“Tria, kamu itu terlalu pintar.”
Kata-kata Mas Boy sukses membuat air mata yang sedang berusaha kutahan mengalir bebas.
Adegan tersebut adalah cuplikan dari pengalamanku ketika menjalani training bootcamp di Sepulsa Lodge, Malang, 1 tahun 11 bulan yang lalu
Perkenalkan! Namaku Triannisa, tapi biasanya di Alterra aku biasa dipanggil Tria, seorang Software Engineer di Alterra. Dulunya, aku adalah salah satu ‘kelinci percobaan’ angkatan pertama bootcamp yang diadakan oleh Alterra yang bernama Alpha Tech Academy, yang sekarang sudah berganti nama menjadi Alterra Academy.
‘Jadi kelinci percobaan angkatan pertama berat banget ya sampai nangis-nangis gitu?’
Haha kalau kalian penasaran mengenai paragraf awal yang kutulis, itu sebenarnya hanya cuplikan dari perkataan Mas Boy sebagai trainerku. Jadi dulu aku adalah salah satu trainee yang tidak mempunyai background coding sama sekali. Pada saat live coding pertama, aku menjadi salah satu trainee yang mendapatkan nilai paling jeblok dan harus mengikuti sesi mentoring personal. Saat itu Mas Boy mencoba menjelaskan padaku bahwa komputer adalah alat yang bodoh, namun komputer dapat menghitung dengan cepat.
Karena komputer ini bodoh, kita harus menguraikan cara memecahkan persoalan dengan membaginya menjadi logika-logika sederhana agar mudah dipahami komputer. Jadi waktu itu Mas Boy mencoba menjelaskan bahwa aku ‘terlalu pintar’ karena terbiasa memecahkan permasalahan dengan cepat tanpa menguraikannya terlebih dahulu agar bisa diselesaikan dengan solusi-solusi sederhana, berbeda dengan cara ‘berpikir’ komputer, sehingga aku kesulitan untuk menuliskan perintah kepada komputer melalui code.
Kata-kata mas Boy adalah salah satu dari sekian banyak kata-kata penyemangat yang diberikan oleh orang-orang di Alterra kepadaku. Kuakui, tidak mudah untukku keeping up dengan teknologi yang semakin hari semakin banyak berkembang, namun kerennya di Alterra, budaya apresiasinya sangat kental. Para Alterrans selalu menghargai, sekecil apapun impact yang kita buat. Hal ini menjadi salah satu yang membuatku betah dan bangga menjadi bagian dari Alterra.
Lalu, dari sekian banyak itu, kenapa perkataan mas Boy yang paling teringat? Kalau itu mungkin jawabannya karena hal ini pernah disinggung oleh CEO Alterra sendiri di salah satu All Minds:
“Jadi di Academy itu, pernah ada yang sambil nangis pas one-on-one, tapi ya walau nangis tetap belajar. Luar biasa kan?”
Iya, orang yang dimakud mas Ananto saat itu; itu aku!