda marahnya. Jika sudah tahu, dari situ kita bisa menentukan solusi apa yang tercepat untuk menangani masalahnya.
Nah, gimana cara mengembalikan kepercayaan customer yang sebelumnya kurang puas? Biasanya kita kasih data yang transparan ke customer, kalau misalkan ada issue ya. Kita benar-benar berkomitmen untuk memberikan solusi yang terbaik untuk mereka, supaya kedepannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kembali.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Tadi Mbak Yeti sempat bilang, menggunakan komunikasi yang baik kepada customer. Gimana sih cara berkomunikasi yang baik menurut Mbak? Kadang ketika mendengar complain, ada kalanya beberapa orang jadi ikut terbawa emosi. Gimana cara untuk tetap memiliki vibe yang positif?
A: Dulu saya juga kan memulai karier sebagai Customer Service, saya belajar bahwa ketika melayani pelanggan itu di depan harus ada kaca. Kenapa? Supaya kita bisa berkaca dengan diri kita sendiri. Jadi misalkan kita emosi, atau kesal sama orang, kan raut muka kita pasti terlihat enggak enak, nada berbicara pun akan jadi berbeda.
Kita harus bisa melayani customer dengan tersenyum, meskipun kita marah. Tapi nanti yang diterima customer akan juga berbeda, jadi lebih positif. Jadi cermin itu untuk kita wajib, supaya kita lihat sendiri muka dan intonasi kita seperti apa.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Mengingat ini hari Kartini, sebagai woman leader, banyak orang yang memandang sebelah mata kalau dipimpin oleh seorang wanita. apa pandangan mbak terhadap hal ini?
A: Menurut aku hampir semua perusahaan pasti akan menyamaratakan antara pria dan wanita. Wanita itu juga kan memiliki peran sendiri ya, sebagai ibu juga. Misalkan seperti saya working mom, di mana saya harus bisa membagi waktu kapan saya menjadi ibu dan kapan saya bisa menjadi wanita karier seperti ini.
Cara membuktikannya bahwa wanita itu bisa capable atau tidak dan supaya tidak dipandang sebelah mata di dunia pekerjaan, biasanya kita harus sering-sering belajar, baca buku, ikut seminar dan training. Ada kesadaran diri untuk terus mengasah kemampuan diri. Jangan lupa juga action dan attitude juga harus bagus. Pintar saja tidak cukup, jadi harus diimbangi dengan action dan attitude yang baik juga.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Tapi apakah Mbak pernah merasa down karena dipandang sebelah mata? Ketika mungkin ketemu lingkungan yang didominasi oleh pria?
A: Kalau diibaratkan dengan bertarung, atau meeting lah sekali pun. Ya kita bisa punya senjata dengan menggunakan data, tanpa harus banyak omong. Data itu benar-benar penting sekali, tidak cuma pria yang bisa tapi kita juga harus bisa sebagai wanita.
Makanya tadi saya tekankan, wanita itu jangan malas. Kita harus ada kesadaran diri untuk terus belajar supaya tidak ketinggalan. Dengan seperti itu, apalagi di era sekarang, orang tidak perlu banyak berbicara tinggal kasih data aja sama kasih senyum mungkin ya haha. Itu sudah bisa menjawab pertanyaan mereka.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Nah, menurut Mbak Yeti gimana sih cara menumbuhkan sisi Champion di diri kita sendiri? Sisi yang mau belajar terus, yang bisa menerima feedback negatif, mengevaluasi diri, dan tidak mudah menyerah?
A: Champion itu harusnya bisa jadi mindset, biar kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itu memang tidak mudah, kita harus benar-benar bisa spend waktu untuk mencari tahu apa yang kita rasa paling strong di diri kita. Kita juga harus konsisten terus belajar atau mencapai gol tersebut, dengan tidak mudah menyerah. Kita harus lihat sekeliling juga sih, teman atau rekan kerja mana yang bisa membantu dan mendorong kita supaya bisa jadi Champion.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Tapi beberapa orang ya tentu ada yang “malas” belajar, gimana cara Mba Yeti memotivasi tim yang Mba pimpin untuk terus belajar lagi?
A: Saya juga sebenarnya lagi mencoba belajar lagi nih dengan membaca buku 4DX (The 4 Disciplines of Execution). Dari itu kita benar-benar mengurutkan sasaran kita tuh apa sih? Supaya kita tahu kedepannya mau gimana. Kita juga mengurutkan untuk mencapai sasaran tersebut harus apa? Misalnya, ya bisa dimulai dengan baca buku.
Dari situ kita akan buat Gsheet ya untuk melihat progres. Kalo misalkan kita terus isi setiap hari dan setiap minggu, lambat laun baca buku itu akan menjadi kebiasaan. Biasanya dalam tiga minggu kita mulai rutin membaca walaupun hanya selembar atau dua lembar itu akan menjadi habit yang bagus. Jadi tidak terpaksa lagi untuk membaca buku.
Yang penting itu memang mulai dulu. Tapi mulai dengan mempersiapkan dashboard untuk melihat progres yang sudah dilakukan. Kalau kita tidak punya dashboard untuk melihat ya percuma, karena tidak ada urgensi untuk melanjutkan baca bukunya. Jadi ya bisa entar lagi saja bacanya.
Mungkin kalau zaman SD dulu ada jadwal pelajaran, jadi kita tahu kapan pelajaran ini atau itu. Kalau sekarang score board, sudah baca berapa lembar? Berapa banyak dan apa sih yang didapat di BAB 1 dan BAB 2? Seperti itu.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Dari Mba Yeti adakah kesan pesan untuk teman-teman Alterrans yang mungkin sudah merasa burnout bekerja di rumah?
A: Harus lebih banyak bersyukur ya menurut aku, apalagi di dalam kondisi sekarang. Banyak banget teman-teman kita di luar sana yang kena PHK, bahkan tidak dapat pesangon yang layak dan segala macam. Di sini kita masih bekerja dengan baik, digaji sesuai, tidak ada potongan dan lainnya. Jadi banyak-banyak bersyukur dan ikhlas, dan mari kita berkontribusi bersama lagi sih.
________________________________________________________________________________________________________
Q: Terakhir, adakah pesan dari Mba Yeti untuk perempuan bekerja di luar sana agar tidak mudah menyerah meskipun dipandang sebelah mata?
A: Jangan pernah merasa kecil hati. Kita sebagai wanita justru harus lebih kuat karena kita menopang dua peran sekaligus, sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai karyawan. Yang paling penting juga kita harus belajar apapun itu, tidak cuma baca buku, training, atau seminar. Mungkin kalau hobinya menonton gitu ya, kadang terselip juga beberapa pesan moral yang bisa kita implementasikan dalam pekerjaan sehari-hari.
Dan please jangan lupa untuk menghargai diri sendiri. Lebih banyak bersyukur terhadap diri sendiri juga salah satu cara yang bisa membuat kita semakin kuat.
________________________________________________________________________________________________________
Nah itu dia, jadi intinya untuk para perempuan yuk jangan sampai kamu berhenti untuk belajar dan memperkaya diri dengan ilmu. Untuk melihat video cuplikan wawancaranya, yuk langsung silahkan langsung menuju video di bawah ini. Sampai bertemu di #RealStory selanjutnya ya!